Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jangan Asal Sebut Bipolar, Ini 4 Mitos dan Fakta Gangguan Bipolar

Pengidap gangguan bipolar mengalami naik turun suasana hati secara ekstrem, yang dibagi dalam fase manik dan depresi. Ini 4 mitos dan fakta bipolar.

8 Mei 2021 | 07.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan bipolar merupakan penyakit mental yang mempengaruhi suasana hati penderitanya. Pengidap akan mengalami naik turun suasana hati secara ekstrem, yang dibagi dalam fase manik dan depresi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di fase manik pengidap bipolar akan mengalami peningkatan suasana hati, meliputi kegembiraan, perilaku implusif, dan agitasi. Sedang di masa depresi, pengidap akan kekurangan energi, merasa tidak berharga, harga diri rendah, pikiran untuk bunuh diri dan berhalusinasi. Dilansir helpguide.org terdapat empat mitos tentang gangguan bipolar, di antaranya:

  1. Mitos: orang dengan gangguan bipolar tidak bisa menjadi lebih baik atau menjalani kehidupan normal. Faktanya, banyak penderita bipolar memiliki karir sukses, kehidupan keluarga yang baik dan bahagia, dan hubungan yang memuaskan. Hidup dengan bipolar memang menantang penderitanya, namun dengan pengobatan, keterampilan mengatasi kesehatan, dan sistem dukungan yang baik dapat membuat penderita bipolar hidup dengan baik.

  2. Mitos: orang dengan bipolar berpindah-pindah antara manik dan depresi. Faktanya beberapa orang bergantian antara fase ekstream manik dan depresi, tetapi kebanyakan lebih banyak mengalami depresi dibanding manik. Manik juga mungkin sangat ringan sehingga tidak dikenali, orang dengan bipolar juga dapat menjalani waktu yang lama tanpa gejala.

  3. Mitos: gangguan bipolar hanya mempengaruhi suasana hati. Faktanya gangguan bipolar juga mempengaruhi tingkat energi, penilaian, memori, konsentrasi, nafsu makan, pola tidur, dorongan seks, dan harga diri penderitanya. Selain itu, gangguan bipolar telah dikaitkan dengan kecemasan, penyalahgunaan zat, masalah kesehatan seperti diabetes, penyakit jantung, migrain, dan tekanan darah tinggi.

  4. Mitos: selain minum obat, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gangguan bipolar. Faktanya meski obat adalah dasar dari pengobatan gangguan bipolar, strategi terapi dan sosialisasi juga memainkan peran penting. Pengidap dapat membantu mengontrol gejala dengan olahraga secara teratur, tidur yang cukup, makan dengan benar, memantau suasana hati, meminimalkan stres, dan mendapat dukungan dari orang-orang terdekat.

Gangguan bipolar sangat bisa diobati, maka penting mendiagnosis masalah dan memulai pengobatan sedini mungkin. Sebab hidup dengan bipolar yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah dalam segala hal, mulai karier, hubungan, dan kesehatan penderitanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DELFI ANA HARAHAP

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus