PENEUMONIA atau radang paru-paru dengan gejala batuk dan panas
yang gawat biasanya hanya menyerang anak-anak sampai usia 3
tahun. Setelah usia itu penyakit ini jarang menyerang. Anak-anak
dalaun usia sedang lucu-lucunya itu kalau sudah terserang, oleh
ibu yang mengira hanya serangan batuk dan panas sering
membiarkan penyakit itu sembuh sendiri. Banyak yang tertimpa
kemalangan karena sikap seperti ini.
Penyakit ini sampai sekarang tidak pilih bulu. Anak-anak dari
yang tua di negara miskin ataupun kaya diserang oleh penyakit
yang disebabkan bakteri bernama peneumococci tersebut. Bakteri
ini biasanya diusir dokter dengan memberikan penisilin atau obat
anti-biotika lainnya. Obat-obatan ini memang ampuh. Tetapi
jangan lupa bakteri-bakteri tersebut telah menunjukan
keuletannya yang hebat di Afrika Selatan (Tempo 24 September
1977). Beberaya peneliti di sana menentukan bakteri penyakit ini
sudah mulai kebal terhadap penisilin dan sebangsanya.
Benar-benar berita buruk.
Namun ada kabar gembira dalam usaha manusia untuk mengatasi
penyakit pneumonia ini. Sejak tiga tahun yang lalu sebuah proyek
riset pneumonia diadalan di University of California, San
Francisco. Pryek itu bertujuan merlgamati kerja vaksin anti
bakteri pneumococci, sebagai penyebab bukan saja pneumonia.
Tetapi juga penyebab radang otak dan infeksi telinga yang bisa
menyebabkan tuli.
Hasil riset tersebut betul-betul membesarkan hati. Sampai tiga
tahun lamanya anak-anak yang diberi vaksin anti pneumococci
ternyata tidak terserang infeksi bakteri tersebut. Sedangkan
anak-anak yang ikut dalam proyek riset tersebut sebagai bahan
banding - 106 orang banyaknya - 8 orang kena infeksi. Dua di
antara mereka meninggal. Semula masa percobaan itu direncanakan
dua tahun saja. tapi untuk lebih meyakinkan diri lagi.
diperpanjang pula sampai tiga tahun. Dan anak-anak yang dapat
vaksin sehat-sehat belaka.
Dalam percobaan tersebut sebanyak 77 orang anak-anak divaksin.
Mereka adalah penderita sicle cell anemia, satu penyakit
kekurangan darah yang diakibatkan oleh sel darah yang tidak utuh
bentuknya: berbentuk bulan sabit. Mereka semua menderita dalam
keadaan gawat.
Penyakit kurang darah bulan sabit ini, banyak menyerang
anak-anak kulit hitam di Amerika Serikat. Di samping pnemonia,
bakteri pnemococci di sana menyerang siapa saja dan
mengakibatkan telinga bagian tengah rusak, dan orang pun jadi
tuli. Saban tahun dia menyerang telinga lebih kurang setengah
juta orang.
"Alasan Utama untuk menyelenggarakan penelitian ini ialah bahwa
penderita sel darah bulan sabit. 200 sampai 300 kali lebih besar
kemungkinannya dapat inpeksi pneumococci dibandingkan dengan
orang sehat," kata Arthur Amman dokter yang memimpin penelitian.
Limpa
Selain mengamat, kerja vaksin anti pneumonia, penelitian tadi
juga meneliti beberapa orang anak yang limpanya hilang karena
kecelakaan. Hasilnya menakjubkan. Mereka ini toh mempunyai
kekebalan terhadap bakteri, sebagaimana orang sehat. Seperti dia
mengetahui anak yang menderita penyakit sel darah bulan sabit,
fungsi limpanya selalu rusak. Padahal organ tersebut kerjanya
merangkap dan membunuh bakteri pneumococci.
"Vaksin yang kami gunakan itu ternyata baik dan sip. Tidak punya
efek samping. Saya harap satu ketika vaksin ini bisa masuk dalam
daftar vaksin yang harus diterima anak-anak. Tapi sayang sampai
kini belum terkumpul keterangan yang cukup lengkap, yang bisa
menjadi jaminan untuk membuatnya sebagai vaksin wajib," ujar
Arthur Amman.
Vaksin tadi dibuat dari bahan kimia, polysaccharides namanya.
Terdapat pada bagian atas sel bakteri pnemococci. Dalam
percobaan di Universitas California itu digunakan 8 macam
bakteri pneumococci. Kemudian proyek penelitian ini akan membuat
vaksin dari bakteri pneumococci yang lebih banyak ragamnya lagi,
dalam beberapa tahu mendatang. Para ahli mengharapkam dalam
beberapa bulan yang akan datang, vaksin anti pneumonia ini sudah
bisa disyahkan oleh Food and Drug Administration, satu lembaga
yang mengurusi bahan makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini