RUMAH Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Jakarta, kini sedang giat
berdaya upaya untuk memanfaatkan kembali sebuah peralatan
kedokteran yang hampir jadi besi-tua. Peralatan tersebut bernama
Recompression Chamber, sebuah silinder baja berdiameter 2 m dan
panjang 6 m yang digunakan sebagai ruangan pengobatan dengan
menggunakan udara tekanan-tinggi untuk penyakit yang timbul
karena bekerja di bawah permukaan air. Alat tersebut sejak tahun
1971 sudah dibongkar dari tempat duduknya di Surabaya setelah
selesainya pembuatan sebuah graving dock (galangan kapal yang
dikerjakan dengan mengeruk tanah di bawah permukaan laut).
Tabung baja yang sudah karatan itu kemudian diangkut ke Jakarta
dan diletakkan di sebuah ruangan RSAL di Bendungan Hilir tadi.
Tanggal 30 April yang lalu peralatan tua yang sudah dipoles itu
diresmikan kembali pemakaiannya oleh KSAL Subyakto. sebagai
sarana pengobatan untuk para penyelatn dan juga untuk penelitian
klinis.
Ketika meresmikan penggunaan ruangan tekanan tinggi itu Subyakto
sempat memuji fikiran baik dari bawahannya untuk menggunakm alat
yang sebenarnya hampir tak berguna lagi. "Jika personil rumah
sakit angkatan laut ini sudah kenal betul dengan peralatan
tersebut, di kemudian hari banyak cabang klinik yang bisa
memanfaatkannya", kata Kolonel dr Soesanto Mangoensadjito, yang
jabatan resminya adalah Komandan Rumah Sakit Angkatan Laut
Mintohardjo. Kolonel dan dokter ini adalah juga pimpinan team
pengobatan untuk penyakit yang timbul karena bekerja di bawah
permukaan laut, di Surabaya dulu. ia beserta teman-teman
sejawatnya ketika itu sempat berpengalaman dalam merawat 200
penderita penyakit Caisson (penyakit yang diderita para pekerja
yang menggali tanah dalam ruangan bertekanan udara tinggi di
bawah permukaan laut).
Recompression Chamber ini sebenarnya bukan barang baru di sini.
Beberapa pihak juga memilikinya sekalipun dalam ukuran yang
lebih kecil, seperti Pertamina dalam proyek-proyek penggalian
lepas pantai. Tetapi RSAL memang merupakan lembaga pertama yang
membawa masuk peralatan macam itu ke rumahsakit - biasanya dia
didirikan dekat penggalian - hingga berbagai cabang klinik bisa
pula menggunakannya. Sebab menurut keterangan ruangan bertekanan
tinggi itu bisa pula digunakan untuk penyakit seperti jantung,
kanker, pemhuluh darah, paru dan penyakit-penyakit infeksi.
Ketika RC ini berada di Surabaya dulu beberapa penderita tetanus
jenis kuman yang anaerobic -- disembuhkan di dalam ruangan
tersebut. Dari peralatan yang dari luar kelihatan mirip tanki
minyak itu, dr AA Loedin dari FK Universitas Airlangga meraih
gelar doktor dengan pokok pembicaraan pengobatan dengan tekanan
udara tinggi.
Dasar dari pengobatan dengan RC ini ialah dengan membuat si
pasien berada kembali pada tekanan tinggi dari mana dia
mendapatkan penyakit itu. Gejala penyakit yang dia derita bisa
rupa-rupa, mulai dari pusing sampai lumpuh. Penyakit tersebut
diperoleh karena keluar terlalu cepat dari bawah permukaan air.
Bisa juga karena keracunan udara yang besar tekanannya. Mereka
yang terlalu cepat keluar dari bawah pennukaan air, dalam darah
terjadi gelembung gas yang tak sempat ke luar dari tubuh.
Akibatnya jaringan tubuh yang mendapat aliran darah tadi akan
terserang sakit. Bila gelembung tadi tersumbat di persendian,
sendi jadi sakit. Kalau tersumbat di syaraf mata, bisa buta.
Apalagi kalau mandeg di sekitar otak bisa pusing, kejang-kejang
dan tak sadarkan diri.
Dengan dimasukkannya si pasien ke dalam RC dan udara dipompakan
ke sana, gelembung-gelembung gas dalam tubuh terbentuk lagi.
Gelembung yang jadi penyakit jadi bersatu dengan gelembung baru.
Lantas secara perlahan-lahan udara dalam RC itu dikeluarkan.
Dengan demikian gelembung-gelembung tadi ke luar teratur dan
kecil-kecil. Sampai udara sudah dikeluarkan semua diharapkan
gelembung-gelembung gas tadi sudah ke luar semua. Tak sebutir
pun yang tertahan lagi. Ierapa lama seseorang pasien harus
dibekam dalam RC tergantung berapa berat penyakitnya. Ada yang
sampai 72 jam.
RC yang di RSAL tersebut bisa menampung dua orang pasien
sekaligus dalam ruangan utamanya. Sebelum masuk ke ruangan utama
itu ada pula ruar.an yang lebih kecil. "Ini ruangan untuk dokter
dan perawat", kata Kol Dr Soesanto Mangoensadjito. RC ini bisa
mendapat tekanan udara sampai 4 atmosfir atau sama dengan
tekanan dalam kedalaman laut 30 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini