Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Cegah Dehidrasi, Perhatikan Cairan Masuk dan Keluar saat Anak Kena DBD

Dehidrasi bisa menyebabkan pasien DBD mengalami kebocoran plasma darah yang berujung kematian. Jangan sampai anak kekurangan cairan.

12 Februari 2025 | 22.07 WIB

Ilustrasi anak demam. saidsupport.org
Perbesar
Ilustrasi anak demam. saidsupport.org

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua diimbau memperhatikan asupan cairan yang masuk dan keluar saat buang air kecil pada anak yang terkena demam berdarah dengue (DBD) untuk mencegah dehidrasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Jadi kita harus hitung, misalnya minumnya 1 liter, keluarnya cuma 100 cc dalam sehari. Berarti itu kekurangan cairan," ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Budi Setiawan, di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dehidrasi bisa menyebabkan pasien DBD mengalami kebocoran plasma darah yang berujung kematian. Tanda dehidrasi atau kurang cairan juga bisa dilihat dari warna urine yang kuning pekat. Lalu, apabila sudah banyak minum tapi cairan yang keluar jumlahnya sedikit, bisa jadi air menguap melalui kulit saat anak demam atau sudah terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh.

"Biasanya kalau demam berdarah dengue salah satu manifestasi klinisnya cairan menumpuk, tidak hanya perdarahan," kata Budi.

Perhatikan kesadaran dan suhu tubuh
Selain asupan cairan, perhatikan juga asupan makanan, kesadaran anak, suhu tubuh, dan beri anak obat sesuai anjuran dokter. "Ukur suhunya terus menerus. Tapi biasanya, kalau pun anak sudah demam tiga hari akan ada pemeriksaan, laboratorium serial untuk bisa melihat pergerakan sel darah putih, dan pembeku darah," paparnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajak warga untuk ikut mengantisipasi kasus demam berdarah dengue, termasuk di musim hujan saat ini, dengan lebih aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi jadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

Lalu, perlu juga dilakukan poin plus seperti menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar. Data kasus DBD per 10 Februari 2025 mencatat 729 kasus di DKI Jakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus