Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini umat Buddha di seluruh dunia merayakan hari Waisak. Setiap umat Buddha di berbagai negara memiliki tradisinya sendiri dalam merayakan hari Waisak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kalender Buddhis, Hari Waisak bukan hanya menandai hari kelahiran Buddha Gautama. Akan tetapi, menjadi sebuah momen pencerahan, di mana ia meninggalkan dunia manusia melalui pencapaian Nirvana. Baca: Tren Baju Lebaran 2018, Ivan Gunawan : Pastel Masih Primadona
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pentingnya Waisak dapat ditelusuri kembali ke lebih dari 2500 tahun yang lalu, ketika kebijaksanaan dan cahaya Sang Buddha dengan Pencerahannya terpancar di bawah Pohon Bodhi. Pohon ini terletak di Buddha Gaya distrik Bihar, India Utara. Peristiwa ini menerangi jalan umat manusia untuk meninggalkan dunia takhayul, ketakutan, dan kebencian. Serta hidup pada kehidupan yang berkebahagiaan dan juga cinta.
Dilansir dari Huffington Post, terdapat tiga tahapan kehidupan Buddha yang dirayakan umatnya. Yaitu Kelahiran, Pencerahan dan Kematian, di mana tiga tahapan ini, menurut sejarah, terjadi pada Buddha di hari yang sama bertahun-tahun secara terpisah. Baca: Pangeran Harry dan Meghan Markle Bulan Madu di Pelosok Afrika?
Saat merayakan Waisak, para bhikkhu biasanya berkumpul di kuil-kuil lokal untuk mengibarkan bendera Buddha. Disertai dengan nyanyian himne yang memuji tiga permata. Tradisi menyalakan lilin, membawa bunga, dan membakar dupa juga dibuat.
Pada tradisi inilah terjadi variasi metode perayaan dari satu budaya ke budaya lain. Lampion kertas yang dinyalakan dan dialirkan ke air, atau diterbangkan ke langit terjadi di Indonesia dan Korea Selatan. Sementara, tampilan lampu yang mewah mengilustrasikan kehidupan Buddha dirayakan di Sri Lanka.
Tanggal perayaan Waisak bervariasi dari tahun ke tahunnya. Berbagai kalender lunar digunakan dalam berbagai tradisi untuk menentukan tanggalnya. Perayaan Waisak termasuk kegiatan 'memandikan' Sang Buddha, melakukan amal, tidak makan daging dan konsumsi makanan vegetarian, bermeditasi. Baca: Mau Jadi Animator? Karier Bidang Ini Terus Tumbuh di Indonesia
Serta menerapkan Delapan Sila, yang mengharuskan pengikut Buddha untuk menahan diri dari menghancurkan makhluk hidup, mencuri, aktivitas seksual, ucapan yang salah, konsumsi apapun yang memabukkan, makan pada waktu yang terlarang, melakukan kesenangan duniawi, dan berbaring di tempat tidur yang tinggi atau mewah.
HUFFINGTONPOST | LIONSROAR | EXPATGO