Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Generasi adalah sekelompok individu yang lahir dan hidup dalam rentang waktu tertentu. Setiap generasi memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari generasi sebelumnya. Salah satu generasi terbaru yang saat ini mulai tumbuh dan berkembang adalah generasi alpha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Generasi alpha dikenal sebagai anak-anak yang lahir di era digital, di mana teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan sejak dini. Namun sebenarnya, generasi alpha lahir tahun berapa? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Generasi Alpha Tahun Berapa?
Generasi alpha adalah kelompok individu yang lahir setelah Generasi Z, yaitu sekitar tahun 2010 hingga 2024. Generasi alpha diperkirakan akan menjadi yang paling terdidik dan terhubung secara digital. Mereka tumbuh di tengah perkembangan teknologi pesat, yang kemungkinan besar akan mempengaruhi cara belajar dan berinteraksi pada masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Britannica, Istilah generasi alpha pertama kali diperkenalkan oleh seorang peneliti sosial asal Australia, Mark McCrindle dalam sebuah laporan tahun 2008 tentang subjek tersebut. Ia memprediksi bahwa generasi ini akan sangat berbeda dari generasi sebelumnya karena perkembangan teknologi yang pesat.
Berdasarkan rentang tahun tersebut, anak-anak yang termasuk dalam generasi alpha saat ini masih berada dalam fase kanak-kanak hingga remaja awal.
Mereka tumbuh dalam dunia yang sudah sangat terhubung secara digital, di mana internet, media sosial, dan kecerdasan buatan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Karakteristik Generasi Alpha
Setiap generasi memiliki ciri khas tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, sosial, dan budaya pada masanya. Dikutip dari jurnal Al Hikmah Proc Islamic Ear Child Educ berjudul Pengasuhan Digital untuk Anak Generasi Alpha, berikut adalah karakteristik generasi alpha:
1. Teknologi Menjadi Bagian Tak Terpisahkan dari Hidup Mereka
Teknologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan anak Alpha. Sejak bayi, mereka sudah terpapar pada penggunaan smartphone dan tidak melihatnya hanya sebagai alat, melainkan sebagai bagian dari keseharian mereka.
Mereka lebih suka menggunakan smartphone dibandingkan laptop dan lebih tertarik pada aplikasi visual yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Kemampuan Berkomunikasi Secara Langsung Menurun
Meskipun teknologi memberikan akses besar terhadap informasi, dampak negatifnya juga perlu diperhatikan.
Anak Alpha cenderung menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berinteraksi langsung dengan orang lain karena mereka lebih sibuk dengan perangkat digital mereka. Akibatnya, kemampuan mereka untuk berempati dan berkomunikasi secara langsung dan efektif bisa berkurang.
3. Suka Mengatur dan Dominan
Anak-anak generasi alpha cenderung memiliki sifat dominan dan suka mengatur. Mereka merasa nyaman dalam peran sebagai pemimpin dan berusaha menunjukkan kekuasaan dengan memanfaatkan kelemahan orang lain.
Hal ini sering kali menjadi cara mereka untuk menjadi yang terdepan, terbaik, atau dikenal. Namun, ini tidak berarti mereka suka melakukan perundungan.
4. Kesulitan dalam Berbagi
Anak-anak alpha lebih memilih untuk mempertahankan kepemilikan pribadi dan cenderung enggan berbagi. Mereka seringkali kesulitan untuk mengatakan, "Ini untuk kamu," dan lebih suka mengatakan, "Ini milikku! Semua milikku!"
5. Cenderung Melanggar Aturan
Anak alpha sering kali melanggar aturan. Sebagai contoh, saat diminta untuk mewarnai dengan rapi, mereka bisa saja merusak alat mewarnai mereka. Mereka menemukan cara untuk menghindari peraturan, seperti menolak untuk duduk di kursi makan.
Fani Ramadhani dan Ni Kadek Trisna Cintya Dewi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.