Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Informasi Geospasial (BIG) menemukan gunung bawah laut di sekitar perairan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Temuan itu berawal dari indikasi perbedaan kedalaman dasar laut yang naik sekitar 2.200 meter akibat tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudra Hindia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penemuan ini menjadi perbincangan di penduduk setempat yang sempat resah atas kehadiran gunung tersebut karena khawatir dengan potensi letusan. Lantas, apa itu sebenarnya gunung bawah laut dan bagaimana kondisi satu yang berada di Pacitan saat ini?
Gambaran Umum Gunung Bawah Laut
Menurut oceanexplorer.noaa.gov, sebagian besar gunung bawah laut (underwater mountain atau seamount) adalah sisa-sisa gunung api purba yang sudah mati. Mereka umumnya berbentuk kerucut, tetapi sering kali memiliki fitur menonjol seperti kawah atau puncak datar yang besar (guyot). Untuk diklasifikasikan sebagai gunung bawah laut, fitur tersebut harus memiliki relief vertikal setidaknya 1.000 meter dari dasar laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunung bawah laut dapat ditemukan di setiap cekungan samudra dan jumlahnya sangatlah banyak. Menurut perkiraan, terdapat setidaknya 100.000 gunung bawah laut di seluruh dunia dan 8 di antaranya telah ditemukan di Indonesia. Walau berlimpah, baru 0,1 persen dari total gunung bawah laut yang pernah dieksplorasi.
Beberapa studi menunjukkan bahwa gunung bawah laut berfungsi sebagai “oasis kehidupan” dengan keragaman spesies dan biomassa yang lebih tinggi. Menjulang di dalam air, gunung bawah laut menciptakan pola arus yang rumit sehingga memengaruhi organisme yang hidup di sekitarnya. Gunung tersebut juga menyediakan substrat (lokasi untuk menempel) bagi makhluk hidup tertentu untuk menetap dan tumbuh.
Para ilmuwan pun mengungkap bahwa gunung laut kerap menjadi habitat bagi spesies endemik (spesies yang hanya ditemukan di satu lokasi).
Profil Gunung Bawah Laut Pacitan, Jogo Jagat
Gunung bawah laut Jogo Jagat—nama yang segera diresmikan—berada 200 kilometer di sisi barat daya Pacitan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kedalaman dasar laut naik 2.200 meter dari semula 6.000 meter sehingga puncak Jogo Jagat berada di sekitar kedalaman 3.800 meter. Sementara itu, diameternya mencapai 10.000 meter.
Karena dimensi yang cukup besar, kehadiran Jogo Jagat sempat dikhawatirkan memicu perubahan kolom air dan gelombang pantai atau tsunami. Ada pula keresahan tentang potensi letusan. Akan tetapi, menurut pernyataan lebih lanjut dari pacitankab.go.id, tidak ditemukan tanda-tanda vulkanisme yang berarti Jogo Jagat bukanlah gunung api seperti mayoritas gunung bawah laut lainnya.
Agenda yang sedang berjalan terkait Gunung Jogo Jagat adalah pembakuan nama gunung bawah laut tersebut. Penelaahan Nama Rupabumi tingkat pusat telah dilakukan pada Maret, kemudian usulan “Jogo Jagat” dikirim ke Sub-Committee on Undersea Feature Names di The General Bathymetric Chart of the Oceans (GEBCO).
Menurut pihak BIG, nama Gunung Jogo Jagat akan segera resmi pada akhir Juni mendatang.
Arti Nama Jogo Jagat
Melansir dari jabar.antaranews.com, usulan nama Jogo Jagat sendiri datang dari Pemerintah Kabupaten Pacitan. Harapan di balik nama tersebut adalah supaya Gunung Jogo Jagat membawa kebaikan bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar.
Punya makna filosofi tinggi, Jogo Jagat diambil dari bahasa Jawa yang berarti “menjaga semesta”.
Pilihan editor: Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan, Apakah Berbahaya?
SYAHDI MUHARRAM