Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jenis Obat dan Makanan yang Tidak Boleh Dikonsumsi Bersamaan

Interaksi antara obat dan makanan bisa mengubah cara kerja obat tersebut secara drastis.

20 Agustus 2024 | 14.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam dunia medis, pentingnya memahami interaksi antara obat dan makanan tidak bisa dianggap remeh. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa makanan yang mereka konsumsi dapat mempengaruhi efektivitas obat yang mereka minum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari National Library of Medicine, interaksi antara obat dan makanan bisa menyebabkan obat bekerja lebih lambat, lebih cepat, atau bahkan mengubah cara kerja obat tersebut secara drastis, yang dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya atau menurunkan efektivitas pengobatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut ini adalah beberapa contoh umum obat dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi secara bersamaan:

1. Jus Jeruk Bali dan Obat Penurun Kolesterol

Jeruk bali adalah salah satu contoh paling terkenal dari makanan yang dapat berinteraksi dengan obat-obatan. Buah ini dapat menghambat enzim di hati yang disebut CYP3A4, yang bertanggung jawab untuk memetabolisme banyak obat, termasuk statin yang digunakan untuk menurunkan kolesterol. 

Ketika jeruk bali dikonsumsi bersamaan dengan statin seperti simvastatin atau atorvastatin, kadar obat dalam darah dapat meningkat secara signifikan, meningkatkan risiko efek samping serius seperti kerusakan otot atau rhabdomyolysis.

2. Produk Susu dan Antibiotik 

Produk susu yang mengandung kalsium, seperti susu, keju, dan yoghurt, dapat berinteraksi dengan antibiotik tertentu, termasuk tetracycline dan ciprofloxacin. Kalsium dapat mengikat antibiotik ini di saluran pencernaan, mengurangi penyerapan dan efektivitasnya. Disarankan untuk menghindari konsumsi produk susu setidaknya dua jam sebelum atau setelah mengonsumsi antibiotik ini.

3. Makanan Tinggi Vitamin K dan Warfarin

Warfarin adalah obat pengencer darah yang sering digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Namun, efektivitas warfarin dapat dipengaruhi oleh makanan yang tinggi vitamin K, seperti bayam, brokoli, dan kale. 

Vitamin K memainkan peran penting dalam proses pembekuan darah, sehingga konsumsi makanan tinggi vitamin K dapat mengurangi efektivitas warfarin, meningkatkan risiko pembekuan darah. Penting bagi pasien yang menggunakan warfarin untuk menjaga asupan vitamin K yang konsisten dan menghindari fluktuasi drastis dalam diet mereka.

4. Alkohol dan Obat Pereda Nyeri (NSAID)

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) seperti ibuprofen, naproxen, dan aspirin digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Namun, konsumsi alkohol bersamaan dengan NSAID dapat meningkatkan risiko iritasi lambung dan perdarahan gastrointestinal. Alkohol dapat merusak lapisan lambung, dan NSAID dapat memperburuk kondisi ini, sehingga meningkatkan risiko tukak lambung dan perdarahan.

5. Makanan Kaya Tiramin dan Inhibitor Monoamine Oxidase (MAOIs)

MAOIs adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengobati depresi dan gangguan lainnya. Namun, obat ini dapat berinteraksi dengan makanan yang kaya tiramin, seperti keju yang telah matang, daging olahan, dan anggur merah. 

Tiramin adalah asam amino yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya jika dikonsumsi bersamaan dengan MAOIs. Karena itu, pasien yang menggunakan MAOIs harus menghindari makanan yang kaya tiramin untuk mencegah krisis hipertensi.

Dampak dari Interaksi Obat-Makanan 

Interaksi antara obat dan makanan dapat memiliki berbagai konsekuensi, mulai dari efek samping ringan hingga komplikasi serius yang dapat membahayakan kesehatan. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:

- Pengurangan Efektivitas Obat

Makanan tertentu dapat mengurangi jumlah obat yang diserap ke dalam aliran darah, sehingga mengurangi efektivitas pengobatan. Ini dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang sedang diobati tidak membaik, atau bahkan memburuk.

- Peningkatan Risiko Efek Samping

Sebaliknya, beberapa makanan dapat meningkatkan penyerapan obat hingga tingkat yang berbahaya, menyebabkan kadar obat dalam darah menjadi terlalu tinggi dan meningkatkan risiko efek samping. Ini terutama berbahaya untuk obat-obatan yang memiliki jendela terapi sempit, di mana perbedaan kecil dalam dosis dapat menyebabkan efek yang serius.

- Krisis Medis

Dalam kasus yang ekstrem, interaksi obat-makanan dapat menyebabkan krisis medis seperti hipertensi berat, perdarahan internal, atau bahkan kegagalan organ.

NCBI.NLM.NIH.GOV

Pilihan Editor: 
Macam Obat yang Pantang Diminum dengan Kopi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus