Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Jangan Salah Diagnosa, Ini Perbedaan Pilek karena Flu dan Pilek karena Alergi

Hidung tersumbat atau pilek dapat disebabkan flu atau alergi. Berikut ini perbedaan keduanya.

21 Oktober 2021 | 18.06 WIB

Ibu hamil batuk pilek. Freepik.com/Yanalya
Perbesar
Ibu hamil batuk pilek. Freepik.com/Yanalya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta – Sebagian besar kondisi hidung tersumbat atau pilek dikaitkan dengan tubuh yang mengalami flu. Padahal, terjadinya pilek juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya alergi. Lantas, bagaimana membedakan pilek yang disebabkan oleh flu atau alergi?

Pilek merupakan salah satu gangguan dalam sistem pernapasan yang membuat penderitanya mengalami kesulitan ketika bernapas. Melansir dari laman newsinhealth.nih.gov, pilek yang disebabkan oleh flu berakar dari virus. Sementara itu, pilek yang dihasilkan oleh alergi tidak disebabkan oleh virus, melainkan karena tubuh bereaksi dengan pemicu atau alergen. Setiap orang mempunyai jenis alergen yang berbeda-beda. Namun, benda-benda sekitar seperti bulu hewan peliharaan, serbuk sari bunga, makanan, merupakan contoh alergen yang dapat menyebabkan pilek.  

Gejala yang mengiringi antara pilek karena flu dan alergen pun berbeda. Pilek yang disebabkan karena flu diikuti dengan demam tinggi yang berlangsung selama 3-4 hari, sakit kepala, batuk, kelelahan, dan nyeri. Pilek jenis ini biasanya berlangsung selama tujuh sampai sepuluh hari. Namun, sebagaimana dikutip dari laman healthline.com, jika gejala-gejala tersebut berlangsung lebih dari satu atau dua minggu, virus yang menyerang mungkin telah menyebabkan infeksi serius, seperti infeksi sinus, pneumonia, atau bronkitis.

Berbeda dengan pilek karena flu, pilek karena alergi memiliki beberapa gejala, seperti hidung tersumbat, berair, dan mata gatal. Gejala-gejala alergi ini berlangsung selama seseorang terus menerus terpapar alergen. Orang yang memiliki alergi lebih rentan terkena pilek jenis ini. Teresa Haguel, seorang ahli penyakit menular dalam pernapasan NIH mengungkapkan, gejala pilek yang disebabkan flu lebih parah ketimbang karena alergi. ”Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan gejala yang berlangsung ketika hidung tersumbat,” ujarnya sebagaimana dikutip Tempo.co dari laman newsinhealth.nih.gov pada Oktober 2014.

Menguitp laman mayoclinic.org, pengobatan pilek karena flu dapat dilakukan dengan beberapa hal, seperti istirahat, menggunakan obat penghilang rasa sakit dan flu terjual bebas di pasaran. Untuk pengobatan pilek yang disebabkan alergi, seseorang dapat mengonsumsi obat-obatan jenis antihistamin, semprotan steroid hidung, dan dekongstan. Selain itu, hindari berkontak dengan alergen penyebab pilek. Dengan mengetahui perbedaan antara pilek flu dan pilek alergi dapat membantu memilih pengobatan yang terbaik untuk meminimalisir gejala yang terjadi.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus