Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Peneliti Medis di Swedia menggunakan alat kecerdasan buatan (AI) telah mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap percepatan penuaan otak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Oleh sebab itu, penting untuk menjaga kesehatan otak selaku organ vital dalam tubuh manusia guna memperlambat proses penuaan tersebut, salah satunya bisa didapat dari nutrisi makanan tertentu yang mirip dengan Diet Mediterania.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti yang diketahui, seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan otak akan mengalami penurunan. Hal itu juga berpengaruh pada proses penuaan otak.
Dilansir dari WebMD, adapun Marc Milstein, PhD, seorang peneliti kesehatan otak di Los Angeles mengatakan bahwa mulai usia 40an, volume otak manusia secara keseluruhan dapat mulai menyusut sekitar 5 persen setiap 10 tahun.
Dikutip dari Psychology Today, peneliti medis di Karolinska Institutet di Stockholm, Swedia, menerbitkan sebuah studi baru dimana kecerdasan buatan (AI) mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan terhadap percepatan penuaan otak.
Dengan menggunakan perbedaan usia otak sebagai biomarker digital potensial ketahanan otak, tim peneliti Swedia mengevaluasi dampak penyakit neurodegeneratif; penyakit vaskular; faktor gaya hidup seperti aktivitas dan pola makan; faktor risiko dan gangguan kardiometabolik (CMD) seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan hipertensi; proses biologis seperti peradangan, dan gangguan metabolisme glukosa dan lipid.
Adapun pemindaian otak para peserta penelitian yang mencakup 739 penduduk Gothenburg, berusia 70 tahun, dianalisis oleh AI yang telah dilatih dengan lebih dari 18.800 gambar MRI dari tujuh kelompok lainnya. Hasil menunjukkan bahwa semakin tua usia otak, maka semakin besar kesenjangannya.
Otak dengan tampilan yang lebih tua dan kesenjangan yang lebih besar dikaitkan dengan tingkat peradangan, glukosa, dan beban serebrovaskular yang tinggi. Selain itu, juga dikaitkan dengan rendahnya tingkat aktivitas fisik, adanya stroke/TIA, dan diabetes.
Sementara itu, otak perempuan yang tampak lebih tua dikaitkan dengan risiko konsumsi alkohol dan daya ingat episodik yang lebih rendah. Pada laki-laki, otak yang tampak lebih tua dikaitkan dengan berkurangnya ketebalan korteks dan fungsi kognitif di area perhatian /kecepatan, kemampuan visuospasial, dan kelancaran verbal. Peneliti juga menegaskan bahwa gaya hidup yang sehat, bisa membantu menjaga integritas otak, sehingga membuatnya tampak lebih muda.
Gaya hidup sehat, termasuk konsumsi makanan yang bernutrisi tinggi memang berperan penting dalam menjaga kesehatan seluruh organ tubuh manusia, tak terkecuali otak.
Dikutip dari Healthline, sebuah studi baru menemukan bahwa nutrisi tertentu yang mirip dengan yang ditemukan dalam makanan Mediterania mungkin memainkan peran penting dalam memperlambat penuaan otak.
Menggunakan analisis biomarker darah, pencitraan otak, dan penilaian kognitif, penelitian yang diterbitkan dalam Nature Publishing Group Aging menyimpulkan bahwa diet yang kaya akan asam lemak, antioksidan, karotenoid, vitamin E, dan kolin dapat meningkatkan fungsi otak yang sehat dan fungsi kognitif, di mana penelitian ini menunjukkan bahwa diet Mediterania dapat membantu memperlambat penurunan kognitif.
Nichola Ludlam-Raine, ahli diet dan penulis How Not to Eat Ultra-Processed, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan temuan penelitian ini sangat sesuai dengan harapannya.
"Dampak positif diet Mediterania terhadap kesehatan otak semakin diakui," jelasnya. "Hal ini didukung oleh semakin banyaknya bukti yang menghubungkan profil nutrisinya dengan fungsi kognitif dan perlindungan saraf."
Amy Reichelt, ahli saraf gizi dan kepala petugas inovasi di PurMinds NeuroPharma, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, juga setuju. Ia mengatakan bahwa antioksidan, termasuk karotenoid, penting untuk menetralkan radikal bebas. Mereka melindungi otak dari stres oksidatif, yang dapat merusak sel-sel otak dan mempercepat penuaan. “Mencegah penumpukan stres oksidatif dapat menjaga fungsi neuron,” jelas Reichelt.
Vitamin E dan Kolin.
Reichelt juga membahas peran Vitamin E selaku antioksidan penting lainnya yang membantu melindungi fungsi seluler dan telah dikaitkan dengan perlindungan terhadap demensia seperti penyakit Alzheimer. Sementara kolin (ditemukan dalam makanan seperti kuning telur), disebut sebagai bahan pembangun neurotransmitter asetilkolin, yang penting untuk perhatian dan ingatan yang berkelanjutan.
Merangkum bagaimana profil nutrisi ini memperlambat penuaan otak, Ludlam-Raine menjelaskan, "Nutrisi ini secara kolektif berkontribusi untuk mengurangi stres oksidatif dan peradangan, dua faktor utama dalam penuaan otak. Nutrisi ini mendukung integritas membran sel, meningkatkan aliran darah ke otak, dan meningkatkan neuroplastisitas, yang semuanya penting untuk mempertahankan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia."
Makanan dengan Kandungan Nutrisi yang Baik untuk Meningkatkan Kesehatan Otak
Ludlam-Raine mengungkapkan, ikan seperti salmon, mackerel, sarden, dan trout, yang kaya akan asam lemak omega-3, termasuk hal yang bagus untuk ditambahkan ke dalam menu sehari-hari. Adapun sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung, dan brokoli juga merupakan pilihan yang baik. Sayuran ini mengandung karotenoid seperti lutein dan zeaxanthin.
Selain itu, kacang-kacangan dan biji-bijian adalah makanan lain yang bisa dikonsumsi. Ludlam-Raine mengatakan kacang almond, biji bunga matahari, dan biji rami mengandung vitamin E dan ALA (asam alfa-linolenat).
Untuk mendapatkan lebih banyak kolin dalam makanan, cobalah menambahkan telur dan hati. Mengisi piring dengan sayuran dan buah-buahan berwarna juga merupakan ide yang bagus. Ludlam-Raine pun merekomendasikan paprika, tomat, dan jeruk, yang juga kaya akan antioksidan dan vitamin C.