BAGI banyak orang, komputer itu sinonim dengan IBM. "Yang ada
IBMnya?", setidaknya begitulah tanya pelayan Hotel Hilton di
Jakarta, ketika ia dimintai petunuk arah ke tempat Seminar
Datamation 1983. Tapi, seminar yang pekan lalu diselenggarakan
EDS (Electronic Data Systems Pte. Ltd.) di Executive Club hotel
itu, tak ada hubungan apa pun dengan perusahaan raksasa IBM.
EDS, perusahaan dari Singapura, hanya memasarkan sistem komputer
dari Wang, Hevlett-Packard dan Data General. "Kesempatan khusus
ini, menandakan pembukaan kantor kami di sini, bekerja sama
dengan perusahaan lokal," ujar Brandon O. Sussman, konsultan
senior di PT Edsapta Data Sistematindo, 'perusahaan lokal' itu.
Ini bukan berarti EDS merupakan agen tunggal ketiga merk
komputer itu. Perusahaan itu terutama memasarkan berbagai
"program" komputer atau yang umum disebut peranti lunak. Tapi
juga memasarkan peranti keras seperti "sistem" komputer itu
sendiri - untuk memberikan pelayanan terpadu bagi calon pembeli.
"Ini menjamin peranti lunak dan peranti keras itu saling cocok
dan memberikan hasil terbaik bagi anda," ujar Sussman
mengiklankan.
Memang titik berat materi yang dibahas dalam seminar itu yang
dibuka Ir. Wardiman Djojonegoro, Asisten I Menteri Negara
Ristek, ialah tentang aplikasi berbagai programbagi perusahaan.
"Seminar ini paling tidak dapat menuju kepada alih teknologi,"
komentar Wardiman. "Khususnya dalam kemampuan peranti lunak
itu."
Kiron Chatterjee, seorang manajer yang menggunakan jasa EDS di
Singapura, berpendapat, perusahaan sistem itu berperan sebagai
sarana dalam pengalihan teknologi komputer. Karenanya ia yakin,
pada saatnya Indonesia akan mampu mengembangkan sendiri berbagai
peranti lunak (softare) komputer. "Bahkan tidak mustahil dapat
mengekspornya," katanya.
Ini agaknya seiring dengan harapan Wardiman, satu saat Indonesia
mampu memasarkan hasil industri peranti lunak komputer ke
pasaran internasional. "Untuk kita, softare lebih
memungkinkan," katanya kepada TEMPO. "Banyak kemungkinan
pengembangannya, jadi nilai tambahnya lebih tinggi."
Itu segi idealnya. Segi praktisnya kini ditawarkan EDS dalam
bentuk program kemasan, package, siap pakai. Sebuah perusahaan
bisa langsung memanf?atkan sistem komputernya dengan suatu
program kemasan dasar. Ini bisa terdiri dari sejumlah modul
terpadu, yang masing-masing menangani satu bidang pokok dalam
manajemen perusahaan. Dengan mudah modul lain bisa dipadukan
kemudian, sesuai dengan peningkatan kebutuhan. Bahkan, "jika
tidak sesuai betul dengan kebutuhan perusahaan, program kemasan
itu bisa juga dimodifikasikan," ujar Sussman. "Tanpa biaya
tambahan."
Lalu apa saja yang bisa dikerjakan program kemasan itu? "Bagi
perusahaan kontraktor, misalnya, pembukuan merupakan satu bidang
inti," ujar John Salmon dari EDS, Singapura. Program komputer
mengelola anggaran dan biaya suatu proyek menurut jenis
pekerjaan, tahapan pekeriaan, serta sifat dan unsur. Dalam
berbagai tahapan pekerjaan, setiap jenis diuraikan lagi menjadi
unsur tenaga, peralatan, bahan, dan biaya subkontraktor.
Setiap saat seorang manajer bisa mengetahui secara terperinci
perkembangan proyek. "Apa yang sudah dicapai, berapa yang sudah
dikeluarkan, apa yang bisa diharapkan, bila, dan berapa banyak
yang sudah bisa diklaim?" ujar Salmon lagi. Ini tentu beda
sekali jika semua laporan itu dikerjakan tanpa komputer.
Keputusan seorang manajer sering sekali berdasarkan informasi
yang sudah kadaluwarsa, akibat waktu yang dibutuhkan untuk
menyusun laporan itu dengan tenaga klerek. "Sekitar 85%
pekerlaan menyusun suatu laporan, tersita untuk menuliskannya,"
ujar M.S. Manon, manajer penjualan EDS.
"Baiklah," kata seorang pengusaha yang sudah yakin. "Nanti kalau
saya dapat proyek baru, saya akan mempertimbangkan pembelian
suatu sistem komputer." Itu tidak cukup, menurut Mohan
Wijeyekoon, direktur EDS, Singapura. "Justru sistem itu harus
dibeli sebelumnya, karena sistem tersebut bisa membantu untuk
mendapatkan kontrak baru," katanya. Suatu penawaran yang
didasarkan pengolahan komputer akan punya kesan yang
meyakinkan. "Profesional," ujar Mohan. Dengan ini kontraktor
asing - yang sering mengalah kan kontraktor lokal dalam suatu
tender bisa disaingi.
Peranan EDS ialah, membantu perusahaan menembus segala
kerumitan dengan merencanakan suatu sistem komputer dan program
yang menjawab segala kebutuhan. Tidak hanya suatu sistem yang
mampu mengolah data, tapi juga kata dan citra, serta - paling
tidak punya potensi - untuk terjalin dalam suatu jaringan
terpadu.
"Jika satu orang memperoleh informasi dan yang lain tidak, sulit
juga," ujar Menon. "Mereka tidak bisa saling berinteraksi."
Memang kesempatan memperoleh informasi saat ini menjadi semakin
penting. "Kita mulai memasuki era informasi," seperti kata
Wardiman. "Sekarang kita harus siap menghadapi era baru itu,
kalau tidak, akan tetap ketinggalan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini