Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kecantikan kulit, protein, dan vitamin

Penambahan vitamin dan protein pada beberapa merek sabun mandi dan sampo tidak banyak bermanfaat. protein dan vitamin yang ditambahkan itu tidak dapat diserap rambut atau kulit.

15 Mei 1993 | 00.00 WIB

Kecantikan kulit, protein, dan vitamin
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SEORANG bintang film cantik diperlihatkan sedang mandi di bawah guyuran shower. Ia mengusap-usapkan sabun ke punggungnya yang mulus. Bintang ini menengadahkan wajah dan memejamkan mata, sepeti sedang menikmati kesegaran sabun yang dipakainya. Itulah cuplikan iklan yang memvisualkan sebuah merek sabun mandi yang sering ditayangkan di layar kaca televisi. Dalam iklan itu disebutkan sabun ini mengandung vitamin E. Selain sabun, ternyata sejumlah merek sampo juga mempromosikan produk mereka mengandung protein atau vitamin E. Apakah protein dan vitamin itu bermanfaat? Inilah yang mengusik beberapa ahli. Protein dan vitamin yang ditambahkan dalam produk sampo atau sabun, menurut Stuart Maddin, bagaimanapun tidak dapat diserap oleh rambut atau kulit. Protein pada sampo biasanya albumin yang hanya berfungsi membuat rambut tampak halus dan mudah diatur. ''Sedangkan vitamin pada sampo dan sabun sama sekali tidak berpengaruh bagi kulit dan rambut,'' kata guru besar penyakit kulit dari Universitas British Columbia ini kepada TEMPO, di sela-sela kehadirannya dalam simposium internasional ''Dermato- therapeutic Update 1993'' di Bali, pekan lalu. Kritik tersebut juga didukung oleh Dokter Lily Soepardiman. Ahli penyakit kulit dan kosmetik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini berpendapat, beberapa vitamin, misalnya vitamin E, kalaupun dapat diserap kulit, membutuhkan waktu lama. Padahal, dalam prakteknya, seseorang menggosokkan sabun atau sampo temponya relatif singkat saja. Karena itu, vitamin dan protein belum sempat lama melengket di kulit, kemudian keburu diguyur air, sehingga waktu untuk penetrasi di kulit berkurang. ''Artinya, protein dan vitamin dalam sabun atau sampo sebetulnya tidak begitu banyak gunanya bagi rambut atau kulit,'' kata Lily. Kalau selama ini banyak produsen sabun atau sampo mengklaim bahwa produk mereka mengandung protein atau vitamin, menurut Lily, itu hanya trik berdagang. ''Memang produk tersebut mengandung protein dan vitamin, tapi kegunaannya tidak seperti yang digembar-gemborkan dalam iklan,'' katanya. Vitamin E yang ditambahkan pada sampo, menurut Lily, sebagai bahan antioksidan. Ini untuk mencegah oksidasi, agar bahan dalam sampo tidak cepat hilang atau menguap. Sementara itu, protein yang ditambahkan pada sampo berfungsi untuk melindungi lapisan luar dari rambut, sehingga rambut tidak kusam akibat pengaruh bahan detergen. Penyerapan bahan-bahan ini memang bisa melalui kulit dan bisa melalui akar rambut (transfolikuler). ''Tapi sukar untuk membuktikan berapa banyak dan apa pengaruh vitamin tersebut bagi kulit,'' kata Lily. Sebab, vitamin E lebih punya khasiat jika dikonsumsi secara oral. Vitamin ini berpengaruh pada proses epitelisasi dan kelenturan kulit. Selama ini vitamin E dikenal sebagai sekelompok bahan yang penting bagi tubuh. Vitamin ini diperlukan tubuh untuk melindungi sel dari kerusakan, untuk memperlancar kerja sejumlah enzim, dan untuk pembentukan sel darah merah. Diduga, vitamin E ini mempunyai khasiat memperlambat proses keriput pada kulit, sehingga orang tersebut dapat kelihatan awet muda. Sumber vitamin ini ada dalam beberapa makanan, seperti minyak nabati, biji-bijian, kacang tanah, daging, dan sayur. Sedangkan protein dikenal sebagai molekul raksasa yang terdiri dari ratusan atau bahkan ribuan asam amino yang bergabung menjadi rantai panjang. Ada protein yang berserat. Protein ini merupakan bahan pembentuk berbagai macam jaringan tubuh, antara lain rambut, kulit, otot. Protein semacam ini tidak dapat larut. Tubuh memerlukan protein dalam makanan agar dapat diubah menjadi asam amino. Pekerjaan ini dilakukan dalam saluran pencernaan. Kemudian hasilnya diserap tubuh. Sumber protein, antara lain, daging, telur, dan sayuran yang semuanya bisa masuk ke dalam tubuh setelah dimakan. Jadi, bukan hanya sekadar bisa dioleskan di kulit. Gatot Triyanto dan Kelik M. Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus