Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Kata Desainer tentang Tren Industri Fashion di Era New Normal

Perancang busana Musa Widyatmodjo mengatakan tak ada fitting pakaian di department store di era new normal. Apa lagi yang berubah?

15 Juni 2020 | 10.07 WIB

Kata Desainer tentang Tren Industri Fashion di Era New Normal
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gaya hidup, termasuk fashion, akan mengalami banyak perubahan jelang normal baru (new normal) untuk mencegah penularan Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Perancang busana Musa Widyatmodjo mengatakan, mencoba pakaian sebelum dibeli (fitting) dan bilik ganti (fitiing room) di butik atau mal, hingga pergelaran busana (fashion show) akan menjadi berbeda dari sebelum pandemi.

"Misalnya seperti di department store, kita biasanya fitting (sebelum beli pakaian). Sekarang new normal-nya adalah tidak ada lagi fitting roomCustomer tidak boleh mencoba baju karena bisa saja menjadi sarana (penularan) virus," kata Musa dalam siaran IG Live bersama Caren Delano, Ahad malam, 14 Juni 2020.

Membeli pakaian tanpa fitting sebenarnya sudah mulai diterapkan di sejumlah butik di New York, Amerika Serikat. Opsi ini kemudian dialihkan menjadi "window shopping" melalui platform digital.

Karena kebiasaan konsumen berubah, pelaku bisnis fashion pun dituntut lebih kreatif dan beradaptasi dengan cepat agar dapat bersaing di industri ini.

"Jadi, brand akan membuat standar yang lebih bagus. Mau tidak mau kita (produsen) harus ciptakan sesuatu dengan sistem dan standar baru dan kuat. Itu jadi tantangan tentang apa yang kita lakukan sebagai retailer maupun pembuat koleksi," ujar Musa.

Selain membeli pakaian tanpa fitting, pergelaran busana (fashion show) secara virtual pun diprediksi akan mulai diperkenalkan dan dilakukan oleh rumah-rumah mode dunia.

Menurut desainer yang sudah 30 tahun berkecimpung di dunia fashion Tanah Air itu, fashion show virtual merupakan perubahan yang tak terelakkan menyusul dampak dari pandemi COVID-19 ini.

Ia berharap, fashion show virtual dapat mengembalikan esensi dari perhelatan tersebut; yakni untuk memperkenalkan produk, brand, dan mempererat hubungan bisnis antara produsen dan klien (konsumen).

"Itu penyesuaian yang harus terjadi. Melakukan fashion show juga harus sesuai kemampuan brand, bukan hanya sebagai social event, melainkan business (fashion itu sendiri)," ujar Musa melanjutkan.

Sejumlah fashion show virtual pun akan segera dihelat. Beberapa di antaranya adalah Hermes yang akan berpartisipasi dalam Paris Men Fashion Week pada 5 Juli dan Gucci melalui Milan Fashion Week Digital pada 17 Juli 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus