Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Info Hidup Sehat

12 Juli 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Terbukti Manfaat Kopi dan Teh

Kini pencinta kopi dan teh tidak perlu khawatir mengkonsumsi minuman ini lebih banyak. Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Bio logy: Journal of American Heart Association Juni 2010, kopi dan teh bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Berdasarkan penelitian, konsumsi 3-6 cangkir teh per hari bisa menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 45 persen dibandingkan dengan tidak mengkonsumsinya. Sedangkan 2-4 cangkir kopi per hari menurunkan risiko kematian hingga 20 persen.

”Menurut studi sebelumnya, kopi dan teh memang bermanfaat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, tapi tidak meyakinkan,” kata peneliti senior dan profe sor epi demiologi penyakit kronis, Yvonne T. van der Schouw. Penelitian dianggap valid lantaran kuesioner dan evaluasi pengkonsumsi kopi dan teh diambil dari 37.514 orang dan pengamatan dilakukan selama 13 tahun.

Anak Cerdas Tidur Teratur

Tahun ajaran baru telah dimulai. Tentu setiap orang tua ingin anaknya berprestasi di sekolah. Caranya pun relatif mudah. Sejumlah penelitian menunjukkan ada kaitan antara kecerdasan anak dan kebiasaan tidur tepat waktu.

Hasil riset terbaru para ahli ilmu tidur terhadap 8.000 anak di Amerika Serikat, Juni 2010, menunjukkan pola tidur teratur membuat anak-anak lebih terampil dalam berbahasa, membaca, dan matematika. Alasannya, anak-anak yang memiliki aturan jam tidur punya kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif, kesadaran fonologi dan literasi, serta kemampuan awal matematika yang lebih baik.

Peneliti menganalisis informasi tentang tidur anak-anak melalui wawancara dengan orang tua. Setiap informasi dikumpulkan saat anak-anak berusia 9 bulan dan diulang saat mereka menginjak usia 4 tahun. Menurut pemimpin penelitian Erika Gaylor, anak-anak prasekolah harus tidur minimal 11 jam setiap malam. ”Kurang dari itu kurang baik,” kata Gaylor.

Dalam jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine Juli 2010, sejumlah sekolah di Amerika disarankan mengundurkan jam masuk sekolah agar siswa beristirahat lebih lama. Menurut Dr Judith Owens, peneliti seka ligus dokter anak di Hasbro Children’s Hospital, peng ubahan jam masuk sekolah menjadi lebih siang memberikan manfaat bagi anak remaja. ”Menerapkan jam masuk sekolah lebih siang 30 menit dari jadwal pada umumnya membuat para siswa lebih berkonsentrasi terhadap pelajaran di kelas,” katanya.

Riset di sekolah di Rhode Island membuktikan betapa anak-anak membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup guna menye rap pelajaran dengan baik. Saat sekolah mampu meningkatkan waktu tidur siswanya menjadi 8 jam sehari, tingkat kebahagiaan dan kewaspadaan siswa bertambah. Faktanya, laporan siswa yang mengan tuk di siang hari turun dari 49 persen menjadi 20 persen. Jumlah siswa yang kesiangan pun turun setengahnya, para siswa mengaku tidak lagi merasa tertekan atau ke sal, kebiasaan sarapan meningkat dua kali lipat, dan kunjungan ke klinik sekolah menurun drastis.

Kian Tua Kian Bahagia

Menjadi tua tidak menyedihkan. Setidaknya itu menurut studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences terbaru, yang menyatakan seseorang akan merasa lebih bahagia di usia senja. Penelitian ini melibatkan 340 ribu orang di Amerika yang berumur 18-85 tahun. Mereka dita nyai pendapatnya tentang kenikmatan, kebahagiaan, stres, kekhawatiran, kemarahan, dan kesedihan.

Hasilnya, di usia 18 tahun, mayoritas responden menilai dirinya cukup bahagia. Namun kebahagiaan itu terus berkurang hingga memasuki usia 50 tahun. ”Responden merasa lebih buruk,” kata peneliti Arthur A. Stone. Uniknya, ada pembalikan tajam. Seseorang merasa lebih bahagia setelah melewati umur setengah abad. Bahkan, saat responden mencapai usia 85 tahun, mereka merasa lebih puas terhadap dirinya sendiri daripada saat berusia 18 tahun. ”Perubahan psikologis tentang cara memandang dunia adalah salah satu penyebabnya,” ujar Stone. n

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus