Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Jembatan aids memang terbuka

Jembatan penularan aids ke asia tak tertutup. hubungan seks dengan orang asing cukup luas dipraktekkan di sejumlah negara asia melalui homoseks dan pelacuran. tapi belum ditemukan seropositif.

25 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AIDS di Asia terbilang jinak-jinak merpati. Belum ada tanda-tanda wabah, "Namun, sekali meledak akan sulit dikendalikan," kata Dr. R. Dwyer, seorang ahli dari Yale University, AS. Ini dikatakannya di Konperensi AIDS di Bangkok Januari lalu. Menurut Dwyer, kurangnya kemampuan mengatasi epidemi, kecilnya kesadaran memelihara kesehatan di kalangan masyarakat, bisa merupakan penyebab utama. Jembatan penularan ke Asia, menurut Dwyer, tidak tertutup. Hubungan seks dengan orang asing cukup luas dipraktekkan di sejumlah negara Asia, melalui praktek homoseks, pelacuran, dan gonta-ganti mitra seks. Namun, para pakar AIDS di pertemuan Bangkok itu toh bertanya-tanya, mengapa insidensi AIDS di Asia sangat rendah. Ya, apa betul rendah? Hasil penelitian Kelompok Studi Khusus (Pokdisus) AIDS Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menunjukkan "jembatan AIDS" itu memang terbuka. Dalam seminar sehari yang diselenggarakan di RS Cipto Mangukusumo Sabtu pekan lalu, terungkap bahwa kontak seksual dengan orang asing cukup besar. Dari 114 waria yang diteliti, 72 punya hubungan dengan orang asing. Dari 115 pelaku homoseks, 71 berhubungan dengan orang asing. Dr. Dede Oetomo, ketua perhimpunan lesbian dan homoseks yang hadir dalam seminar itu, mengakui bahwa kebanyakan lesbian dan homoseks memang kurang peduli. "Mereka menganggap AIDS penyakit yang berjangkit di luar negeri," katanya. Sikap tidak berhati-hati ini, menurut Dede, akibat kurangnya informasi. Namun, hasil pemeriksaan Pokdisus FKUI itu menunjukkan, penjangkitan AIDS memang belum terjadi. Pemeriksaan darah kelompok berisiko tinggi itu -- termasuk 220 pelacur -- menunjukkan bahwa tak satu pun ditemukan seropositif. Pertanyaan di Bangkok pun kembali bergaung. Mengapa? Perilaku seks yang masih tertib disepakati oleh para pakar AIDS di pertemuan Bangkok sebagai pertahanan utama Asia menghadapi AIDS. Karena itu, selain memonitor kelompok berisiko tinggi, para pakar berpendapat, sangat perlu diteliti seberapa jauh perilaku seks di kalangan masyarakat masih terjaga. Peta seks ini perlu diketahui, karena -- seperti dikatakan Dwyer -- sekali penularan terjadi, ledakan epidemi akan sulit diatasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus