Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cara membersihkan area intim setelah buang air besar berbeda-beda di seluruh dunia. Di beberapa negara, orang lebih suka menggunakan tisu toilet sebagai alat pembersih. Sedangkan di negara lain, penggunaan air dan sabun adalah metode yang umum digunakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Journal of Clinical Gastroenterology and Hepatology Research, air dianggap lebih higienis karena kotoran dicuci bersih dan tidak meninggalkan bau di pakaian dalam. Air memiliki kemampuan untuk membersihkan partikel kotoran. Selain itu, hanya ada sedikit gesekan pada kulit apabila menggunakan air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu, dilansir dari Cleaners Talk, orang Amerika menggunakan tisu toilet sebagai pengganti air karena budaya. Tisu toilet selalu dianggap sebagai pilihan untuk membersihkan diri sendiri. Beberapa orang mungkin lebih memilih tisu toilet karena menganggapnya lebih higienis.
Mereka percaya bahwa tisu sekali pakai dapat membantu mencegah penyebaran kuman dan bakteri yang mungkin terjadi dengan menggunakan air yang sama pada semua pengguna. Namun, penting untuk diingat bahwa penggunaan air dengan fitur sanitasi yang tepat juga dapat memberikan tingkat kebersihan yang sama, bahkan lebih baik daripada tisu.
Mengutip Verywell Health, membersihkan kotoran dengan tisu toilet masih meninggalkan bekas kotoran di tubuh seseorang. Beberapa kondisi seperti wasir atau infeksi bisa terjadi karena penggunaan tisu toilet yang tidak tepat.
Dikutip dari CNN, orang Amerika juga khawatir bahwa penggunaan air dalam jumlah besar dapat mengakibatkan pemborosan air dan menimbulkan masalah lingkungan, terutama di daerah yang mengalami krisis air. Karena itu, tisu sekali pakai bisa dianggap sebagai pilihan yang lebih ramah lingkungan, terutama jika dibuat dari bahan daur ulang.
Pilihan Editor: Tisu Toilet Termahal Dunia Asal Jepang