Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Info Hidup Sehat

17 Oktober 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Luka Kecil, Bahaya Besar

Menggaruk kaki gatal akibat gigitan nyamuk merupakan kegiatan spontan, bahkan tanpa sadar. Tapi, bagi penderita diabetes, hal sepele ini bisa berakibat fatal apabila menimbulkan luka terbuka (ulkus), sekecil apa pun. Tak tertutup kemungkinan, kaki tersebut harus diamputasi. "Jangan pelihara kuku panjang. Sebab, saat tidur dan digigit nyamuk, tanpa sadar Anda bisa menggaruk-garuk dan muncul luka. Kasus seperti ini sering sekali," kata Dante Saksono Harbuwono, spesialis endokrinologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, di sela-sela Jakarta Diabetes Meeting, Selasa pekan lalu.

Selain nyamuk, gigitan serangga lain seperti semut kerap memicu terjadinya luka pada kaki. Karena itu, Dante meminta agar tidak menganggap remeh sekecil apa pun luka tersebut. "Cepat ambil antiseptik agar tidak terjadi infeksi sekunder," katanya.

Sebenarnya, jika segera dibalur antiseptik, luka pertama itu tidak mengundang infeksi. Namun, begitu tindakan pertama itu diabaikan dan luka gigitan nyamuk menjadi terbuka, ada kemungkinan terjadi infeksi sekunder dan niscaya mengundang bakteri.

Kaki diabetesi rentan terjadi luka karena pembuluh darah kaki terbilang panjang. Selain itu, posisi kaki yang selalu di bawah dan menapak tanah memperbesar kemungkinan tersebut. "Penyebab utama kelainan atau luka di kaki adalah infeksi," kata Dante.

Pentingnya perhatian terhadap kaki diabetik juga disampaikan Pradana Soewondo dalam promosi doktoralnya di FKUI, Kamis dua pekan lalu. Kaki diabetik merupakan salah satu komplikasi kronis diabetes dan menjadi jenis infeksi terbanyak yang menyebabkan penyandang diabetes memerlukan perawatan. Beberapa pusat penelitian di Indonesia melaporkan angka kematian ulkus atau gangrene diabetes sebesar 17-32 persen, sedangkan laju amputasinya 15-30 persen.

Data di RSCM pada 2007 menunjukkan 33,94 persen dari 327 pasien diabetes yang dirawat inap mengalami ulkus. Menurut Pradana, hasil pengelolaan ulkus kaki diabetik sampai saat ini belum memuaskan. Hal itu bisa dilihat dari data 16,1 persen kasus meninggal, 25,5 persen kasus mengalami amputasi dan membaik, 25,5 persen kasus pulang paksa, dan hanya 32,2 persen yang selamat tanpa amputasi.

Luka kecil di kaki memang bukan hal kecil bagi para diabetesi. Menurut Pradana, itu terjadi akibat akumulasi dari beberapa kelainan yang ditimbulkan oleh hiperglikemia. Ada sejumlah faktor klinis yang mempengaruhi proses penyembuhan luka diabetik, antara lain konsentrasi glukosa darah yang tinggi, hiperglikemia kronis, lemak baik yang rendah dan lemak jahat yang tinggi, hipertrigliserida, hipertensi, serta obesitas.

Masih berkaitan dengan penjagaan kaki diabetik, Dante meminta diabetesi berhati-hati saat memotong kuku. Jangan memotong kuku terlalu pendek sehingga memicu tertusuknya daging di samping kanan-kiri kuku saat kuku tumbuh. Atau, lantaran terlalu mepet motongnya, alat pemotong kuku malah ikut menyobek kulit.

Soal sepatu, jika kaki diabetesi belum mengalami kelainan bentuk, misalnya tulang kakinya bengkok, maka boleh memakai sepatu biasa. Yang penting, sebelum dipakai, cek bagian dalam sepatu agar terhindar dari benda kecil, seperti pasir atau kerikil. Dalam sejumlah kasus, pasir atau kerikil bisa menimbulkan luka.

Sebaliknya, jika kondisi kaki sudah ada kelainan, sepatu yang dipesan khusus layak dipertimbangkan. Sebab, jika memakai sepatu biasa, "Tulang yang bengkok tadi akan gampang bergesekan dengan sepatu sehingga memicu luka," kata Dante.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus