Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Hati-Hati Antibiotik

Prof wolf dietrich germer dari jerman mengkritik praktek dokter yang memberikan antibiotik untuk batuk pilek dan flu. penggunaan antibiotik secara tak tepat akan mengakibatkan bakteri jadi kebal.

24 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH jadi kebiasaan dokter memberikan antibiotika untuk menyembuhkan batuk-pilek ataupun flu. Hal ini bisa dimaklumi karena dia merupakan anjuran buku kedokteran lama. Dalam perkembangan terakhir sikap ini mulai dipersalahkan. Karena dia bukan saja salah secara ilmiah, tetapi juga membawa penyakit lain yang lebih gawat bagi para penderita. Dalam sebuah pertemuan kedokteran untuk membicarakan masalah pendidikan kedokteran belum lama ini di Jerman, seorang sarjana menyebutkan kebiasaan dokter itu sebagai"berbahaya." Prof Wolf Dictrich Germer mengatakan: "Infeksi hidung dan tenggorokan yang akut 950 disebabkan oleh virus. Karena itu antibiotika samasekali tak berguna." Menurut sarjana ini dengan menuliskan resep antibiotika, para dokter bukan hanya memberikan obat yang tak berguna, dalam beberapa hal malahan membawa penyakit baru kepada si pasien. Sehah obat antibiotika ini bisa menimbulkan alergi yang mengakibatkan seseorang jatuh pingsan. "Lagi pula penggunaan antibiotika secara tidak tepat ini akan mengakibatkan bakteri jadi kebal. Kalau si pasien satu ketika terserang penyakit yang disebabkan bakteri, maka obat itu bisa tak bekerja" sambungnya pula. Pandangan Gemmer ini nampaknya bukanlah semata-mata sebagai kritik yang membabi-buta terhadap praktek dokter. Kepada mereka yang terkesiap dengan kritiknya itu, dia berikan pula metode baru dalam menentukan diagnosa bagi infeksi hidung dan tenggorokan" sekarang ini sudah tersedia jalan pintas untuk membuat diagnosa, dengan menggunakan metode immunofluorescence, satu metode yang menggunakan sistim pantulan cahaya untuk melihat jaringan tubuh seseorang. Tentang bagaimana keadaan antigen dalam tubuhnya." Metode ini sekarang sudah dijalankan di berbagai kota di Jerman, dengan bantuan beberapa laboratorium yang malmpu melaksanakan analisa tersebut di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus