Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Pada mulanya natal adalah sebuah...

Peristiwa natal pada mulanya merupakan skandal, suatu aib karena raja lahir di sebuah kandang. skandal itu dirayakan setiap tahun. ada yang dengan biaya banyak, ada yang tidak.

24 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK ada ketentuan dari semula bahwa bayi Yesus harus dilahirkan di suatu tempat yang khusus. Entah di istana, di biara, rumah bersalin, di hotel, bahkan juga tak ada ketentuan bahwa ia harus lahir di sebuah kandang. Keadaan tertentu telah membuat ia dilahirkan di sebuah kandang. Itulah sebabnya dikatakan bahwa peristiwa natal pada mulanya adalah sebuah skandal. Aib yang memalukan: bahwa yang dipertuan, raja atas segala raja lahir di sebuah kandang! Diberitakan dalam kitab bahwa tak ada kamar yang sisa di kota Betlehem saat itu. Ketika Maria yang hamil tua berjalan dipapah oleh Yusuf suaminya menanyakan dari pintu ke pintu, semua kamar penuh. Tinggal seorang (mungkin dermawan yang iba melihat perut Maria) menawarkan kandang. Lalu menginaplah Yusuf beserta keluarga di situ. Ketika telah genap bulannya, lahirlah sang bayi. Terbedung kain lampin dan tergolek di palungan. Bayi Semit anak Maria yang satu ini di kelak kemudian hari akan banyak menimbulkan kontroversi. Bukan hanya di kalangan bangsa Yahudi, atau kalangan bangsa Semit, akan tetapi menjangkau segenap bangsa di muka bumi. Ketika Kristus lahir, langit terbelah. Lalu dari atas muncul satu divisi tentara surga mengangkat nafiri membawakan lagu-lagu pujian yang kelewat merdu. Ada yang duduk, ada yang berdiri. Ada yang meniup terompet, ada pula yang menabuh gambus dan memetik kecapi. Ada yang hanya urun suara. Setelah inisiatif diambil dari atas, maka natal pun dipestakan orang dari tahun ke tahun di mana-mana. Dalam keramaian yang rata-rata sama. ISTANA HERODES Di malam natal itu ada bintang bernyala aneh. Berjalan menuntun sekelompok orang bijak, 'para pembaca zaman' dari negeri Timur. Mereka berjalan ke arah kota Betlehem, mencari di mana bayi itu dilahirkan. Malah sempat mampir ke istana Herodes. Serta tanpa curiga memberitakan ramalan yang mereka baca tentang bakal lahirnya raja mesias yang akan menyelamatkan bangsanya. Herodes ternyata pintar menyimpan rasa dengki. Ia memancing agar para majus itu mau kembali manakala mereka sudah menemukan raja mesias itu, supaya ia pun bisa ikut bersembah-sujut. Siasat Herodes dipatahkan oleh malaikat yang ikut campur tangan. Memberi mimpi pada pal-a majus agar tak usah kembali menemui Herodes. Dan meledaklah kemarahan sri baginda Herodes karena tipu muslihat ini. Lalu memerintahkan pembantaian semua bayi lelaki di negeri Bctlehem dan di segala jajahannya yang berumur dua tahun ke bawah. Tatkala itu sampailah apa yang diramalkan oleh nabi Yermia: 'Adalah suatu suara telah kedengaran di negeri Rama, yang menangis dan meratap arnat sangat, yaitu Rahel menangiskan anak-anaknya, tiadalah ia mau dihiburkan, sebab anaknya sudah hilang'. Pembunuhan politik terjadi di hari natal karena sri baginda tak sudi disaingi. Yang paling berkepentingan dengan hal-hal mengenai kelahiran seorang mesias bangsa Yahudi adalah para rabbi Yahudi. Dengan ketelitian yang luar biasa mereka menyelidik naskah-naskah tua. Mereka mewakili ketekunan orang yang selama berabad-abad tak lelah-lelahnya menyimak kitab sambil menunggu pemenuhan janji. Peristiwa sejarah silih berganti melewati mereka, huru-hara menerjang mereka, musim demi musim menjenguk di balik kaca, namun di depan mejanya orang-orang ini tetap tekun membaca. Khabar demi khabar datang berganti-ganti: bahwa mesias ini, mesias itu, telah ada atau telah di ambang pintu. Bahwa mesias yang ditunggu-tunggu itu telah ada di sana, atau ada di sini! BUKAN INI ..... Ketekunan mereka tak tergoyahkan. Akan halnya Yesus orang Nasaret yang muda dan banyak pengikutnya itu pun telah mereka temui. Namun mereka anggap sebagai pemimpin sekte agama Yahudi biasa. Dan sambil membalik-balik kitab para rabbi Yahudi itu menengok ke luar jendela serta berkata dengan setengah suara: Bukan ini juruselamat yang dijanjikan itu. Sebab dunia masih tetap yang itu-itu juga. Zaman masih kacaubalau. Kebenaran dan keadilan belum benar-benar ditegakkan. Kita masih harus sabar menunggu! Lalu berbaliklah mereka ke bangku, kembali membalik-balik buku. Teranglah kiranya, bahwa bagi mereka yang percaya, Yesus bukanlah manusia biasa. Setidak-tidaknya bukan seorang yang hidup tanpa berharap. Meski terbedung dalam 'bahasa dongeng' dan tergolek dalam alarn fikiran yang mungkin tak cocok lagi dengan alam fikiran kita, ia tetap tampil sebagai perintis jalan hidup yang teguh. Berkat dan rahmat Allah tuntas dijelmakan dalam diri orang ini. Dalam komitmennya yang tuntas pula terhadap sesama yang tergendala karena hubungan-hubungan hidup yang dilepoti dosa. Berkah Allah yang besar tentu menimbulkan rasa syukur yang besar. Ada yang menganggap bahwa pesta setahun sekali di musim hujan bulan Desember merupakan cara paling tepat untuk bersyukur. Menarik dana sebisa-bisanya agar dapat mehbuat pesta semeriahnya. Lalu pesta diselenggarakan di mana-mana. Lilin dinyalakan, rasa syukur dihidupkan. Biaya tak jadi ukuran. Tidaklah tepat mengukur rasa syukur dengan jumlah biaya. Pada mulanya natal adalah sebuah skandal. Dan skandal itu dirayakan dengan pesta setiap tahun. Ada yang dengan biaya banyak, ada yang tidak. Tapi .... di negeri para pembeli, pesta itu biasanya meriah sekali. Di hari natal, persediaan barang sungguh menggelitik para tukang-beli. Dan para pedagang jua yang mendapat berkah berlimpah-ruah. Sudah mendapat rahmat, laris pula barang jualannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus