Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pesta di sana, skors di sini

Pesta olah raga antar univ negara asia di kuala lumpur berbuntut: 6 mahasiswa ui di skors. 2 delegasi mahasiswa, menemui menteri p & k & ketua dpr. di salemba, gambar daoed joesoef dibakar mahasiswa.(pdk)

17 November 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MESKIPUN di Jakarta hujan sudah mulai turun, Lapangan Kampus UI Rawanangun 10 November yang lalu tidak nampak hijau, tapi kuning. Sekitar 1.500 mahasiswa UI dengan jaket kuning, siang hari itu memenuhi lapangan mengadakan upacara peringatan Hari Pahlawan. Bukan upacara biasa. Terlihat juga sebuah patung tinggi 2,5 meter dan dua lukisan besar -- ketiga karya senirupa itu dimaksudkan menggambarIan Menteri P&K Daoed Joesoef. Sekitar pukul 12.30 mereka menyanyikan mars UI. Dan seperti sudah melembaga, dibacakan pula puisi. Waktu itulah sejumlah petugas keamanan dari Kodim 0505 Jakarta Timur dan dari Kepolisian datang. Agak tegang juga. Ternyata mereka hanya menghendaki agar patung tetap diperlakukan baik-baik. Artinya, tak usah dibakar seperti direncanakan semula. Mahasiswa setuju. Dan acara pun boleh diteruskan. Pukul 15.00 acara usai. Tak ada insiden, alhamdulillah. Mereka menyatakan solidaritas terhadap 6 rekannya yang diskors Rektor UI Prof. Dr. Mahar Mardjono. Skors itu selama setahun terhitung sejak 8 November yang lalu. Ini semua gara-gara Triennial Intervarsity Games (TIG) di Kualalumpur, Malaysia, 20 - 30 oktober lalu. Pesta olahraga mahasiswa antar 4 universitas ini (Hongkong, Malaysia, Singapura dan Indonesia) semula diadakan dua kali setahun dan disebut BIG (Biennial Intervarsity Games). Tahun 1976 diadakan di Jakarta. Sesudah itu BIG dirubah jadi TIG, dan 3 tahun kemudian diadakan di Kualalumpur ini. Menurut anggaran dasar pesta olahraga antar universitas ini, pesertanya ialah Sports Organisation/Student's Union of the Universities within South [ast Asia (pasal III, ayat 2). Ini yang menimbulkan kericuhan. Istilah Student's Organization, seperti yang lalu-lalu, diterjemahkan sebagai "Dewan Mahasiswa". Pesta tahun-tahun sebelumnya tak menimbulkan kerepotan apa pun. Kali ini, tentu saja UI repot siapa yag berhak mewakili UI di TIG ini. Berdasar Ketentuan Rektor UI, 11 Mei 1979, Ikatan Keluarga Mahasiswa UI (IKMUI, Dewan Mahasiswa UI (DM UI) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa UI (MPMUI) tiada lagi. Kata Dadang Hawari, Pembantu Rektor III UI kepada TEMPO "Karena DMUI tak ada lagi, pihak panitia TIG mengundang UI, maka universitas yang mengirimkan kontingen." Sementara secara de facto sebenarnya IKMUI/DMUI tetap ada. Buktinya, sehari sebelum Kontingen UI tiba di Kualalumpur, seorang utusan IKMUI/DMUI, Nudirman Munir, mahasiswa Fak. Hukum UI, telah tiba di Kualalumpur untuk menyampaikan surat pernyataan kepada panitia TIG. Isinya antara lain: "Dewan Mahasiswa UI tidak bisa mengambil bagian dalam TIG di Kualalumpur, Oktober 1979 ini," dan "Peserta lain dari Indonesia, bukan atas persetujuan kami dan tidak mewakili DMUI." Selesai pesta, kontingen pulang. Muncul keresahan di UI. Diperkirakan dua mahasiswa yang atas nama IKMUI membawa pernyataan ke Kualalumpur -- Nudirman Munir yang telah disebut dan Djodi Wuryantoro, mahasiswa Fak. Psikologi UI -- akan diskors. Skors kemudian memang turun tertanggal 7 November. Tak hanya untuk 2 orang, tapi enam. Selain kedua mahasiswa yang ke Kualalumpur tersebut, tiga yang lain adalah penandatangan surat pernyataan kepada TIG atas nama DMUI/IKMUI, satu lagi seorang mahasiswa yang sedianya juga dikirim ke Kualalumpur, tapi tak jadi berangkat berhubung tiada biaya. Dan tiga belas mahasiswa yang lain, yang ikut menandatangani surat pernyataan atas nama senat masing-masing fakultas di Ul, mendapat peringatan keras. Prof. Mahar Mardjono hanya mengatakan "Urusan skorsing adalah urusan saya, saya rektor," ketika diminta komentarnya atas kasus ini. Hari Minggu van lalu, 7 mahasiswa dipimpin Ghazi Yoesoef menghadap Mahar di rumahnya. Mahar menerima mereka didampingi Purek I dan Purek II UI. Agaknya pembicaraan pagi itu belum selesai, dan Mahar berjanji Senin keesokan harinya melanjutkan pembicaraan tersebut. Senin pagi pertemuan jadi berlangsung. Rupanya tak diperoleh penyelesaian di situ. "Bukan di rektor, tapi di instansi yang lebih tinggi masalahnya," kata Lukman Hakim kepada TEMPO. Maka dua delegasi dibentuk satu dikirim ke Dep. P&K, satu lagi ke DPR Pusat. Arief Rahman Hakim Di Dep. P&K, menteri Daoed Joesoef tak bersedia menerima mereka. Lewat Humas Dep. P&K, Daoed kepada pers menjelaskan penolakannya: mereka tak lewat prosedur. Seharusnya ada surat dari rektor dan diketahui pula oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. Dijelaskan pula, Menteri P&K mendukung tindakan penskorsan beberapa mahasiswa UI oleh sektor, karena mereka ternyata menyalahi peraturan yang berlaku di UI. Di DPR delegasi mahasiswa UI diterima Wk. Ketua DPR Kartidjo dan Mashuri, juga Wk. Ketua Komisi IV Abdul Firman. Kecuali menyatakan keresahan di kampus UI karena ada skors mahasiswa akibat Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK), disampaikan pula undangan agar DPR meninjau suasana kampus UI. Sepulang kedua delegasi ke kampus UI Salemba, ada sedikit upacara laporan kedua delegasi dan pembakaran gambar Menteri P&K. Sementara pintu gerbang kampus digembok sejak pagi oleh mahasiswa. Pintu masuk yang tetap dibuka pintu masuk samping, sebelah utara Masjid Arif Rahman Hakim. Sejak pagi pula petugas keamanan -- sejumlah 2 peleton dari Kores 71 Jakarta Pusat -- berjaga jaga di depan kampus UI Salemba, tapi hanya di luar saja. Sampai kapan aksi mereka ini? Tak elas. Tapi poster-poster lebih menuntut dibubarkannya BKK (Badan Koordinasi Kemahasiswaan) --lembaga kemahasiswaan yang sah berdasar NKK.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus