Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Secara umum, daging dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni daging merah dan daging putih.
Selama beberapa dekade, daging merah telah mejadi pusat kontroversi kesehatan di kalangan peneliti.
Apa itu Daging Merah
Daging merah merupakan daging yang berwarna kemerahan saat mentah. Dilansir dari laman Taste of Home, warna kemerahan tersebut berasal dari tingginya jumlah mioglobulin, protein dalam daging yang menyimpan oksigen di otot.
Menurut Dietary Guidelines for Americans, jenis daging termasuk daging merah antara lain daging sapi, babi, domba, kambing, rusa, bison, dan rusa. Daging dari unggas seperti ayam atau kalkun dikategorikan sebagai daging putih.
Daging merah olahan, seperti sosis, bacon, dan dendeng dapat diawetkan dengan pengasapan, pengasinan, dan atau pemberian bahan tambahan kimia.
Nutrisi Daging Merah
Melansir Healthline, daging merah menyediakan protein, lemak, dan berbagai zat gizi mikro. Pada daging sapi, protein yang dihasilkan tergolong lengkap karena mengandung semua asam amino esensial yang harus didapatkan manusia dari makanan.
Daging sapi juga mengandung vitamin B12 yang diperlukan oleh sistem saraf, serta zat seng yang penting untuk sistem kekebalan tubuh. Cara sapi dibesarkan juga dapat mempengaruhi komposisi gizinya.
Sebagai contoh, daging dari sapi yang diberi makan rumput biasanya mengandung lemak jenuh yang lebih rendah dan asam lemak omega-3 yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging dari sapi yang diberi makan biji-bijian.
Daging merah olahan, seperti bacon dan sosis, umumnya lebih tinggi garam dan mengandung pengawet lainnya.
Bahaya Konsumsi Daging Merah
Beberapa studi observasional menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dapat dikaitkan dengan risiko penyakit jantung dan kanker, terutama kanker kolokteral dan payudara. Memasak dengan suhu tinggi, seperti memanggang, juga dapat menghasilkan senyawa pemicu kanker.
Meski demikian, penting untuk mengingat bahwa kebanyakan studi yang telah dilakukan bersifat observasional sehingga cenderung memiliki variabel pengganggu yang lain.
Misalnya, sebuah studi observasional mungkin menyebutkan bahwa individu yang kerap mengonsumsi daging merah memiliki kesehatan yang lebih buruk. Namun, individu tersebut juga memiliki kebiasaan lain yang tidak sehat, seperti merokok, sering minum alkohol, dan lain sebagainya.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca :
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini