Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Deteksi HMPV Bisa dengan Swab PCR, Berikut Penjelasan Dokter Paru

Swab PCR termasuk pengecekan standar untuk mengetahui jenis virus yang masuk ke tubuh melalui jalur udara, di antaranya HMPV.

14 Januari 2025 | 19.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas medis melakukan tes usap kepada petugas pertemuan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa 24 Mei 2022/ Tes usap bagi semua delegasi dan petugas tersebut untuk mendukung kegiataan GPDRR 2022 di Bali agar berjalan dengan aman, inklusif dan sesuai dengan protokol kesehatan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pulmonolog dan spesialis kedokteran respirasi di RSUI Depok, Irandi Putra Pratomo, mengatakan metode usap hidung PCR bisa dilakukan untuk mendeteksi Human Metapneumovirus atau HMPV. Ia menjelaskan metode usap hidung seperti PCR pada kasus virus di saluran pernapasan termasuk dalam pengecekan standar untuk mengetahui jenis virus yang masuk ke tubuh melalui jalur udara ketika seseorang mengalami gejala pernapasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Untuk HMPV sendiri sudah ada sebenarnya seperti ini. Jadi, skenario yang bisa saya bayangkan adalah ketika seseorang mengalami gejala pernapasan, termasuk dengan khasnya gejala terinfeksi virus seperti demam, kemudian menggigil, juga sesak napas, pada akhirnya idealnya kita periksa dengan swab hidung, kemudian periksakan PCR,” kata Irandi dalam diskusi daring tentang HMPV, Selasa, 14 Januari 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prinsip kerja swab PCR adalah mengambil sampel pada rongga hidung dan diperiksa di laboratorium untuk menemukan virus yang ada. Baik pada COVID-19, influenza, dan HMPV metode ini sama dan bisa dilakukan dengan PCR multipleks. Virus yang ditemukan juga bukan spesifik satu jenis namun beberapa jenis. Metode ini bisa mendeteksi virus pada saluran pernapasan dan mencegah memberatnya gejala karena cepat ditangani sejak virus hinggap di sel tubuh selama 3-6 hari.

“Kalau dalam rangka pengobatan kita tahunya PCR untuk jenis virus apa. Jadi, cukup untuk mendiagnosis yang tadi, alat diagnosisnya yang bisa swab untuk ketahuan virus influenza atau RSV, atau MPV, atau SARS-CoV-2. Saya pikir itu sudah cukup,” jelasnya.

Belum ada obat dan vaksin
Ia menjelaskan untuk virus HMPV belum ada obat dan vaksin spesifik yang bisa menyembuhkan. Untuk gejala infeksi seperti peradangan, demam, menggigil, dan sesak napas bisa diobati dengan obat yang tersedia. Sementara vaksin HMPV dalam waktu dekat belum akan dikeluarkan karena belum dalam kategori mendesak.

Sementara untuk perlindungan kesehatan secara keseluruhan, Irandi menyarankan menjaga pola hidup sehat sejak dini dan makan makanan bergizi agar imunitas meningkat. Selain itu, perlu juga menjaga jarak dengan orang yang terlihat sakit dan ada riwayat bepergian ke luar negeri, yang dapat membawa risiko penyakit dari negara lain.

Irandi mengatakan bila ada gejala demam, menggigil selama 3-6 hari tidak membaik setelah diberikan obat-obatan, maka dianjurkan memeriksakan diri ke IGD. Pada lansia yang memiliki komorbid seperti diabetes perlu dijaga gula darahnya jangan sampai terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dan pada anak-anak yang sedang sakit sebaiknya beristirahat di rumah dan hindari kerumunan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus