Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mencegah Dengan Film

Persatuan Pemberantasan Penyakit Tuberkulosa (PPTI) membuat film sebagai alat penerangan dalam upayanya memberantas TBC, obat baru, Rifampicin, dicoba di beberapa pihak pilot proyek puskesmas. (ksh)

28 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG lelaki setengah baya duduk di atas bale-bale reot. Tubuhnya yang kurus itu terguncang-guncang oleh batuk yang beruntun hebat. Diludahkannya dahak bercampur darah. Di sebelahnya duduk isteri dan ketiga anaknya yang masih kecil. Di atas satu-satunya kursi yang ada di ruangan yang pengab itu duduk ketua RT. "Kemungkinan besar bapak menderita penyakit TBC," ucap seorang petugas PPTI (Persatuan Pemberantas Penyakit Tuberkulosa) yang berjalan mondar-mandir di situ. Petugas itu segera membuka jendela yang selama ini ditutup supaya, kata mereka, menghindari masuknya setan dan guna-guna yang membawa penyakit. Adegan di atas tampak dalam film TBC dapat dicegah dan disembuhkan. Film yang waktu putarnya 30 menit itu merupakan hasil kerja-sama antara PPTI dan 3 perusahaan obat. Kopi film tersebut akan dikirim ke berbagai propinsi yang melaksanakan program pemberantasan penyakit Tuberkulosa secara luas. Yang berukuran 16mm akan diputar di Puskesmas dan yang 35 mm di gedung bioskop. PPTI merupakan badan swasta pertama di Indonesia yang menggunakan film sebagai sarana penerangan kesehatan. Diharapkan dengan film ini masyarakat "mau memeriksa diri ke Puskesmas bila ada tanda-tanda penyakit ini," tutur dr A.S. Gunardi, wakil ketua PPTI. Rombongan reog BKAK main dalam film ini yang menelan biaya Rp 22 juta. Secara keseluruhan cukup baik. Sayang cara penularan penyakit tidak digambarkan secara visuil, tapi hanya dengan ucapan orang dan gambaran kuman TBC saja. Ada 770 Puskesmas Kecamatan di seluruh Indonesia yang melaksanakan program pengobatan penyakit Tuberkulosa secara cuma-cuma. Puskesmas lain masih memungut biaya, Rp 150 untuk setiap kali kunjungan, lengkap dengan suntik dan obat-obatan. Keseimbangan Tubuh Tuberkulosa dapat dicegah dan disembuhkan. Jika berobat secara tekun, rajin dan teratur, kesembuhan 100% dapat dicapai. Dari suatu survei di daerah Malang oleh WHO tahun 1962-1965, diketahui 3-6 di antara 1000 penduduk Indonesia menderita TBC. Di antara anak-anak 10-14 tahun, ternyata 40% ketularan penyakit tersebut. Survei yang sama pada daerah yang sama dilakukan 15 tahun kemudian. Ternyata angka tersebut turun 11%. Di daerah Tangerang, ketika survei diulang 9 tahun kemudian, angkanya turun 7%. Pengobatannya dengan suntikan Streptomycine, tablet INH dan vitamin B6 membutuhkan waktu cukup lama, kira-kira setahun dengan jumlah kunjungan 122 kali. Streptomycine mempunyai efek sampingan yang cukup serius. "Obat ini termasuk golongan ototoxic, merupakan racun bagi alat pendengaran dan keseimbangan tubuh," tutur dr Hendarto Hendarmin, spesialis THT di Jakarta. Dokter ini menjelaskan bahwa penderita yang terganggu pendengarannya akibat obat ini jumlahnya cukup besar. Namun tidak semua orang menderita efek yang sama. Pemerintah akan mulai menggunakan paduan ohat-obatan yang diminum. Jadi tanpa suntikan. Keuntungannya selain tidak usah disuntik, waktu pengobatannya pun lebih pendek. Sekitar 3-6 bulan saja. Obat baru itu, Rifampicin, akan dicoba di pilot proyek pada 1-2 Puskesmas di masing-masing propinsi Jatim, Jateng, Jabar, Bali, Kalbar dan Sumbar. Walaupun ada kelebihannya, penggunaan Rifampicin bukan tidak ada bahayanya. Cara pemakaiannya yang tidak tepat dapat mengakibatkan kuman TBC kebal terhadap obat ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus