Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manfaat jahe yang sudah tidak perlu diragukan lagi, membuat tanaman ini tidak pernah absen dari bumbu dapur. Hal ini dikarenakan jahe kaya akan vitamin dan antioksidan.
Adapun kandungan nutrisi yang terdapat dalam jahe adalah Vitamin A, B, C, lemak, protein, pati, asam organik, dammar, zingeron, sineol, hingga oleoresin.
Jahe yang mampu menanggulangi berbagai macam penyakit seperti, rematik, mual dan muntah, batuk kering, menurunkan kolesterol, dan meningkatkan daya tahan tubuh sering di sajikan dengan diseduh dengan air hangat.
Adapun kuliner minuman tradisional yang disajikan dengan jahe adalah air guraka. Minuman ini merupakan kuliner asli dari Maluku Utara. Dalam bahasa Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tengah, guraka berarti jahe.
Air guraka merupakan minuman tradisional yang dikonsumsi masyarakat Pulau Samo, Halmahera, Maluku Utara secara turun-temurun.
Baca: Kaya Antioksidan Manfaat Jahe Untuk Melawan Infeksi Hingga Menurunkan Kolesterol
Air guraka diolah dengan cara menghaluskan guraka dengan cara diparut lalu direbus dengan air panas bersama gula aren, daun pandan, dan ditambah sedikit kayu manis. Wedang ini biasanya disajikan dengan menggunakan gelas yang terbuat dari bambu.
Selain air guraka, ada minuman tradisional yang masih banyak peminatnya yaitu, sarabba. Sarabba merupakan minuman khas Suku Bugis, Makassar.
Minuman yang biasanya untuk menghangatkan badan ini disjaikan dengan rempah-rempah seperti jahe, gula merah, merica dan santan. Warga Makassar biasanya menyantap sarabba dengan gorengan atau cemilan-cemilan khas makassar lainnya.
Minuman tradisional Indonesia yang berbahan dasar jahe juga memiliki sejarah, salah satunya adalah wedang uwuh. Menurut Praktisi Kuliner Nusantara, Bambang Nurianto, wedang ini disebut uwuh karena penampakannya sekilas seperti sampah. Hal ini dikarenakan uwuh yang dalam bahasa Jawa adalah sampah.
Manfaat jahe bisa menghangatkan tubuh, dalam bentuk minuman wedang uwuh. Minuman itu dibuat menggunakan rempah-rempah seperti jahe, cengkeh, kapulaga, kayu manis, pala, sereh, dan serat kayu secang. Walaupun terlihat seperti sampah, wedang uwuh biasanya diminum oleh raja-raja Jawa ketika ada acara perjumpaan dengan petinggi kolonial Belanda. Pada masanya, wedang uwuh sering juga disebut dengan anggur Jawa atau bir jawa.
GERIN RIO PRANATA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini