Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Jenis Obat yang Bisa Membantu Penderita Glaukoma

Penderita glaukoma perlu pengobatan untuk menurunkan tekanan intraokular dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik. Berikut jenis obatnya.

8 Desember 2024 | 20.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Glaukoma adalah masalah penglihatan yang ditandai kerusakan saraf optik, biasanya disebabkan peningkatan tekanan dalam bola mata (intraokular). Jika tidak diobati, glaukoma dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen atau kebutaan. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama bagi yang berisiko tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banyumas berkolaborasi dengan IDI Kabupaten Batang meneliti lebih lanjut mengenai glaukoma. Penyakit mata ini memang tidak dapat diobati secara langsung selain operasi namun dampaknya bisa dikurangi dengan obat yang tepat. Apa saja faktor penyebab glaukoma serta jenis obat bagi penderita?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IDI Kabupaten Banyumas dengan alamat website idikabbanyumas.org menjelaskan glaukoma disebabkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan intraokular dan kesehatan saraf optik. Berikut faktor-faktor penyebab utama glaukoma.

Peningkatan tekanan intraokular
Penumpukan cairan di dalam mata (aqueous humor) yang tidak dapat mengalir dengan baik menyebabkan peningkatan tekanan di dalam bola mata, penyebab utama kerusakan saraf optik yang terkait glaukoma.

Usia
Risiko glaukoma meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada yang berusia di atas 40 tahun. Penuaan dapat mempengaruhi kemampuan mata dalam mengatur tekanan.

Genetik atau riwayat keluarga
Memiliki anggota keluarga yang menderita glaukoma meningkatkan kemungkinan untuk mengembangkan penyakit ini. Faktor genetik berperan dalam predisposisi terhadap glaukoma.

Kondisi medis lain seperti diabetes dan rabun jauh
Penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, dan rabun jauh (miopia) dapat meningkatkan risiko glaukoma. Kondisi-kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan mata dan aliran cairan.

Cedera pada mata
Riwayat cedera pada mata, baik akibat trauma fisik atau operasi sebelumnya, dapat meningkatkan risiko glaukoma. Glaukoma adalah penyakit serius yang perlu perhatian medis segera untuk mencegah kehilangan penglihatan permanen.

Jenis obat yang bisa dikonsumsi penderita
Penderita glaukoma perlu pengobatan untuk menurunkan tekanan intraokular dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik. Berikut beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengatasi glaukoma.

Tetes mata Latanoprost, Travoprost, dan Bimatoprost
Tetes mata adalah pengobatan pertama yang biasanya diresepkan dokter. Beberapa jenis tetes mata yang sering digunakan meliputi Latanoprost, Travoprost, dan Bimatoprost. Ketiga obat tetes mata ini dapat meningkatkan aliran cairan dari dalam mata sehingga menurunkan tekanan intraokular.

Asetazolamida dan Gliserin
Obat Asetazolamida memiliki fungsi mengurangi produksi cairan di dalam mata, biasanya digunakan untuk terapi jangka pendek atau pada pasien yang tidak dapat menjalani operasi. Sedangkan Gliserin atau Mannitol (hiperosmotik) berfungsi untuk menarik cairan dari bola mata ke dalam pembuluh darah, biasanya digunakan dalam keadaan darurat.

Selain obat di atas, penderita glaukoma juga dapat melakukan operasi atau terapi laser. Pengobatan glaukoma bertujuan untuk mengontrol tekanan intraokular dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada saraf optik. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus