Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Laser wajah merupakan salah satu prosedur kecantikan yang bermanfaat meremajakan kulit, memudarkan kerutan halus, bintik-bintik penuaan, bekas jerawat, mengembalikan warna atau tekstur kulit tidak merata, dan memperbaiki kulit yang rusak akibat sinar matahari. Laser berkeja dengan menguapkan lapisan luar kulit, untuk kemudian mendorong pertumbuhan serat kolagen baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Healthline di laman healthline.com, sejauh ini ada dua jenis prosedur laser wajah yang umum dilakukan. Pertama, laser ablatif termasuk karbon dioksida (CO2) atau Erbium. Perawatan ini digunakan untuk menghilangkan bekas luka, kutil, dan kerutan yang dalam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua, laser non-ablatif yang digunakan untuk rosacea, spider veins, dan masalah kulit terkait jerawat.
Risiko Melakukan Perawatan Laser Wajah
Seperti prosedur kecantikan lainnya, laser wajah juga berpotensi menimbulkan beberapa efek samping, di antaranya:
1. Hiperpigmentasi
Mengutip Cleveland Clinic di laman clevelandclinic.org, hiperpigmentasi ataupun hipopigmentasi dapat terjadi pada daerah yang dirawat menggunakan laser. Tetapi, masalah ini dapat diobati dengan krim pemutih yang bertugas mempercepat pemudaran pigmen.
2. Pengaktifan virus herpes
Pengaktifan kembali herpes simplex cold sores dapat terjadi setelah laser kulit, terutama virus yang berada di sekitaran mulut. Namun, ini dapat dicegah dengan meminta obat antivirus dari dokter yang dapat diminum sebelum prosedur laser wajah.
3. Pembengkakan
Melansir Mayoclinic di laman mayoclinic.org, kulit yang dilaser mungkin membengkak, gatal atau memiliki sensasi terbakar. Kemerahan pada kulit juga bisa berlangsung cukup lama. Pada kasus ini, dokter mungkin akan meresepkan steroid oral.
4. Milia
Milia atau benjolan kecil putih dapat muncul di daerah yang dirawat dengan laser selama masa penyembuhan. Namun bisa dihilangkan menggunakan waslap lembut saat membersihkan wajah.
Lebih lanjut, orang dengan riwayat mengkonsumsi obat jerawat isotretinoin (amnesteem) selama setahun terakhir, memiliki jaringan ikat atau penyakit autoimun atau sistem kekebalan tubuh yang lemah, memiliki riwayat bekas luka keloid, pernah menjalani terapi radiasi pada wajah, memiliki riwayat pelapisan ulang laser sebelumnya, rentan terhadap luka dingin atau baru terkena virus herpes, sedang hamil atau menyusui, dan memiliki riwayat kelopak mata yang membelok ke luar (ektropion) musti berkonsultasi dan berhati-hati saat ingin melakukan laser wajah.
DELFI ANA HARAHAP
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.