Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Memanfaatkan Besi Tua

Recompression Chamber asal Surabaya dipakai kembali di RSAL Mintohardjo, Jakarta. Peralatan berupa tabung baja itu dipakai untuk pengobatan penyakit yang timbul karena bekerja di bawah permukaan air.

14 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUMAH Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Jakarta, kini sedang giat berdaya upaya untuk memanfaatkan kembali sebuah peralatan kedokteran yang hampir jadi besi-tua. Peralatan tersebut bernama Recompression Chamber, sebuah silinder baja berdiameter 2 m dan panjang 6 m yang digunakan sebagai ruangan pengobatan dengan menggunakan udara tekanan-tinggi untuk penyakit yang timbul karena bekerja di bawah permukaan air. Alat tersebut sejak tahun 1971 sudah dibongkar dari tempat duduknya di Surabaya setelah selesainya pembuatan sebuah graving dock (galangan kapal yang dikerjakan dengan mengeruk tanah di bawah permukaan laut). Tabung baja yang sudah karatan itu kemudian diangkut ke Jakarta dan diletakkan di sebuah ruangan RSAL di Bendungan Hilir tadi. Tanggal 30 April yang lalu peralatan tua yang sudah dipoles itu diresmikan kembali pemakaiannya oleh KSAL Subyakto. sebagai sarana pengobatan untuk para penyelatn dan juga untuk penelitian klinis. Ketika meresmikan penggunaan ruangan tekanan tinggi itu Subyakto sempat memuji fikiran baik dari bawahannya untuk menggunakm alat yang sebenarnya hampir tak berguna lagi. "Jika personil rumah sakit angkatan laut ini sudah kenal betul dengan peralatan tersebut, di kemudian hari banyak cabang klinik yang bisa memanfaatkannya", kata Kolonel dr Soesanto Mangoensadjito, yang jabatan resminya adalah Komandan Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo. Kolonel dan dokter ini adalah juga pimpinan team pengobatan untuk penyakit yang timbul karena bekerja di bawah permukaan laut, di Surabaya dulu. ia beserta teman-teman sejawatnya ketika itu sempat berpengalaman dalam merawat 200 penderita penyakit Caisson (penyakit yang diderita para pekerja yang menggali tanah dalam ruangan bertekanan udara tinggi di bawah permukaan laut). Recompression Chamber ini sebenarnya bukan barang baru di sini. Beberapa pihak juga memilikinya sekalipun dalam ukuran yang lebih kecil, seperti Pertamina dalam proyek-proyek penggalian lepas pantai. Tetapi RSAL memang merupakan lembaga pertama yang membawa masuk peralatan macam itu ke rumahsakit - biasanya dia didirikan dekat penggalian - hingga berbagai cabang klinik bisa pula menggunakannya. Sebab menurut keterangan ruangan bertekanan tinggi itu bisa pula digunakan untuk penyakit seperti jantung, kanker, pemhuluh darah, paru dan penyakit-penyakit infeksi. Ketika RC ini berada di Surabaya dulu beberapa penderita tetanus jenis kuman yang anaerobic -- disembuhkan di dalam ruangan tersebut. Dari peralatan yang dari luar kelihatan mirip tanki minyak itu, dr AA Loedin dari FK Universitas Airlangga meraih gelar doktor dengan pokok pembicaraan pengobatan dengan tekanan udara tinggi. Dasar dari pengobatan dengan RC ini ialah dengan membuat si pasien berada kembali pada tekanan tinggi dari mana dia mendapatkan penyakit itu. Gejala penyakit yang dia derita bisa rupa-rupa, mulai dari pusing sampai lumpuh. Penyakit tersebut diperoleh karena keluar terlalu cepat dari bawah permukaan air. Bisa juga karena keracunan udara yang besar tekanannya. Mereka yang terlalu cepat keluar dari bawah pennukaan air, dalam darah terjadi gelembung gas yang tak sempat ke luar dari tubuh. Akibatnya jaringan tubuh yang mendapat aliran darah tadi akan terserang sakit. Bila gelembung tadi tersumbat di persendian, sendi jadi sakit. Kalau tersumbat di syaraf mata, bisa buta. Apalagi kalau mandeg di sekitar otak bisa pusing, kejang-kejang dan tak sadarkan diri. Dengan dimasukkannya si pasien ke dalam RC dan udara dipompakan ke sana, gelembung-gelembung gas dalam tubuh terbentuk lagi. Gelembung yang jadi penyakit jadi bersatu dengan gelembung baru. Lantas secara perlahan-lahan udara dalam RC itu dikeluarkan. Dengan demikian gelembung-gelembung tadi ke luar teratur dan kecil-kecil. Sampai udara sudah dikeluarkan semua diharapkan gelembung-gelembung gas tadi sudah ke luar semua. Tak sebutir pun yang tertahan lagi. Ierapa lama seseorang pasien harus dibekam dalam RC tergantung berapa berat penyakitnya. Ada yang sampai 72 jam. RC yang di RSAL tersebut bisa menampung dua orang pasien sekaligus dalam ruangan utamanya. Sebelum masuk ke ruangan utama itu ada pula ruar.an yang lebih kecil. "Ini ruangan untuk dokter dan perawat", kata Kol Dr Soesanto Mangoensadjito. RC ini bisa mendapat tekanan udara sampai 4 atmosfir atau sama dengan tekanan dalam kedalaman laut 30 meter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus