Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pengertian Kompetitif, Ciri-Ciri, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya

kompetitif adalah aktivitas untuk mencapai tujuan dengan mengalahkan orang atau kelompok lain

9 Januari 2025 | 21.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Anak Bermain Lego/Tempo-Mitra Tarigan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JAKARTA - Kompetitif merujuk pada istilah yang menyatakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kompetisi, sebagaimana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sementara kompetisi adalah nama lain dari persaingan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford, kompetitif secara etimologi adalah kata serapan dari bahasa Latin yang dipadukan dengan unsur bahasa Inggris, yaitu competit dan sufiks -ive. Lantas, apa itu kompetitif? 

Pengertian Kompetitif

Melansir repository.unigiri.ac.id, kompetitif merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan dengan mengalahkan orang atau kelompok lain. Jiwa kompetitif juga dapat dikatakan sebagai jiwa yang senantiasa ingin menjadi manusia di baris yang paling depan atau tidak bergantung kepada siapapun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemudian, mengacu pada Prosiding Symbion: Symposium on Biology Education, kompetitif adalah keinginan yang kuat untuk menjadi nomor satu dan disertai dengan reaksi keras terhadap kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Sikap kompetitif bisa ditumbuhkan agar individu mau berkompetisi secara sehat. 

Sementara itu, dalam dunia bisnis, menurut laman eprints.pknstan.ac.id, strategi kompetitif merupakan strategi bersaing antarperusahaan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Strategi kompetitif menguji bagaimana cara suatu perusahaan dapat berkompetisi secara efektif untuk menguatkan posisinya di pasar. 

Ciri-Ciri Kompetitif

Terdapat beberapa ciri sifat kompetitif, antara lain:

-   Sulit menerima kekalahan dan ingin selalu sukses.

-   Keberhasilan yang diraih ingin mendapat pengakuan dari orang lain.

-   Lebih bersifat objektif, artinya memfokuskan pada fakta.

-   Kurang peka terhadap perasaan, tetapi berorientasi pada tugas dan target.

-   Mau bekerja keras.

-   Mampu menguasai bidangnya.

-   Bersifat kritis dan kurang sabar.

-   Mudah tersinggung dan menuntut kemampuan orang lain seperti dirinya.

-   Dapat menghalalkan segala cara untuk mewujudkan keinginan.

-   Mudah kecewa dengan penerimaan diri. 

Jenis-Jenis Kompetitif

Melansir repository.uinbanten.ac.id, dalam dunia usaha, kompetitif dibagi menjadi dua, yaitu: 

Kompetitif Sehat (Perfect Competition)

Persaingan sehat masih dibagi lagi menjadi beberapa macam, meliputi:

-   Penetapan harga (price fixing): tindakan anti-persaingan yang bisa terjadi secara vertikal maupun horizontal yang dianggap sebagai hambatan perdagangan, karena membawa dampak buruk terhadap persaingan harga.

-   Tindakan boikot: tindakan mengorganisir suatu kelompok untuk menolak hubungan suatu usaha dengan pihak tertentu.

-   Pembagian pasar secara horizontal: salah satu cara untuk menghindari kompetisi yang bisa dilakukan oleh perusahaan yang saling bersaing.

-   Pembatasan perdagangan secara vertikal dengan menggunakan alat selain harga (non-price vertical restraints), seperti hambatan berdasarkan wilayah (territorial restraints) dan hambatan penggunaan produk (customer restrains).

-   Diskriminasi harga (price discrimination): penetapan harga yang lebih murah bagi pelanggan tetap untuk membuka atau memperluas pasar baru.

-   Bid-rigging: praktik anti-persaingan di antara pelaku usaha dalam suatu lelang.

-   Penyalahgunaan posisi dominan (abuse of dominant position): pelaku usaha yang mempunyai posisi dominan mensyaratkan pelanggannya tidak berhubungan dengan pesaing. 

Kompetitif Tidak Sehat (Imperfect Competition)

Persaingan tidak sehat dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:

-   Tindakan anti-persaingan: tindakan yang bersifat menghalangi terjadinya persaingan, seperti monopoli, kartel, dan posisi dominan (firm dominan).

-   Tindakan persaingan curang: tindakan mempengaruhi konsumen melalui tipuan atau informasi yang menyesatkan, memalsukan merek dagang perusahaan lain, mengirimkan barang yang tidak dipesan sehingga pembeli menerima dalam posisi terpaksa, membuat iklan yang menjelek-jelekkan pesain, atau penurunan harga secara tidak wajar. 

Kelebihan Kompetitif

Manfaat dari kegiatan kompetitif dalam bidang usaha, di antaranya:

-   Pembagian sumber daya alam (SDA) dan pemerataan pendapatan akan terjadi secara otomatis, terlepas dari campur tangan kekuasaan pemerintah atau pihak swasta yang berkuasa.

-   Menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi secara impersonal, bukan melalui personal perusahaan atau birokrat.

-   Dalam kondisi kompetitif, setiap pihak memiliki kesempatan yang sama untuk berusaha dengan jaminan hak untuk mengembangkan diri.

-   Melindungi para pelaku ekonomi terhadap eksploitasi dan penyalahgunaan yang terpusat.

-   Mendorong alokasi dan realokasi sumber daya ekonomi sesuai dengan keinginan konsumen.

-   Mendorong penggunaan sumber daya ekonomi dan metode pemanfaatannya secara efisien.

-   Merangsang kualitas produk, pelayanan, kegiatan produksi, dan teknologi yang semakin baik. 

Kekurangan Kompetitif

Selain menguntungkan, adanya aktivitas bersifat kompetitif dalam dunia usaha juga memiliki beberapa dampak negatif, seperti:

-   Memerlukan biaya dan menghadapi kesulitan-kesulitan tertentu yang tidak didapati dalam sistem monopoli.

-   Mencegah koordinasi yang dibutuhkan dalam industri tertentu.

-   Jika kegiatan bersifat kompetitif dilakukan oleh pihak yang tidak jujur, maka bisa bertentangan dengan kepentingan publik. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus