Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Warga Amerika Serikat sedang dilanda euforia Super Bowl LVIII yang mempertemukan Kansas City Chiefs dan San Francisco 49ers. Pertandingan pada Minggu malam waktu setempat, 11 Februai 2024, dimenangi Chiefs dengan skor 25-22.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kekecewaan sudah pasti dialami para pendukung tim yang kalah. Tak hanya berlaku di arena sepakbola Amerika, kekecewaan karena tim favorit menelan kekalahan juga bisa dialami para penggemar olahraga lain, seperti sepakbola dan basket. Tak hanya kecewa, hal itu juga sering menyebabkan para pendukung depresi. Pakar pun memberi saran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski tak termasuk dalam kondisi medis, depresi para penggemar olahraga adalah pengalaman yang cukup berat. Menurut konselor profesional Jill Lamar, depresi para pendukung tim bisa berkembang jadi kesedihan, frustasi, mati rasa, dan kurang berminat melakukan aktivitas yang sebelumnya digemari. Emosi ini bisa berlangsung dua minggu atau lebih setelah kekalahan tim favorit.
"Pikiran mungkin teralihkan dari pekerjaan dan tak tertarik bersosialisasi, terutama saat musim kompetisi yang menyatukan dengan penggemar lain telah berakhir," katanya kepada Fox News Digital.
"Waktu, usaha, uang. Menjadi penggemar olahraga melibatkan ketertarikan yang sama dan membangun komunitas," tutur psikolog di NYU Langone, Christopher La Lima. "Perasaan kehilangan bisa terjadi dalam banyak cara, seperti juga kehilangan orang kesayangan, hubungan, aspek kesehatan, pekerjaan, atau peran yang membuat orang merasa berguna. Meski depresi penggemar olahraga tak termasuk diagnosis kesehatan mental formal, tekanan emosionalnya sungguh nyata. "
Cara mengatasi
Tak ada tim yang selalu menang. Lamar dan La Lima pun memberi beberapa tips bagaimana mengatasi kesedihan setelah kekalahan tim idola. Lamar menyarankan menempatkan segalanya dalam perspektif yang bisa membantu mengubah pandangan penggemar itu, apakah hasil pertandingan seperti yang diharapkan atau tidak.
"Jangan biarkan minat pada olahraga mengalahkan aspek-aspek penting lain dalam hidup," sarannya.
Sementara La Lima menganjurkan penggemar olahraga untuk berpikir secara fleksibel. "Penyelesaian masalah dan kontrol impuls bisa meredakan emosi negatif ini agar tak bertambah parah," nasihatnya.