Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ALDO, satu setengah tahun, menikmati betul kegiatan berendam di air hangat itu. Dengan lilitan pelampung leher (floating donut), dia aktif bergerak memainkan boneka plastik. Sesekali bayi laki-laki itu diam seperti sedang relaks. Air hangat bercampur larutan cokelat memenuhi bak rendamnya yang berukuran sekitar 1 x 1,5 meter persegi.
Tuntas berendam sekitar 15 menit, prosesi selanjutnya adalah pemijatan. Sambil tetap bermain-main, tangan, kaki, dan sekujur badannya dipijat lembut oleh para terapis. Berikutnya adalah perawatan kuku jari kaki dan tangan. Olala, tak mau kalah oleh orang dewasa, Rabu sore pekan lalu itu Aldo dimanjakan dengan perawatan spa di sebuah salon spa khusus bayi di Jakarta Selatan.
Tak jauh darinya, sang bunda, Bertha, 30 tahun, menunggu dan sesekali menyuruh Aldo tak banyak gerak. Bertha sudah membayangkan hasilnya, setelah anaknya melakukan perawatan spa, ”Boboknya lebih enak dan tidak rewel,” katanya.
Aldo sudah dikenalkan dengan spa sejak berusia tiga bulan. Dia rutin menjalaninya sebulan sekali. Bertha menganggap spa penting bagi anaknya demi deteksi dini kelainan tubuh. ”Kan belum bisa ngomong kalau keseleo atau sakit,” katanya. Pijat dengan memanggil terapis ke rumah dinilai belum cukup. ”Ke spa sekalian relaksasi dan fun, itu bagus untuk perkembangan jiwanya,” kata Bertha, yang seorang psikolog. Untuk itu, dia menganggarkan Rp 50 ribu sampai Rp 1 juta sesuai dengan layanan yang diminta.
Salon spa anak langganan Aldo dan salon serupa lain umumnya dirancang agar anak nyaman. Tempatnya didesain cerah dengan dinding berhias gambar-gambar fabel yang ceria, aroma lembut segar, dan banyak mainan. Para terapis juga terlatih menangani anak dengan sabar dan lembut.
Kini, layanan spa untuk anak kian marak, terutama setahun terakhir ini, di kota-kota besar. Spa anak itu banyak tersedia di sejumlah pusat belanja. Di Dharmawangsa Square, Jakarta Selatan, misalnya, ada dua salon spa yang menyediakan layanan spa anak, yakni Mom n Jo dan SpaBaby.
Konsumennya dari bayi merah sampai usia 10 tahun. Layanan pokoknya pemijatan bayi, tapi dengan variasi layanan spa laiknya yang diperoleh orang dewasa. Dari pijat untuk anak-anak berkembang sampai perawatan wajah. Proses spa, dimulai dari berendam, pijat, merapikan rambut dan kuku (manikur-pedikur), sampai perawatan wajah. Untuk perawatan wajah, misalnya, digunakan lulur cokelat yang aman jika terjilat dan tertelan.
Berkembangnya jasa spa sejalan dengan peningkatan permintaan. Tren orang tua bekerja sehingga hanya bisa memperhatikan buah hati mereka setiap akhir pekan merupakan alasan mereka menggunakan jasa spa. Bertha mengaku hanya ”menyentuh” penuh anaknya di akhir pekan. Pada hari kerja dia baru bisa bertemu dengan Aldo di malam hari ketika si bayi sudah lelap. Selebihnya tangan baby sitter-lah yang akrab dengan Aldo. Nah, membawanya ke spa anak dianggap sebagai salah satu kompensasi dari perhatian yang kurang. ”Harus diganti dengan perhatian ekstra,” kata Bertha.
Dari catatan Mom n Jo, misalnya, setiap hari rata-rata sekitar 15 anak diterapi. ”Kalau libur, bisa dua kali lipat,” kata Endah Wulansari, Direktur Spa Mom n Jo. Untuk itu, konsumen perlu memesan jadwal sebelumnya.
Menurut Endah, umumnya si orang tua mencoba melakukan perawatan spa bagi anaknya, dan menjadi rutin setelah melihat perkembangan positif anak, seperti meningkatnya perkembangan motorik serta kekebalan tubuh anak, lancarnya pencernaan dan sirkulasi darah, serta dapat dicegahnya gangguan pernapasan. ”Yang tidak kalah penting relaksasi. Anak sekarang tingkat stresnya lebih tinggi,” Endah menjelaskan.
Pemijatan pada anak—sebagai bagian dari pokok layanan spa—sudah terbukti manfaatnya sejak dulu. Penelitian the Touch Research Institute di University of Miami School of Medicine, yang dipimpin Tiffany Field, PhD, pada 1986, menunjukkan berat badan bayi prematur naik hingga 47 persen setelah dipijat tiga kali sehari masing-masing 15 menit selama 10 hari. Stimulasi pijat merangsang saraf vagus otak, yang melepas sekresi hormon penyerap makanan, termasuk insulin. Pijat juga melepas zat yang serupa dengan serotonin, neurotransmitter untuk mengatasi rasa sakit dan menurunkan hormon stres.
”Untuk bayi, dipijat itu sama pentingnya dengan asupan vitamin dan mineral,” kata Nita Ratna Dewanti, dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Internasional Bintaro, Jakarta. Tapi semuanya harus dilakukan dengan teknik yang benar, sesuai dengan fase pertumbuhan anak. ”Fisik anak masih rapuh dan sensitivitasnya beda-beda.” Kondisi itu menuntut penanganan yang tepat.
Nita menandaskan sedikitnya ada dua hal yang benar-benar harus dicermati dalam layanan spa untuk anak, yakni teknik dan bahan yang digunakan. Soal teknik pemijatan, misalnya, jelas tidak boleh terlalu keras mengingat tulang anak yang masih lunak. Alur pemijatan juga harus mengikuti peredaran darah dan metabolisme tubuh. Seperti ”jurus” pijat I Love U, yang dilakukan dengan mengurut bagian perut mengikuti gerak usus peristaltik yang mendorong sisa makanan ke pembuangan, dengan membuat huruf I, L, lalu U. Jika terbalik, malah jadi sembelit.
Dari sisi bahan, air untuk berendam tidak boleh terlalu panas. ”Bisa membuat pembuluh darah perifer melebar sehingga mengurangi darah ke jantung,” ujar Nita. Selain itu, bahan yang dilumurkan ke tubuh anak harus sesuai dengan kondisi kulit masing-masing anak menurut sensitivitasnya.
Di luar teknik, kondisi anak juga sangat penting diperhatikan saat terapi. Sebagian orang tua masih beranggapan jika si kecil demam, perlu dibawa ke tukang pijat. Padahal pemijatan pada anak dengan kondisi seperti ini bisa membahayakan karena pijat membuat peredaran darah kencang. ”Kami batasi maksimal 37,5 derajat Celsius, anak masih boleh diterapi,” kata Endah.
Persyaratan ketat hendaknya tak dianggap main-main. Teknik pijat yang tidak memperhatikan kondisi fisik dan psikis anak bisa berakibat fatal. Soal ini, Laily Rahmawati, 35 tahun, sempat mengalami trauma. ”Penanganannya mengerikan,” katanya.
Ceritanya, dia membawa anaknya yang berusia setahun yang belum bisa berjalan ke tukang pijat khusus anak, mengikuti rekomendasi tetangganya. Dalam prosesnya, kaki si anak ditepuk-tepuk, diurut dengan tempo cepat tak beraturan, dan sesekali disembur dengan air yang sebelumnya dikumur-kumur tukang pijat. Si anak menangis, ketakutan, dan mungkin bercampur kesakitan. ”Saya ajak pulang, terus mencoba mengurut sendiri.”
Merawat sendiri memang lebih aman daripada menyerahkan nasib anak ke ahli yang tidak tepat. Perawatan ala spa anak yang dilakukan sendiri itu yang dipilih oleh Sindu Ayu, 30 tahun, sejak anaknya lahir. Dia merendam tubuh anaknya di air hangat dan rutin memijat rata-rata dua hari sekali. ”Belajar sendiri, materinya banyak di mana-mana,” katanya.
”Memang lebih intensif sebagai terapi sentuh oleh ibunya,” kata dokter Nita. Dia menyitir hasil penelitian Rene Spitz, dokter anak dan psikiater dari Amerika Serikat, bahwa bayi yang banyak memperoleh sentuhan, khususnya dari ibu, jarang mengalami simtom hospitalismus, yakni gangguan yang kerap dialami bayi yang tinggal di panti asuhan, seperti radang telinga tengah, campak, dan gangguan usus.
Harun Mahbub
Tip Spa Bayi di Rumah
Pijatan pada Bayi
Pijatan pada bayi dilakukan merata dari kepala hingga jemari kaki, dan dapat dilakukan berulang.
KEPALA RAHANG BAHU DAN LENGAN PERUT KAKI TUNGKAI DAN KAKI PUNGGUNG
Sentuh bagian jidat, pelipis, dan batok kepala, juga sepanjang alis serta garis mata, hidung, pipi, area sekitar mulut, kuping, dan daerah sekitarnya.
Pijat bagian rahang dan depan leher dengan sangat lembut, gosok lembut bagian leher perlahan hingga ke bahu, dan menggunakan kedua tangan di pundak, gosok bagian leher ke bahu, arah ke dada.
Lingkarkan dua jari Anda berbentuk cincin pada lengan bayi. Mulai menggosok di ketiak menurun ke lengan. Hati-hati pada bagian pundak, karena itu titik sensitif. Juga gosok perlahan di bagian pergelangan tangan.
Pijat bidang perut dengan gerakan melingkar (daerah kemaluan jangan dipijat). Mulailah dari atas perut, lalu pijat searah jarum jam, mengarah ke bagian bawah tulang iga.
Gosok perlahan kedua kaki dengan bidang telapak tangan, tekan perlahan di bagian paha. Buat peregangan lembut pada kaki, lutut, dan paha.
Pijatan pada telapak kaki sangat membuat rileks bayi. Pijat perlahan masing-masing jari dan telapak kaki, serta lakukan gerakan melingkar pada tungkai.
Tengkurapkan bayi. Buat gerakan lembut, satu arah, dari kepala, leher, hingga kaki. Pijat di bagian pundak dan punggung dengan gerakan melingkar jemari Anda. Jangan pijat bagian tulang belakang, hanya letakkan dengan lembut tangan Anda di bagian itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo