Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Eks kiper timnas Indonesia, Kurnia Meiga menderita papilledema. Penyakit mata apakah itu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Papilledema merujuk pada suatu keadaan medis di mana terjadi pembengkakan pada diskus optikus, yakni area di belakang mata yang menjadi titik masuk saraf optik. Penyebab papilledema berkaitan dengan peningkatan tekanan di dalam tengkorak, yang dapat terjadi akibat penumpukan cairan atau adanya gangguan aliran cairan serebrospinal di sekitar otak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir clevelandclinic, Papilledema seringkali merupakan tanda yang mengindikasikan adanya masalah serius dalam tubuh, terutama yang terkait dengan otak atau sistem saraf pusat. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan papilledema meliputi tumor otak, edema serebral, peningkatan tekanan cairan serebrospinal, infeksi otak, dan cedera kepala yang parah.
Gejala Papilledema
1. Penglihatan Kabur
Seseorang dengan papilledema mungkin mengalami penglihatan kabur, baik pada satu mata atau kedua mata. Pengaburan ini sering kali bersifat progresif dan dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat dengan jelas.
2. Sakit Kepala
Sakit kepala yang persisten dan parah adalah gejala umum yang terkait dengan papilledema. Sakit kepala biasanya terasa lebih buruk di pagi hari atau saat berbaring dan dapat disertai dengan mual dan muntah.
3. Gangguan Penglihatan
Seseorang dengan papilledema mungkin mengalami perubahan penglihatan seperti penglihatan ganda, penurunan lapang pandang, atau hilangnya penglihatan perifer.
4. Pulsasi Arteri
Beberapa pasien melaporkan sensasi pulsasi atau denyut pada arteri di sekitar mata.
Penyebab Papilledema
Papilledema terjadi ketika tekanan intrakranial meningkat dan tekanan ini ditransmisikan ke diskus optikus. Beberapa penyebab umum papilledema meliputi:
1. Tumor Otak: Tumor yang berkembang di dalam tengkorak dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan papilledema.
2. Cedera Kepala: Cedera kepala yang parah atau trauma berat pada kepala dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial dan papilledema.
3. Edema Otak: Kondisi yang menyebabkan pembengkakan otak, seperti edema serebral akibat trauma, perdarahan otak, atau infeksi, dapat menghasilkan papilledema.
4. Penyakit Hipertensi: Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan papilledema.
5. Pembengkakan Papil Optik: Kondisi seperti neuritis optik atau papilitis dapat menyebabkan pembengkakan pada papil optik dan menyebabkan papilledema
Papilledema adalah tanda peringatan adanya masalah serius di dalam tubuh. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf optik, yang dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan. Penting untuk segera berkonsultasi dengan profesional medis jika mengalami gejala papilledema guna mencegah komplik
Untuk mendiagnosis papilledema, biasanya diperlukan pemeriksaan oleh tenaga medis seperti dokter mata atau dokter spesialis saraf. Pemeriksaan dapat melibatkan evaluasi langsung pada mata untuk mendeteksi pembengkakan pada diskus optikus, serta tes dan pemindaian tambahan seperti pemindaian otak atau pengukuran tekanan di dalam tengkorak.
Perawatan papilledema bertujuan untuk mengurangi tekanan di dalam tengkorak dan mencegah kerusakan pada saraf optik. Terapi akan ditujukan pada penanganan penyebab utama, seperti pengobatan tumor otak, pengendalian tekanan darah tinggi, atau pengobatan infeksi yang mendasari. Kadang-kadang, tindakan pengurangan tekanan di dalam tengkorak melalui penggunaan diuretik atau prosedur bedah juga dapat direkomendasikan.
Segera konsultasikan dengan tenaga medis jika Anda mengalami gejala papilledema, karena ini merupakan tanda adanya masalah serius yang membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi dan kerusakan penglihatan yang lebih parah.
Pilihan Editor: Kurnia Meiga Terpaksa Lego Medali untuk Pengobatan Mata, Ini Profil Eks Kiper Timnas Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.