JIKA Anda ingin sehat dengan biaya murah, cukuplah berendam 20 menit dalam air dingin. Khasiat ini dibuktikan Direktur Institut Penelitian Trombosis, London, Profesor Vijay Kakkar, 56 tahun, lewat penelitiannya selama satu tahun terhadap 100 sukarelawan. Hasil studi Kakkar ini, yang disebutnya thermoregular hydrotherapy (TRHT), diungkapkan di koran European, Rabu pekan silam. Terapi itu berawal dari upaya Kakkar mengobati penderita postviral fatigue syndrome (juga disebut yuppie flu) dengan menyuruh mereka berendam di air dingin secara teratur. Upaya itu ternyata mampu mengobati mereka yang terserang yuppie flu, yang tanda-tandanya, otak tidak mampu berkonsentrasi dan badan merasa lemah dan lelah. Melihat kemajuan yang diperoleh penderita yuppie flu itu, Kakkar meneliti lebih dalam. Ia melakukan pengujian terhadap darah penderita sebelum dan setelah terapi lewat TRHT. Lalu ia memperluas studinya ke sukarelawan dari berbagai usia, berat badan, dan jenis kelamin. Hasilnya, jumlah sel darah putih peserta meningkat. Selain itu, sirkulasi darahnya semakin lancar, produksi testosteron (hormon penting yang mengatur potensi seksual pria) terangsang, begitu pula tingkat kesuburan pada perempuan. Tapi terapi ini bukan segalanya untuk mengobati berbagai jenis penyakit. ''Ini hanya salah satu cara supaya tubuh bisa berfungsi lebih baik,'' kata Kakkar. Bagaimana sih khasiat air dingin? Pada prinsipnya, manusia memiliki kemampuan tinggi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan suhu, lantaran tubuh mempunyai sistem pengatur panas (thermo-regulator system) yang terletak di otak. Bila tubuh ketemu dengan perbedaan suhu yang mencolok, informasi perubahan dikirim lewat sistem saraf ke suatu bagian, tempat berbagai tanda yang berbeda berintegrasi. Contohnya, bila suhu menurun, sistem pengatur panas tubuh merasakan dingin lewat saraf yang berujung di kulit. Reaksi selanjutnya, pembuluh darah menyempit, sehingga jumlah darah hangat yang melewati kulit berkurang. Dan hubungan reaksi itu dengan potensi seksual pada pria, dalam penelitian Kakkar, produksi sperma memerlukan suhu lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh umumnya. Maka, suhu testis turun menjadi sekitar 32 C, yakni 5 C lebih rendah dari suhu tubuh normal. Ternyata, adaptasi terhadap air dingin mampu mengatrol produksi hormon testosteron, dan pada gilirannya meningkatkan produksi sperma. Sedangkan pada wanita, kondisi dingin itu akan meningkatkan aktivitas dapur sel telur. Dokter John Harcup, 60 tahun, seorang dokter keluarga di London, yang telah mempelajari sejarah perawatan air dingin selama 30 tahun, sependapat dengan temuan Kakkar. Terapi secara alamiah ini akan merangsang sistem endokrin yang memproduksi tambahan hormon yang bermanfaat bagi tubuh. Hingga kini sudah lebih dari 5.000 sukarelawan mendaftarkan diri untuk mengikuti terapi air dingin ini. ''Saya yakin, masih ada kemungkinan manfaat lain yang belum ditemukan,'' kata Kakkar. Gatot Triyanto (Jakarta) dan Mudrajad Kuncoro (Birmingham)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini