Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Gagalnya jantung baboon

Gagalnya pencangkokan jantung baboon ke tubuh Baby Fae akibat dari prinsip penolakan tubuh yang dapat menyerang mikroorganisme asing dan pemberian obat cyclosporin-a. (ksh)

22 Desember 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KESEDIHAN masih melanda California, juga Amerika Serikat, bahkan berbagai penjuru dunia. Kematian Baby Fae, akibat kegagalan pencangkokan jantung baboon pada tubuhnya, memang terasa dramatis. Hampir semua orang telah terlibat karena publikasi yang luar biasa. Eksperimen pencangkokan jantung atas Baby Fae, 26 Oktober lalu, hingga matinya, 16 November, mendapat publikasi yang termasuk paling besar dalam sejarah percobaan di bidang kesehatan dunia. Dengan sendirinya, kematian Baby Fae yang dlnilal sebagai kegagalan - mendapat komentar yang simpang siur. Tim ahli jantung Universitas Loma Linda, California yang melakukan percobaan itu, tidak terdengar memberi penjelasan yang teratur tentang kegagalannya. Dr. Leonard Balley, yang melakukan penukaran jantung itu, konon sangat terpukul, hingga keterangan-keterangan yang diberikannya tidak konsisten. Publikasi besar kadang-kadang memang membuat segalanya jadi kalut. Namun, setelah beberapa waktu berlalu, setelah kesimpangsiuran mulai menyurut, pelbagai analisa yang masuk akal mulai bermunculan. Universitas Loma Linda juga mulai mengeluarkan keterangan-keterangan tentang mengapa Baby Fae tak berhasil mempertahankan hidupnya. Di samping menyatakan, ada manfaat besar yang telah "disumbangkan" Baby Fae lewat percobaan yang dilakukan atas dirinya. Manfaat itu menyangkut masalah inti percobaan pencangkokan organ tubuh, yaitu penolakan tubuh resipien (penerima) terhadap organ donor yang dicangkokkan. Ini masalah yang belum juga terpecahkan sampai kini, padahal penaklukannya sudah dicoba sejak percobaan pencangkokan yang pertama, misalnya pencangkokan jantung yang dilakukan pada 1964 di AS. Prinsip penolakan tubuh ini dapat dilihat pada imunologi, ilmu yang lebih dikenal mempelajari perihal kekebalan tubuh menghadapi penyakit. Dasarnya memang sama. Pada tubuh manusia terdapat sejumlah sel yang mampu mengembangkan diri menjadi penyerang mikrooranisme asimg yang masuk ke dalam tubuh. Selain mengaktifkan produksi antibodi, sel-sel ini juga menyerang langsung mikroorganisme asing (antigen). Termasuk pula membunuh jaringan sel organ yang dicangkokkan. Pada pencangkokan jantung baboon pada tubuh Baby Fae, masalah ini sudah tentu diperhitungkan. Dari sejumlah tes sebelumnya yang dilakukan ahli imunologi Universitas Loma Linda, Dr. Sandra Nehlsen, diketahui bahwa terdapat kesamaan antara sistem kekebalan manusia dan baboon - perbedaannya sangat tipis. Perbedaan ini, dalam percobaan, diperkirakan bisa diatasi karena usia Baby Fae. Sebagai bayi, sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna, maka teoretis penolakan tubuhnya terhadap organ asing akan kecil. Sekalipun begitu, toh dilakukan usaha menurunkan reaksi kekebalan tubuh Baby Fae. Untuk itu, digunakan obat cyclosporin-A, yang sudah dikenal mampu melawan reaksi penolakan tubuh (efektif 85%). Tapi ternyata pemberian obat inilah yang diperkirakan pangkal kegagalan ekspenmen itu. Ketlka cyclosporm-A akan diberikan timbul keraguan, karena obat ini menimbulkan reaksi samping di berbagai organ tubuh, terutama ginjal. Maka, sejumlah dokter menyebutkan, tim Dr. Bailey terlampau berhati-hati dalam memberikan cyclosporin-A dosisnya ternyata dikurangi. Pengurangan ini bisa jadi juga didasarkan perhitungan bahwa penolakan tubuh Baby Fae sudah berada pada tingkat aman - perbedaan tipis dengan baboon, dan usia bayinya. Sampai sembilan belas hari, tak tampak terjadi penolakan tubuh. Tiga hari sebelum kematian Baby Fae, kendati sangat kecil, tampak tubuhnya mulai menampilkan gejala-gejala penolakan. Para dokter tidak terlalu mengkhawatirkannya, kendati mencatatnya. Ternyata, penolakan itu berkembang cepat dalam tiga hari. Catatan inilah yang tidak diumumkan para dokter hingga terjadi kesimpangsiuran. Dan catatan ini pulalah yang kini menjadi sumbangan Baby yang sangat pentmg ltu: Diketahuimya awal gejala penolakan, dan sekaligus mengukuhkan gejala itu sebagai penyebab yang tetap masih belum terungkap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus