Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dermatolog Ingatkan Ancaman Gigitan Serangga dan Penyakit Kulit saat Banjir

Waspadai penyakit kulit akibat gigitan serangga yang bisa terjadi saat banjir. Berikut saran pencegahan dari dermatolog.

27 Desember 2024 | 20.41 WIB

Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dermatolog RA Putri Ambarani meminta warga mewaspadai penyakit kulit akibat gigitan serangga yang bisa terjadi saat banjir. Dia mengingatkan gigitan serangga, terutama saat banjir, dapat menyebabkan reaksi alergi atau infeksi sehingga sebaiknya tak disepelekan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pada saat bencana, tidak hanya banjir, di lingkungan sekitar itu sering serangga seperti nyamuk, lalu lipan keluar, jadi tidak terkontrol, mudah sekali berisiko terjadi gigitan serangga," katanya, Jumat, 27 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Putri menyarankan warga menyiapkan losion antiserangga di rumah untuk mencegah gigitan serangga dan berpotensi menyebabkan penyakit kulit. Ada baiknya losion ini menjadi salah satu yang disediakan di dalam kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di rumah, selain perban, plester, alkohol, gunting, kain kasa medis, masker pernapasan, sarung tangan medis, obat luka, dan sebagainya.

"Memang ada baiknya menyediakan P3K di rumah sehingga pada kondisi bencana seperti banjir bila terjadi luka bisa siap merawat sendiri, membersihkan dengan cairan yang dianjurkan, diberi obat merah, ditutup, perawatan luka ringan. Dari gigitan serangga (menyebabkan gatal) digaruk, lalu terjadi luka, kemasukan bakteri dan terjadi infeksi," papar spesialis dermatologi venereologi estetika di RS Pondok Indah itu.

Waspadai penyakit kulit
Ia juga mengingatkan warga segera membersihkan kaki dan bagian tubuh lain yang terkena air banjir untuk mencegah penyakit kulit seperti dermatitis kontak atau eksim.

"Apabila kaki terendam, terpaksa berjalan di genangan air, jangan terlalu lama kalau bisa. Segera dikeringkan dan dibersihkan sehingga tidak menyebabkan kerusakan kulit yang akhirnya menimbulkan penyakit kulit," sarannya.

Putri menyarankan warga mengenakan alas kaki yang tertutup, berbahan karet, dan sebisa mungkin menghindari kontak dengan air banjir tanpa pelindung. Ia juga menganjurkan sebaiknya sebisa mungkin menjaga kebersihan tubuh meski mungkin sulit dilakukan, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan sesudah menyentuh barang.

Adapun, penyakit kulit yang dapat muncul saat banjir salah satunya dermatitis kontak atau radangkulit, terutama dermatitis kontak iritan. Penyakit ini ditandai gejala seperti kulit terasa gatal, ruam kemerahan, dan nyeri. Putri menuturkan pada prinsipnya air merupakan bahan iritan. Apalagi air banjir yang banyak mengandung bahan iritatif seperti deterjen, pestisida, zat kimia lain, sehingga dapat menyebabkan kulit meradang, bercak merah disertai rasa terbakar, gatal, dan panas.

"Berat ringannya dermatitis ini bergantung lamanya terendam dalam air. Jadi, semakin lama terendam, semakin rusak kulit tersebut, semakin berat kondisi dermatitisnya," tuturnya.

Karena itu, demi mencegah terkena penyakit ini, Putri mengingatkan untuk menjaga kebersihan diri dan sebisa mungkin mengenakan alas kaki tertutup saat berkontak dengan air banjir. Lalu, apabila sudah terjadi kondisi dermatitis maka usahakan tidak menggaruk kulit yang gatal, mengompres area yang terkena dengan kompres dingin, dan hindari zat pemicu iritasi seperti air banjir.

Selain itu, pantau kondisi dengan saksama dan perhatikan ada atau tidaknya perburukan gejala seperti ruam meluas dan semakin nyeri. Bila itu terjadi, segeralah berobat ke fasilitas kesehatan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus