Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agar Anak Bebas Asma dan Alergi
Perempuan hamil memang perlu lebih banyak asupan makanan. Tapi tetap saja si ibu tidak bisa sembarang makan. Menurut penelitian Lembaga Jantung dan Paru Royal Brompton Hospital, London, Inggris, anak-anak yang ibunya mengkonsumsi sayuran, buah, dan kacang-kacangan selama masa kehamilan mengalami penurunan risiko asma dan beberapa jenis alergi. Penjelasannya, menurut Doktor Paul Cullinan, makanan dengan kadar antioksidan tinggi tersebut baik buat ibu dan bayi.
Penelitian itu melibatkan 468 ibu hamil dan bayi sejak berusia enam bulan dalam kandungan hingga setengah tahun setelah kelahiran. Selain mengkonsumsi makanan jenis tersebut, perempuan hamil hanya sedikit makan makanan hasil olahan ternak, seperti susu, keju, dan mentega, ditambah sedikit daging sapi dan kambing.
Disfungsi Ereksi Akibatkan Penyakit Jantung
Biasanya penyakit jantung dianggap sebagai salah satu penyebab disfungsi ereksi alat vital laki-laki. Ternyata, berdasarkan penelitian Department of Medicine and Therapeutics di The Chinese University of Hong Kong, yang terjadi sebaliknya: disfungsi ereksilah penyebab serangan jantung.
Dalam penelitian yang dipublikasikan Journal of the American College of Cardiology, 2.306 pria dengan diabetes tipe dua dievaluasi kesehatannya untuk mengontrol diabetes beserta komplikasinya. Pada permulaan penelitian, hanya seperempat peserta punya gejala disfungsi ereksi. Tak ada yang memiliki tanda atau riwayat penyakit jantung, sakit pembuluh darah, atau stroke.
Setelah penelitian berjalan empat tahun, 123 pria terkena serangan jantung sehingga meninggal atau memerlukan operasi bypass ataupun pemasangan stent. Ternyata mereka sudah mempunyai gejala disfungsi ereksi sejak awal penelitian. "Disfungsi ereksi memiliki peran yang sama dengan faktor risiko lain penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi, dan diabetes," kata Profesor Robert A. Kloner dari Keck School of Medicine di University of Southern California, Amerika Serikat.
Pola Baru Penyebaran Rabies
Pemerintah Provinsi Bali mencurigai kemungkinan terjadinya penularan virus rabies dari manusia ke manusia. Kepala Bagian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Provinsi Bali, Ketut Subra-ta, menerima informasi sudah ada satu kasus penularan dari pasien rabies ke seorang perawat. "Si perawat terkena muntahan pasien dan enam bulan kemudian dia positif rabies," ujarnya kepada Rofiqi Hasan dari Tempo pekan lalu.
Rumah Sakit Umum Sanglah, Bali, meningkatkan kesiagaan dalam perawatan pasien rabies. "Para perawat telah diperingatkan agar menerapkan prosedur ketat, di antaranya menggunakan masker dan sarung tangan," ujar Subrata. Menurut juru bicara tim ahli penanggulangan rabies Bali, I.G.N. Mahardika, penularan bisa terjadi melalui kontak langsung dengan muntahan pasien, meski kemungkinannya sangat kecil. Ancaman terbesar penularan rabies tetap dari gigitan anjing. Hingga pekan lalu, di Bali sudah ada dua orang positif rabies yang meninggal serta lima orang lainnya dalam status terduga.
Rabies adalah penyakit infeksi akut susunan saraf pusat pada manusia dan mamalia. Penyakit ini ditandai dengan disfungsi hebat susunan saraf dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae, dan menginfeksi manusia setelah korban digigit binatang-90 persen lewat anjing, ada juga yang melalui kucing, kera, serigala, atau kelelawar.
Gejala awalnya berupa demam, malaise umum, mual, dan rasa nyeri di tengah tenggorokan selama beberapa hari. Pasien juga merasa nyeri, panas, disertai semutan pada tempat luka, cemas, dan reaksi berlebihan terhadap rangsang sensorik.
Masa inkubasi rabies 95 persen antara tiga dan empat bulan. Karena lamanya inkubasi, kadang-kadang orang tidak ingat kapan digigit anjing. Pada anak-anak, masa inkubasi biasanya lebih pendek daripada orang dewasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo