PERJUANGAN melawan leukemia, penyakit yang timbul karena sel
darah putih rakus melahap sel-sel darah merah, masih dilakukan
di mana-mana. Sebegitu jauh belum berhasil juga. Sehingga
penyakit kanker darah ini masih tetap diidentikkan dengan
kematian.
Tapi Dr. Robert Gallo dari Institut Kanker Nasional pada Duke
University, North Carolina, AS, baru-baru ini berhasil
"menangkap" virus leukemia dengan cara memisahkan lekosit (sel
darah putih) sel-T, tempat virus tersebut, untuk kemudian
diisolasikan. Dengan usaha ini berarti virus leukemia itu
kemudian dikembang-biakkan untuk dibuat vaksin. Tim Dr. Gallo
sampai sekarang masih terus memproses pembuatan vaksin itu.
Menurut Gallo virus leukemia ini tidak hinggap di sembarang
orang. Penelitiannya membuktikan bahwa virus leukemia lekosit
sel-T kebanyakan menghinggapi penderita leukemia berkebangsaan
Jepang. Tapi tercatat pula para penderita berkebangsaan Jamaika,
Panama, dan penduduk yang tinggal sepanjang Teluk Gulf, AS
Tenggara, sebagai korban virus jenis ini.
Masih dalam rangka memerangi leukemia, satu tim ahli dari Pusat
Medika Mount Sinai di Milwaukee, AS, telah berhasil
mentransplantasikan sumsum tulang yang biasanya terkenal dengan
pabrik sel darah merah - melalui pemisahan yang akurat antara
golongan darah donor dan si penderita. Usaha ini bahkan sekarang
telah berkembang sehingga melahirkan Pusat Pendataan
Transplantasi Sumsum Internasional (International Bone Marrow
Transplant Registry) di tempat yang sama. Tim ahli yang
beranggotakan 28 orang ahli transplantasi dan berbagai negara
ini, sepanjang 1978/1980 telah menangani 172 penderita leukemia
myelogenous yang sudah akut. Hasilnya tak diumumkan.
Tapi satu kelompok penderita terdiri dari 156 pasien kini dalam
perawatan tim itu. Setelah mendapatkan donor sumsum, 61 orang di
antaranya masih hidup. Dari 95 orang yang meninggal, 72%
berhasil memperpanjang hidup selama 6 bulan. Mereka meninggal
karena infeksi, atau kejangkitan radang paru-paru interstitial,
"suatu radang paru-paru yang masih misterius," kata Dr. Mortimer
M. Bortin, pemimpin tim ahli transplantasi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini