Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Memisahkan Virus Leukimia

Dr. Robert Gallo (AS) berhasil memisahkan virus leukimia, sedang dicoba membuat vaksinnya. Tim ahli dari pusat medika mount sinai (as) juga berhasil mentransplantasikan sumsum tulang. (ksh)

23 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERJUANGAN melawan leukemia, penyakit yang timbul karena sel darah putih rakus melahap sel-sel darah merah, masih dilakukan di mana-mana. Sebegitu jauh belum berhasil juga. Sehingga penyakit kanker darah ini masih tetap diidentikkan dengan kematian. Tapi Dr. Robert Gallo dari Institut Kanker Nasional pada Duke University, North Carolina, AS, baru-baru ini berhasil "menangkap" virus leukemia dengan cara memisahkan lekosit (sel darah putih) sel-T, tempat virus tersebut, untuk kemudian diisolasikan. Dengan usaha ini berarti virus leukemia itu kemudian dikembang-biakkan untuk dibuat vaksin. Tim Dr. Gallo sampai sekarang masih terus memproses pembuatan vaksin itu. Menurut Gallo virus leukemia ini tidak hinggap di sembarang orang. Penelitiannya membuktikan bahwa virus leukemia lekosit sel-T kebanyakan menghinggapi penderita leukemia berkebangsaan Jepang. Tapi tercatat pula para penderita berkebangsaan Jamaika, Panama, dan penduduk yang tinggal sepanjang Teluk Gulf, AS Tenggara, sebagai korban virus jenis ini. Masih dalam rangka memerangi leukemia, satu tim ahli dari Pusat Medika Mount Sinai di Milwaukee, AS, telah berhasil mentransplantasikan sumsum tulang yang biasanya terkenal dengan pabrik sel darah merah - melalui pemisahan yang akurat antara golongan darah donor dan si penderita. Usaha ini bahkan sekarang telah berkembang sehingga melahirkan Pusat Pendataan Transplantasi Sumsum Internasional (International Bone Marrow Transplant Registry) di tempat yang sama. Tim ahli yang beranggotakan 28 orang ahli transplantasi dan berbagai negara ini, sepanjang 1978/1980 telah menangani 172 penderita leukemia myelogenous yang sudah akut. Hasilnya tak diumumkan. Tapi satu kelompok penderita terdiri dari 156 pasien kini dalam perawatan tim itu. Setelah mendapatkan donor sumsum, 61 orang di antaranya masih hidup. Dari 95 orang yang meninggal, 72% berhasil memperpanjang hidup selama 6 bulan. Mereka meninggal karena infeksi, atau kejangkitan radang paru-paru interstitial, "suatu radang paru-paru yang masih misterius," kata Dr. Mortimer M. Bortin, pemimpin tim ahli transplantasi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus