Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Info Kesehatan

6 Desember 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tes HIV di Rumah

Tak hanya kehamilan yang bisa diketahui lewat tes yang dilakukan sendiri di rumah. HIV/AIDS kini juga bisa dites dengan cara serupa. Sekumpulan peneliti di Malaysia baru-baru ini mengumumkan telah menemukan alat tercepat pendeteksi virus perontok kekebalan tubuh (HIV, human immunodeficiency virus) yang bisa dioperasikan sendiri di rumah.

Akurasi alat bernama HV-7 ini sudah diuji oleh berbagai lembaga, termasuk Lembaga Penelitian Medis Malaysia dan Rumah Sakit Tan Tock Seng, di Singapura. Alat ini diharapkan sudah beredar di pasaran, juga di apotek-apotek, pada awal 2005. "Akurasinya hingga 99,8 persen, dan hasilnya bisa diketahui dalam tiga sampai lima menit," kata Yvonne Oh, juru bicara TH Koid Foundation, yang mendanai penelitian untuk alat ini.

Peranti yang ukurannya tak lebih besar dari bungkus rokok ini dikemas secara steril. Begitu ditetesi darah, alat ini dengan segera mendeteksi keberadaan antibodi HIV jenis 1 dan 2. "Seperti tes kehamilan, bila muncul dua garis pada alat itu, hal itu menunjukkan orang yang dites positif HIV, sedangkan satu garis menunjukkan sebaliknya," kata Yvonne. Bila tes menunjukkan hasil positif, si pengguna tetap dianjurkan menghubungi dokter yang bisa memberikan konseling mengenai HIV/AIDS.

Lebih Baik Istirahat Saat Sakit

Ada kebiasaan buruk di sekitar kita. Ketika badan meriang, kita masih saja memaksakan diri bekerja seperti biasa. Nah, setelah membaca tips ini, Anda sebaiknya menghentikan kebiasaan itu. Sebuah studi mutakhir membuktikan, bekerja saat tubuh sedang sakit mempertinggi risiko datangnya penyakit jantung.

Adalah tim peneliti dari The University College London, Inggris, yang menggelar riset tersebut. Selama 10 tahun terakhir tim peneliti mengamati 10 ribu pegawai negeri di Inggris. Tim yang dipimpin Profesor Sir Michael Marmot itu membandingkan tingkat kehadiran dengan catatan kesehatan para pegawai negeri yang diteliti. Hasilnya menarik untuk digarisbawahi. Ada 30-40 persen dari pegawai yang terbiasa ngotot kerja saat sakit diketahui memiliki penyakit jantung. Semua jenis penyakit memiliki risiko sama. "Bahkan penderita flu ringan yang tetap bekerja memiliki risiko sama," kata Michael.

Menurut Marmot, risiko penyakit jantung ini muncul karena adanya tingkat stres tinggi yang terjadi pada orang yang tetap bekerja saat sakit. "Bekerja saat sakit bukannya memberikan kontribusi pada perusahaan. Mereka ini justru mempercepat kematian mereka, selain berpotensi menyebarkan virus di kantor," kata Sir Michael Marmot.

Dr. Charmaine Griffiths, dari Yayasan Jantung Inggris, menilai temuan ini didukung studi sebelumnya yang juga menyimpulkan stres dalam bekerja bisa memicu risiko penyakit jantung. "Pegawai akan merasa stres ketika mereka merasa punya sedikit kemampuan untuk bekerja sedangkan tuntutan begitu tinggi," katanya. n

Flu Burung Disebarkan Bebek

Wabah flu burung sempat mengguncang kawasan Asia. Pada awal tahun ini, jutaan unggas terpaksa dibunuh dan 32 nyawa penduduk di berbagai negara Asia melayang karena flu burung.

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, pun sibuk melacak biang kerok penyebaran wabah. Penelitian sementara menunjukkan, virus flu burung (N5N1) ini disebarkan oleh bebek. "Bebek memiliki peran penting dalam penyebaran penyakit ini," kata Shigeru Omi, Direktur WHO untuk Pasifik barat.

Studi WHO itu menemukan bahwa serangan flu burung umumnya sangat mematikan di tempat yang memiliki populasi bebek lebih tinggi. Serangan flu yang tinggi pada bebek, pada musim dingin, biasanya juga muncul bersamaan dengan tingginya kasus penyakit flu burung pada manusia.

Di tempat yang memelihara banyak bebek, demikian menurut studi itu, biasanya lebih banyak ayam yang terkena flu. Sedangkan di daerah yang bebek dan ayamnya dipisahkan?seperti di Hong Kong? penyebaran virus H5N1 lebih rendah. "Ketika ayam terkena virus ini, mereka segera mati setelah menunjukkan tanda-tanda serangan," kata Omi. Tidak demikian halnya dengan bebek. Bahkan, ketika terserang virus flu, bebek tidak menunjukkan gejala sama sekali, sementara dia terus menyebarkan virus pada ayam dan kemungkinan juga pada manusia.

Temuan ini diharapkan memberikan arti penting pada upaya pencegahan mewabahnya flu burung di masa depan. Bila tak dilakukan upaya pencegahan yang memadai, akan semakin banyak yang terbunuh karena penyakit ini.

(Reuters, AFP, BBC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus