Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dokter Kandungan Beri Saran Menu Makan Bergizi Gratis untuk Ibu Hamil

Ibu hamil yang mendapatkan Makan Bergizi Gratis perlu menambahkan lagi protein pada makanan harian dan MBG hanya sebagai bonus.

13 Januari 2025 | 20.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja menata menu makanan dalam nampan untuk anak sekolah dan ibu hamil di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Khusus Yayasan Arara Visi Hijau di Cimahi, Jawa Barat, 6 Januari 2025. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kandungan dan kebidanan dr. Muhammad Fadli Sp.OG mengatakan Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk ibu hamil dan menyusui bisa dijadikan bonus tambahan untuk melengkapi kebutuhan gizi harian. Menu yang diberikan program pemerintah dan terdiri atas telur, sayur, bakso, serta buah bisa menjadi tambahan protein harian ibu hamil yang butuh kurang lebih 70-80 gram protein per hari. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jangan hanya bergantung pada makanan yang diberikan oleh pemerintah saja. Ini adalah bonus atau fasilitas tambahan yang diberikan pemerintah untuk melengkapi atau menambahkan requirement kebutuhan seharian ibu hamil,” kata lulusan Universitas Indonesia itu, Senin, 13 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, ibu hamil yang mendapatkan MBG perlu menambahkan lagi protein seperti daging, tahu, tempe, atau ikan pada makanan harian. Selain makanan tinggi protein, ibu hamil juga perlu mencukupi kebutuhan asupan nutrisi lain yang bisa didapatkan dari susu sapi yang sudah dipasteurisasi atau susu UHT yang disediakan. Susu sapi dapat memberi nutrisi pada janin dan mencegah bayi lahir kecil. Namun perlu dipastikan untuk memperhatikan jumlah gula yang terkandung di dalamnya. 

Perhatikan kandungan gula
Fadli mengatakan ibu hamil memiliki batas konsumsi makanan dan minuman dengan indeks glikemik tidak lebih dari 30 gram per hari. Jika berlebih dikhawatirkan akan mempengaruhi berat badan bayi yang terlalu besar (makrosomia) dan bisa mengganggu metabolik bayi.

“Kalau memang seandainya kita diberikan sama pemerintah lihat lagi kandungan gulanya. Kalau sudah lumayan tinggi, 17 gram contohnya, tandanya sudah lebih 50 persen, maka nanti makan malam sama makan sore atau camilan sorenya cari yang rendah gula, jangan sampai berlebih. Tetapi apa yang diberikan pemerintah pada saat ini diambil saja,” saran Fadli.

Dokter di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta ini mengatakan ibu hamil yang terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula bisa menyebabkan bayi mengalami gangguan neurobehaviour yang menyebabkan ADHD. Selain itu, dari sisi ibu bisa terkena diabetes melitus gestasional atau diabetes pada masa kehamilan dan bisa mengakibatkan preeklamsia serta bayi lahir prematur. 

Gula berlebihan juga bisa menyebabkan depresi setelah melahirkan. Ia menyarankan jika sudah banyak mengonsumsi makanan tinggi gula maka bisa dikurangi asupan gulanya dengan membatasi makan cokelat atau permen serta cari susu yang lebih rendah gula untuk menghindari masalah kesehatan selama kehamilan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus