Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Selain menjadi momen untuk saling meminta maaf dan kumpul keluarga, Lebaran juga identik dengan makanan serta kue-kue khasnya. Sebut saja sayur ketupat, opor ayam, sambal goreng ati ampela, dan juga kue nastar, putri salju atau sagu keju.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, tidak sedikit orang yang takut dengan masalah-masalah kesehatan yang bisa muncul akibat makanan lebaran. Contohnya, kue-kue lebaran yang tinggi kandungan gula.
Baca juga: Mudik Lebaran Pakai Motor? Jangan Lupa Koyo, Begini Pakainya
Ahli gizi, dr. Tan Shot Yen, menjelaskan kepada TEMPO.CO bahaya sebenarnya dari makanan-makanan khas lebaran. Yaitu konsumsi yang 'berlebihan'.
Dibandingkan dengan zaman dahulu, lanjutnya, makanan lebaran tidak terlalu menimbulkan masalah kesehatan. Lalu, mengapa saat ini jadi banyak masalah kesehatan yang bermunculan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Karena, semua yang disajikan pada hari raya saat ini, sebetulnya diam-diam kita juga mengkonsumsinya sehari-hari,” tulis dr. Tan dalam keterangannya melalui pesan elektronik kepada TEMPO.CO pada 11 Juni 2018.
Menahan Godaan Hidangan Lebaran
Dulu, lanjutnya, orang-orang mengkonsumsi makanan sederhana setiap harinya. Ia memberi contoh opor ayam. Opor ayam dahulu dianggap sebagai makanan mewah. Kenapa? Bukan hanya karena proses memasaknya yang lama, tapi ayam pun juga tidak menjadi pangan harian masyarakat.
“Sekarang? ayam goreng tepung [yang umum dikonsumsi] sehari-hari saja sudah memberi masalah obesitas. Ditambah lagi dengan konsumsi opor ayam di hari raya,” lanjut dr. Tan.
Sama halnya dengan kue-kue lebaran. Menurut dr. Tan, sesungguhnya sebagian besar orang pun mengkonsumsi ‘kue lebaran’ versi miripnya sehari-hari.
Baca juga: Mengintip Menu Makan Siang Kim Jong Un dan Donald Trump
Dapat diambil contoh pada makanan yang bertepung, bergula, bermagarin, berlemak ataupun makanan yang banyak memberikan rasa gurih. “[Makanan seperti itu] Tersaji saat rapat kantor. Atau bahkan dibeli khusus saat pulang kantor untuk keluarga di rumah.”
Konsumsi makanan manis akan memicu gula darah naik secara cepat, namun juga turun kembali dengan cepat. Nah, saat gula darah Anda menurun dengan cepat inilah, rasa lapar akan kembali mendera. “[Disitulah] lingkaran ‘setan’ dimulai,” ungkap dr. Tan.
Pada intinya, bukanlah makanan-makanan khas lebaran yang membahayakan. Akan tetapi, tingkat konsumsi makanan tersebut yang dapat mempengaruhi kesehatan Anda.