Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mencari bentuk di Ujungpandang

Peranan dokter keluarga dijadikan tema utama musyawarah kerja idi di ujung pandang. tujuannya mencari jalan meningkatkan mutu profesi dokter umum. tak ada penyelesaian, banyak peserta salah tafsir.(ksh)

17 November 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERANAN dokter keluarga dalam sisrem pelayanan kesehatan kita telah dijadikan tema utama Musyawarah Kerja IDI minggu lalu di Ujungpandang. Jumat pagi, 2 Novembr yang lalu, sebanyak 200 dokter dari berbagai daerah berkumpul di Gedung IMMIM untuk mengikuti ceramah tentang dokter keluarga. Pembicara pertama seorang dokter dari Pertamina menceritakan tentang dokter keluarga di Amerika Serikat, dari definisinya sampai ke pendidikannya. Pembicara kedua Dr. Kossow, yang datang dari Hartman Bund Jerman, bercerita tentang dokter keluarga di Jerman, dan diakhiri dengan pembahasan dr Abdullah Cholil dari IDI tentang konsep kedudukan dokter keluarga dalam IDI. Bagi mereha yang mengamati perkembangan organisasi IDI, serta mengetahui bahwa istilah dokter keluarga (family physician atau farnily practitioner) adalah nama baru bagi general practitioner (dokter umum), melihat niat baik dari PB IDI. Yaitu mencari jalan untuk meningkatkan mutu profesi dokter umum yang telah lepas dari pembinaan fakultas kedokteran. Di negara-negara lain, pembinaan profesi bagi dokter umum secara berkelanjutan ini memang dilakukan oleh organisasi yang biasanya disebut Academy atau College of Genel Practitioner atau Family Physician. Di Indonesia usaha semacam itu nampaknya masih mengalami hambatan. Bila dilihat bahwa para dokter spesialis sudah mempunyai organisasi yang membina profesi mereka, memang dokter umum di Indonesia boleh dikatakan tertinggal. Mereka dibiarkan mencari sendiri-sendiri, atau- tertinggal sama sekali oleh kemajuan ilmu kedokteran karena terutama merekalah yang bertugas di tempat yang jauh dari kepustakaan atau lembaga pendidikan. "Memang sangat ironis bila IDI yang sebagian besar anggotanya terdiri dari dokter umum sampai tidak sempat memikirkan pembinaan mereka," kata Ketua IDI Cabang Jakarta dr Kartono Muhamad. Cerita Amerika & Jerman Soalnya banyak peserta yang ternyata salah tafsir terhadap niat baik ini, tertama dari para dokter umum sendiri. Seorang utusan dari Karawang misalnya menyatakan, "buat apa IDI memikirkan soal dokter keluarga, sementara banyak program lain yang belum diselesaikan." Jelas ia belum dapat membedakan bahwa dokter keluarga itu adalah dokter umum uga, yang pembinaannya m-mang sudah diamanatkan oleh Muktamar Bali tahun lalu. Salah tafsir terjadi karena penceramah hanya bercerita tntang Amerika dan Jerman, di mana dokter keluarga 5-1 dah diakui sebagai cabang spesialisai tersendiri dan memerlukan tambahan endidikan. Di Amerika memang sudah menjadi kebiasaan dokter untuk langsung masuk spesialisasi begitu lulus dari pendidikan. Juga kemajuan ilmu kedokteran yang pesat serta tuntutan masyarakatnya ikut mendorong dokter keluarga sebagai cabang spesialisasi tersendiri. Tapi di Filipina, Malaysia dan Singapura misalnya, perhimpunan dokter keluarga hanyalah bersifat membina profesi dokter umum yang bekerja di pelosok-pelosok, agar tidak ketinggalan zaman. Pembinaan di Filipina, misalnya, selain penambahan pengetahuan, juga diikuti ujian-ujian tanpa mengubah status mereka sebagai dokter umum. Sebenarnya salah tafsir di Ujungpandang itu bukan semata-mata karena peserta yang masih awam dalam istilah itu, tapi yang juga dipertanyakan oleh salah seorang utusan adalah, mengapa PB IDI tidak sejak semula berterus terang tentang niat ini. Kurang persiapan, ataukah mengkamuflir karena ada hambatan lain yang menghalanginya untuk berterus terang? Demikianlah akhirnya tema utama itu tidak mendapat penyelesaian lebih lanjut kecuali usul agar diadakan seminar yang lebih terarah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus