Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Heboh Kandungan Policresulen di Albothyl, Apa Itu?

BPOM membekukan izin edar Albothyl yang policresulen konsentrat. Ini penjelasan dokter kandungan policresulen konsentrat dalam Albothyl.

16 Februari 2018 | 14.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
(ki-ka) Ketua BPOM RI Penny K Lukito, Ketua LPPOM MUI Lukmanul Hakim dan Ketua YLKI Tulus Abadi saat konferensi pers di gedung BPOM, Jakarta Pusat, 5 Februari 2018. BPOM menemukan adanya DNA babi dalam Viostin DS dan Enzyplex serta sekaligus mencabut peredaran produk tersebut dari pasaran. TEMPO/Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -  Albothyl merupakan obat bebas terbatas berupa cairan obat luar yang mengandung policresulen konsentrat. Badan Pengawas Obat dan Makanan bersama ahli farmakologi dari universitas dan klinisi dari asosiasi profesi terkait telah melakukan pengkajian aspek keamanan obat yang mengandung policresulen dalam bentuk sediaan cairan obat luar konsentrat.

Hasil koordinasi itu, diputuskan bahwa zat yang mengandung policresulen konsentrat itu tidak boleh digunakan sebagai hemostatik dan antiseptik pada saat pembedahan. "Serta (tidak boleh digunakan) pada kulit (dermatologi); telinga, hidung dan tenggorokan (THT); sariawan (stomatitis aftosa); dan gigi (odontologi)," tulis BPOM dalam keterangan resminya pada Kamis 15 Februari 2018. Baca: Dalam 2 Tahun Ada 38 Laporan yang Terinfeksi karena Albothyl

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dokter gigi sekaligus pemilik klinik gigi klinis, Melanie Sadono, kerja dari bahan kimia policresulen tertarik pada area terinfeksi. “Muatan positif dari bahan kimia ini adalah reaksi pada area yang berinteraksi sehingga menimbulkan chemical burn atau rasa terbakar,” katanya kepada Tempo pada 16 Februari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rasa terbakar itu membuat sel yang terinfeksi akan mati. Awalnya wilayah yang mengalami infeksi dianggap dapat sembuh melalui mekanisme chemical burn tersebut.

Namun, tidak semua obat antiseptik mempunyai kandungan policresulen, “Karena antiseptik (dengan kandungan) ini memiliki perbedaan di chemical burn-nya. Sifat tersebut yang menimbulkan dugaan efek samping yang membahayakan,” kata Melanie. Baca: Roro Fitria Pernah jadi 'Pembohong Ulung' saat Belia

Walaupun masih belum ada hasil uji klinis yang pasti, ada kemungkinan bahwa komponen policresulen ini dapat memicu keganasan pada orang tertentu. 

Menurut Melanie, tingkat rusaknya suatu zat jika dipaparkan pada organisme dan juga efek samping pada kandungan ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Data riset uji klinik policresulen pun masih belum ditemukan. "Hasil penelitian yang ada baru percobaan pada hewan. Dan penggunaan policresulen dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kematian pada hewan,” kata dokter yang juga merupakan Guru Besar dalam bidang Ilmu Biokimia di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti ini. Ia berharap BPOM segera menyempurnakan hasil uji klinik agar masyarakat tidak resah.

Kepala Divisi Ilmu Penyakit Mulut, Departemen Gigi dan Mulut RSCM, dokter gigi Endah Ayu Tri Wulandari, mengatakan penggunaan bahan kimia policresulen pada kasus tertentu bisa memperparah penyakit/kelainan rongga mulut, seperti sariawan. Ia menemukan banyak pasien yang mendatangi dirinya terkena efek samping dari pemakaian policresulen.

Ketua Bidang Organisasi dan Kerja Sama Ikatan Spesialis Penyakit Mulut Indonesia (ISPMI) ini berujar hal itu didasarkan atas beberapa pasien yang telah mendatanginya untuk berobat. Menurut catatannya, lebih dari 20 pasien yang terkena efek samping policresulen menyebut merek Albotyhl sebagai obat luar sebelum datang kepada dirinya lantaran penyakit sariawan yang diderita tak kunjung sembuh. Baca: 15 Sayuran Pembawa Keberuntungan saat Imlek

Selain itu, Endah mengatakan belum ada studi ilmiah yang membuktikan penggunaan policresulenbisa menyembuhkan penyakit atau kelainan rongga mulut, seperti sariawan. Hingga kini, belum ada studi dan bukti ilmiah yang mengatakan penggunaan policresulen untuk rongga mulut aman digunakan. “Kalau dari sisi ilmu penyakit mulut, semua sariawan tidak boleh pakai policresulen,” ujarnya

BPOM membekukan izin edar Albothyl dalam bentuk cairan obat luar konsentrat hingga perbaikan indikasi yang diajukan disetujui.  Salah satu faktornya adalah BPOM menerima 38 laporan yang mengalami efek samping pemakaian Albothyl dalam dua tahun terakhir. Para pasien mengeluh bahwa setelah pemakaian obat luar itu, sariawan mereka membesar dan berlubang hingga menyebabkan infeksi.

DIAS PRASONGKO | ANASTASIA PRAMUDITA DAVIES

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus