Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dia itu "seperti sumur"

Pak kiran, 51, dari desa sukosewu, blitar, ja-tim dapat mengobati berbagai penyakit. pasien umumnya pernah berobat ke rumah sakit. banyak pejabat yang berobat, misalnya eks menteri ir. sutami. (ksh)

31 Maret 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Sukosewu, perkampungan Pak Kiran, mereka umumnya pernah gagal berobat di rumahsakit, bahkan di luar negeri sekalipun. Antara lain Kapten Kohar, pilot Indonesia yang sudah ke Jerman dan Amerika untuk mengobati kanker tulang di kakinya. Dua tahun lalu, pilot itu menjumpai Pak Kiran dengan kaki yang kurus kering. Sekarang kakinya membesar kembali. Dan dengan tongkat penyangga, penerbang kita sudah bisa berjalan lagi. "Di sini saya memperoleh ketenangan," kata Ny. Fauzi dari Medan. "Di Singapura, meskipun makanan dan tempatnya mewah, saya selalu gelisah." Isteri seorang pengusaha perkebunan itu yang pernah pergi berobat ke Singapura telah diopname di Sukosewu, dekat Blitar, sejak 8 bulan lalu. Penyakit syarafnya kini sudah hilang. Tanpa obat tidur lagi, Ny. Fauzi sudah biasa tertidur jam 9 malam. Tinggal lagi kanker payudaranya yang masih dirawat. Sofian Elias, adik Ny. Adam Malik, juga bekas pasien Pak Kiran. Ia sempat berobat di Sukosewu selama 3 bulan, dan baru kembali tanggal 17 Maret lalu. Pada mulanya, ketika lebaran 1978 lalu, tiba-tiba ia sakit. Pembuluh darah yang ada di syaraf otak kecil menyempit. Dua dokter ahli kurang bisa membawa hasil yang memuaskan. Kemudian ia dengar soal Pak Kiran: Begitu Sofian menghadap Pak Kiran, ia diberi minum jamu yang sudah diramu. Setelah dua menit, Pak Kiran bilang "Ngadeo" (berdirilah). Sofian tak yakin: Bagaimana ia bisa berdiri, sedangkan mengangkat tangan pun tak mampu. Tapi kaki Sofian ditepuk 3 kali. Dan alhamdulillah, ia langsung bisa jalan. Sofian menganggap Pak Kiran itu sakti, bisa berada di mana-mana. Contohnya: Ketika ia jalan-jalan tiba-tiba dihampiri mobil Civic nomor B 1412. Sopirnya ternyata Pak Kiran. Sofian dipersilakan naik dan diturunkan di muka rumah Pak Kiran. Begitu masuk ke rumah didapatinya Pak Kiran sedang tidur. Kapten Kohar, Ny. Fauzi dan Sofian termasuk sekian banyak pasien yang menempati kompleks 100 rumah, yang berkapasitas tampung melebihi rumahsakit kabupaten. Pernah tinggal di situ isteri bekas KSAU yang lumpuh sesudah kecelakaan. Dokter mengatakan nyonya itu tak bisa ditolong lagi, "tapi nyatanya dia sembuh berkat tangan Pak Kiran," demikian Ny. Fauzi. Bekas Menteri PUTL Sutami juga pernah berobat ke situ. Pak Kiran tak percaya ketika dinyatakan pasien itu terserang penyakit kekurangan gizi. "Yang benar ia sakit lever," kata sang penyembuh. Sutami mendatangi Pak Kiran tiga kali. Sekarang ia mulai sembuh -- sudah bisa olahraga ringan dan menulis memoarnya. Tapi di samping Pak Kiran, ia juga berobat ke dokter biasa. "Yang jelas untuk berobat ke rumah Pak Kiran itu cocok-cocokan saja," kata seorang anggota keluarganya. Terhadap semua pasiennya, Pak Kiran berkata "Apapun sakitnya, penyembuhnya cuma Tuhan." Orang boleh datang kepadanya, tapi dia sendiri menolak untuk mendatangi pasien. Satu undangan dari pejabat tinggi negara di Jakarta Pebruari lalu, misalnya, telah ditolaknya. "Saya ini kan seperti sumur," kata Pak Kiran. "Tidak ada ceritanya sumur mencari timba. Timbalah yang harus mencari sumur."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus