ADA harapan baru bagi penderita gagal jantung. Setelah penelitian klinik di Survival and Ventricular Enlargement, berhasil membuktikan keampuhan obat jantung Captopril. Hasil penelitian yang dimuat dalam New England Journal of Medicine belum lama itu melaporkan, Captopril mampu memberikan harapan hidup lebih panjang bagi penderita gagal jantung. Penelitian yang dilakukan 3,5 tahun lebih dengan melibatkan 2.231 penderita di Amerika dan Kanada itu, menyebutkan Captopril mampu menambah kelangsungan hidup sebesar 19% dan menurunkan angka kematian 21%. Obat ini juga memberi manfaat menurunkan angka kesakitan, sehingga mengurangi kebutuhan lama rawat inap di rumah sakit akibat gagal jantung (22%) dan menurunkan risiko berulangnya serangan jantung (25%). "Hasil itu sangat meyakinkan," kata Dokter Sjukri Karim kepada wartawan TEMPO Indrawan. Obat generasi sebelumnya, jenis beta bloker, misalnya, menurut Wakil Direktur Medis RS Jantung Harapan Kita Jakarta itu, mencegah timbulnya kematian mendadak akibat gagal jantung sebesar 10% Captopril, menurut Sjukri, sebenarnya sudah diresepkan sejak lima tahun terakhir ini. Semula Captopril adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Perkembangan selanjutnya, obat ini, antara lain, untuk mengatasi perubahan bentuk jantung dan gagal jantung. "Yang penting dari penelitian ini adalah untuk lebih memantapkan bahwa penggunaan Captopril memberikan hasil baik," katanya. Seorang anggota peneliti, Dokter Eugene Braunwald, mengatakan bahwa manfaat Captopril tidak segera terlihat. Perbaikan berlangsung prog resif dan perlahan-lahan. "Itu adalah suatu proses yang membutuhkan waktu," kata ahli dari Brigham and Women's Hospital Boston itu. Namun, obat ini tidak mampu menghindar dari efek samping. Menurut Sjukri Karim, efek obat jantung ini, antara lain, bisa menurunkan tekanan darah. Akibatnya, berbahaya bagi yang menderita tekanan darah rendah. Captopril juga menimbulkan batuk dan sulit untuk dikom binasikan dengan obat diuritika (obat pelancar kencing). Jika tidak cocok pada pasiennya, obatnya harus diganti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini