Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah merayakan Idulfitri atau Lebaran dan menikmati masa liburan hari raya, orang-orang akan kembali dalam rutinitas bekerja. Pengalaman liburan yang masih terbawa saat memulai rutinitas bekerja menimbulkan perasaan seperti gangguan emosi. Kondisi ini gejala sindrom pascaliburan atau post-holiday syndrome.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi post-holiday syndrome membuat orang berusaha kembali membiasakan diri dalam rutinitas seperti biasa setelah berlibur. Mengutip Verywell Mind, kondisi post-holiday syndrome tak berisiko seperti depresi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tapi, sebagian besar keadaan emosi yang berkaitan dengan post-holiday syndrome sangat beragam, seperti munculnya perasaan kesepian maupun kecewa. Mengutip Psycom, melakukan kembali rutinitas setelah lama berlibur membutuhkan upaya ekstra terhadap fisik dan mental.
Gejala post-holiday syndrome
- Merasa cemas
- Kehilangan motivasi
- Suasana hati buruk
- Mudah tersinggung
- Stres
- Susah tidur atau insomnia
- Memiliki kekhawatiran tentang finansial
- Merenung secara berlebihan
Upaya mengatasi post-holiday syndrome
- Menjaga kesehatan diri
Kualitas tidur dan olahraga teratur merupakan dasar gaya hidup sehat. Gaya hidup itu disarankan para ahli kesehatan untuk meningkatkan suasana hati (mood) dan mengelola gejala depresi. Menata ulang aktivitas sebelum kembali dalam rutinitas bermanfaat untuk mengendalikan emosional.
Mengutip Cleveland Clinic, aktivitas berjalan kaki berguna untuk hormone endorfin yang menimbulkan rasa senang. Menurut Sleep Foundation, kualitas tidur yang buruk bisa menurunkan suasana hati. Itu sebabnya, disiplin waktu tidur akan bermanfaat untuk mencegah gangguan emosi untuk mengatasi post-holiday syndrome.
- Interaksi sosial
Interaksi sosial berguna untuk menjaga efek kontras rutinitas bekerja dan liburan. Aktivitas itu berguna untuk dorongan mengatasi post-holiday syndrome.
- Bersikap santai
Post-holiday syndrome hanya dialami sebentar saja, maka tak perlu membiarkan diri terlarut dalam gangguan emosi saat memulai rutinitas bekerja. Cara ini bermanfaat untuk solusi melepaskan diri dari post-holiday syndrome.
KAKAK INDRA PURNAMA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.