Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Heboh Bunuh Diri (Lagi), Mungkinkah Mencegahnya? Simak 4 Hal Ini

Peristiwa bunuh diri kembali terjadi. Kali ini seseorang yang melompat dari lantai 3 bangunan Masjidil Haram. Apa yang bisa dilakukan?

10 Juni 2018 | 10.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bunuh diri. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa bunuh diri, kembali terjadi. Kali ini infonya dari sebuah video yang beredar di media sosial yang memperlihatkan detik-detik seseorang yang melompat dari lantai tiga bangunan Masjidil Haram dan jatuh di sekitar ribuan peziarah sedang melakukan tawaf.

Dilansir dari Daily Sabah, korban merupakan seorang pria warga Perancis. Namun, hingga saat ini belum dijelaskan secara pasti identitas korban beserta kronologi kejadian yang sebenarnya.

Baca juga: Ramai Berita Bunuh Diri, Jangan Anggap Lebay Sebuah Keluhan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemberitaan peristiwa bunuh diri beberapa waktu belakangan ini cukup marak dan meresahkan. Mulai dari peristiwa penggiat fashion Kate Spade, selebriti koki sekaligus penulis makanan Anthony Bourdain. Keduanya dikabarkan melakukan bunuh diri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bunuh diri merupakan upaya putus asa untuk melarikan diri dari penderitaan yang mungkin sudah tidak tertahankan, dikutip dari Help Guide. Tindakan tersebut turut dibutakan oleh perasaan membenci diri sendiri, keputusasaan, dan rasa keterasingan. 

Berikut ini beberapa hal yang mungkin dapat mencegah serta meminimalisir pemikiran atau tindakan bunuh diri, seperti dirangkum dari berbagai sumber.

1. Bicara kepada seseorang yang dipercaya
Bahkan jika Anda sendiri merasa putus asa, ingatlah selalu bahwa perasaan-perasaan tersebut tidak permanen. Itulah sebabnya sangat penting untuk menceritakan atau memberi tahu seseorang yang Anda percayai, tentang apa yang Anda rasakan saat ini.

2. Buat perencanaan mengatasi rasa putus asa
Untuk membantu orang terdekat yang mengalami rasa putus asa, Anda juga bisa membuat sebuah rencana keselamatan. Di Amerika Serikat, The National Suicide Prevention Lifeline merekomendasikan sebuah program di mana Anda dapat membuat rencana keselamatan dengan seorang teman. "Rencana keselamatan dirancang sehingga Anda dapat memulai langkah pertama dan melanjutkan langkah-langkah selanjutnya sampai Anda merasa aman,” jelas program tersebut dalam situsnya. Kemudian, Anda harus menyimpan rencana tersebut pada tempat di mana Anda dapat dengan mudah mengaksesnya (seperti dompet atau ponsel).

Baca juga:
Belajar dari Kasus Kate Spade: Jangan Abaikan Gangguan Mental
Apa Bedanya Depresi dan Stres? Tilik 5 Cara Mengatasinya


3. Cari bantuan profesional kesehatan jiwa
Jika Anda memiliki pemikiran yang berisiko untuk melakukan bunuh diri, namun tidak tahu harus memulai dari mana mengatasinya. Mendatangi profesional mungkin dapat menjadi pilihan terbaik. Anda dapat ‘menumpahkan’ apapun yang dirasakan, dan konselor akan membantu Anda mengatasinya.

4. Tanggapi dengan cepat dan serius
Salah satu kesalahan menghadapi seseorang yang putus asa adalah diabaikan. Ketika mereka menceritakan depresi atau rasa putus asanya, terkadang orang lain hanya menanggapi secara singkat. Atau parahnya dianggap berlebihan. Ketahuilah bahwa bila seseorang memiliki pemikiran bunuh diri, kemungkinan mereka sudah memiliki rencana untuk melakukannya. Jangan pernah anggap sepele cerita orang terdekat Anda tentang rasa putus asa mereka.

DAILY SABAH | BUSTLE | HELPGUIDE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus