Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Imbas Tidur Setelah Sahur

Banyak mitos kesehatan seputar efek tidur setelah sahur. Sebagian benar, lainnya mengada-ada.

3 Juni 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Imbas Tidur Setelah Sahur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagi sebagian orang, tidur setelah sahur adalah kenikmatan. Untuk makan sahur, kita mesti bangun sekitar pukul 03.30, jam saat tidur tengah lelap-lelapnya pada hari biasa. Terlebih setelah sahur perut menjadi kenyang, penuh persediaan makanan untuk bahan bakar sampai matahari terbenam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, di balik kesenangan tersebut, banyak mitos yang menyebutkan tidur setelah sahur berdampak buruk terhadap kesehatan. Misalnya lever akan rusak dan sel-sel kanker tumbuh atau lebih berisiko terserang stroke. Benarkah demikian? Ada yang benar, ada pula yang mitos belaka. Berikut ini pendapat dokter dan ahli gizi tentang hal itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidur setelah sahur akan melambatkan proses pencernaan sehingga makanan tak tecerna dengan sempurna.

Banyak yang berpendapat makanan yang tak tecerna dengan sempurna akan dimakan bakteri buruk, yang menghasilkan zat asam nitrit yang akan merusak lever. Bakteri tersebut juga akan menyebabkan tubuh menjadi asam dan memicu pertumbuhan sel kanker.

Namun, menurut dokter Tan Shot Yen, informasi ini salah. "Enggak ada racun-racunan," katanya. Yang ada, dia menambahkan, tidur selepas sahur akan membuat proses pencernaan melambat sehingga kita bisa muntah.

Ahli gizi Rita Ramayulis mengatakan makanan tetap akan tecerna dengan sempurna meski setelah makan kita langsung tidur. Prosesnya sama: makanan masuk, dicerna di mulut, dihaluskan di lambung hingga berbentuk seperti pasta, lalu lebih dihaluskan di usus halus. Makanan yang telah dicerna dengan benar itu akan diserap zat gizinya di usus halus bagian penyerapan. Zat sisa yang tak bisa dicerna, seperti serat, akan dibawa ke usus besar. Di sini terjadi pembusukan yang hasilnya kemudian dikeluarkan dalam bentuk feses.

Hal yang membedakan adalah soal waktu. "Apakah proses dapat berlangsung sesuai dengan waktunya atau menjadi lebih lama," kata Rita. Kalau kita tidur, kinerja organ tubuh akan melambat, sehingga proses pencernaan pun makin lama.

Tidur setelah sahur akan membuat asam lambung naik.

Proses pencernaan yang melambat itu antara lain disebabkan oleh menurunnya kecepatan gerakan peristaltik usus. Jika ditambah dengan posisi tubuh rebahan, asam lambung bisa kembali ke kerongkongan. "Akibatnya, bisa menyebabkan masalah pada saluran pencernaan bagian atas," kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroentrologi Ari Fahrial Syam.

Kebiasaan ini akan menyebabkan gastroesophageal reflux disease (GERD). Penyakit tersebut memiliki gejala khas, antara lain rasa panas di dada seperti terbakar dan terasa ada sesuatu yang berbalik arah, seperti ada yang mengganjal, suara serak, radang tenggorokan, serta batuk kering kronis terutama pada malam hari. Penyakit ini juga berkaitan dengan obstructive sleep apnea atau terganggunya pernapasan saat tidur dan faktor risiko stroke.

Orang yang tidur setelah sahur lebih berisiko terserang stroke.

Penelitian ahli gizi dari University of Ioannina Medical School di Yunani, Christina-Maria Kastorini, menemukan jeda waktu antara makan dan tidur juga berhubungan dengan risiko stroke. Riset yang dipublikasikan di Europe Society of Cardiology Congress 2011 ini menunjukkan bahwa menunggu minimal satu jam setelah makan, sebelum kemudian tidur, mengurangi sekitar dua pertiga risiko stroke. Selain itu, risiko stroke turun 10 persen untuk penambahan setiap 20 menit lebih waktu tunggu.

Dalam situs WebMD, Kastorini menjelaskan bahwa ia meneliti 500 orang sehat: 250 di antaranya pernah terserang stroke dan 250 lainnya pernah menderita sindrom koroner akut. Sindrom koroner akut adalah kondisi saat aliran darah ke jantung menurun, yang biasanya disebabkan oleh tersumbatnya arteri. Penurunan aliran darah ini bisa menyebabkan rasa sesak di dada, bahkan serangan jantung. Sebanyak 500 orang tersebut diminta mengisi kuesioner tentang kebiasaan makan malam dan tidur mereka.

Hasilnya menunjukkan mereka yang menunggu 60-70 menit untuk tidur setelah makan malam 66 persen lebih kecil berisiko terserang stroke. Adapun kemungkinan terserang stroke pada mereka yang menunggu 70 menit hingga dua jam menurun sampai 76 persen.

Di luar masalah tersebut, dokter spesialis saraf Yuda Turana menyebutkan, pada pagi hari, ada siklus saat tekanan darah lebih tinggi ketimbang pada waktu lainnya. Kenaikan tensi bisa sampai 20 mmHg. "Pagi adalah waktu tersering orang terserang stroke," katanya. Selain itu, kandung kemih yang penuh menyebabkan tensi meningkat.

Bayangkan jika waktu bangun kita terlalu mepet, makan sahur terburu-buru, perut kenyang, lalu langsung tidur. Lantas sejam lebih kemudian kita mesti bangun karena harus bekerja. Tingkat stres akan meningkat. "Pasti tensi akan lebih tinggi," ujarnya.

Langsung tidur setelah sahur membuat perut membuncit.

Mitos lain mengatakan tidur setelah sahur akan membuat perut membuncit. Menurut Rita Ramayulis, hal ini tergantung jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Makanan berlemak atau mengandung gas, seperti nangka muda dan kol, lebih lambat dicerna sehingga sangat mungkin lebih lama berada di lambung. Efeknya, perut terasa kembung dan begah, juga membuncit. Efek yang sama akan terjadi ketika kita makan makanan yang terlalu manis atau asam, atau dengan sensasi pedas.

Adapun jika kita mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak, tubuh akan memproduksi serotonin, hormon yang antara lain membuat rileks, mengantuk, lemas, dan lelah. Buntutnya, kita jadi mudah tertidur dan akhirnya proses pencernaan berlangsung lama. "Makanan jadi bersemayam lama dalam lambung yang menyebabkan perut terasa buncit," ujar Rita.

Tidur juga membuat energi hasil pengolahan makanan tak dipakai semuanya oleh tubuh. Jika tidur setelah sahur jadi kebiasaan, insulin akan menyimpan energi itu menjadi jaringan lemak. "Lemak lingkar perut itu yang bisa 'melar' sejadi-jadinya," kata dokter Tan Shot Yen. Perut pun menggendut.

Langsung tidur setelah sahur membuat gizi tak terserap dengan baik sehingga lebih gampang lapar saat bangun.

Menurut Rita Ramayulis, karena proses pencernaan melambat akibat tidur, makanan tak segera diubah menjadi glukosa. Karena itu, ada kemungkinan kadar glukosa darah akan turun. Padahal glukosa adalah sumber energi bagi tubuh. Tidur juga akan membuat kerja jantung melambat sehingga mengurangi peredaran oksigen. Suplai energi dan oksigen pun tak sampai ke sel. Efeknya, tubuh akan merasakan lapar.

Perasaan lapar seperti perut kosong ini akan hilang setelah tubuh beraktivitas kembali. Pencernaan dan penyerapan makanan akan berjalan normal. Jantung pun kembali bekerja normal memompa darah yang membawa oksigen, sehingga tubuh kembali mendapat suplai energi.

Langsung tidur setelah sahur membuat kerja otak melambat dan susah berfokus saat bangun.

Rita mengatakan hal ini bukan mitos. Jika makan sahur dengan dominasi karbohidrat dan setelah itu langsung tidur, tubuh akan memproduksi hormon serotonin yang membuat rasa nyaman dan senang. Dampaknya adalah tingkat kesadaran jadi lebih rendah. Perut yang kenyang juga akan membuat oksigen terkonsentrasi di daerah lambung untuk membantu pencernaan. "Oksigen di otak bisa jadi berkurang, sehingga membuat sulit berpikir dan berkonsentrasi," ujarnya.

Kapan waktu yang baik untuk tidur setelah sahur?

Rita Ramayulis mengatakan langsung tidur setelah sahur boleh saja, asalkan makanan yang dikonsumsi tidak dalam porsi besar, cukup mengandung protein, vitamin, dan mineral. Jenis makanan itu tak akan terlalu membebani pencernaan.

Tapi, kalau porsi makan banyak dan didominasi karbohidrat serta lemak, sebaiknya jangan langsung tidur. Butuh waktu dua-tiga jam untuk mencerna makanan tersebut. Kalau nekat langsung tidur, badan justru terasa tak enak. "Setelah tidur bukannya segar, tapi malah kelelahan, pusing, mual, dan begah," ucapnya.

Dokter Tan Shot Yen menyarankan, daripada langsung tidur, isilah waktu dengan membaca Al-Quran, menonton ceramah, atau berbincang. Kalau sudah mengantuk, jangan langsung merebahkan diri, tapi ganjal punggung dengan bantal terlebih dulu. "Supaya minimal yang sudah masuk tidak kembali keluar," katanya.

Nur Alfiyah

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus