Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Semakin banyak ibu yang mengandung di atas usia 35 tahun.
Kehamilan di atas usia 40 tahun memiliki sederet risiko, termasuk anak dengan sindrom Down.
Efek positifnya juga banyak, termasuk kematangan mental orang tua, yang berdampak pada pertumbuhan anak.
JAKARTA – Ini merupakan kabar baik bagi penggemar drama Korea: Son Ye-jin hamil. Aktris yang mendunia lewat drama Crash Landing on You itu mengandung anak dari Hyun Bin—lawan mainnya di drama serial yang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kehamilan ini merupakan yang pertama bagi Ye-jin. Usianya yang sudah genap 40 tahun tergolong tidak ideal untuk mengandung. Di Tanah Air, Paramitha Rusady, misalnya, pernah keguguran saat hamil di usia 38 tahun. Namun aktris kelahiran Makassar pada Agustus 1966 itu berhasil melahirkan anak pertamanya di usia 41 tahun setelah melewati fase kritis akibat perdarahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dinda Derdameisya, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, mengatakan batasan maksimal usia kehamilan bervariasi. Orang yang tinggal di kota memiliki batasan yang cenderung lebih longgar ketimbang di desa. Di desa, kebanyakan perempuan hamil di awal usia 20-an, tak lama setelah lulus SMA dan menikah. Sebaliknya, dia melanjutkan, semakin banyak perempuan di kota-kota besar Indonesia yang mengandung anak pertama setelah berulang tahun ke-35. "Mungkin karena mereka menstabilkan karier dulu," kata dia.
Ilustrasi bayi yang baru lahir. Shutterstock
Dinda mengatakan kehamilan di usia 40 tahun ke atas memiliki sejumlah risiko, baik bagi ibu maupun bayi. Salah satu faktor penyebabnya adalah defisiensi sel telur. Ovum, yang ada sejak dalam kandungan, terus berkurang setiap menstruasi dan minim regenerasi. “Jika sel telur baru berhasil dibuahi di usia 40 tahun, berarti ini merupakan sel telur yang sudah lama,” kata dia. Menurut dia, ovum tersebut bisa jadi kualitasnya rendah.
Dampaknya, Dinda melanjutkan, adalah peningkatan risiko kelainan kromosom. Kromosom merupakan molekul penyimpan materi genetik, dari tinggi badan sampai warna mata. Kelainan kromosom dapat menyebabkan anak menderita sindrom Down atau kelainan genetik yang menyulut keterlambatan perkembangan fisik dan mental, serta keguguran.
Risiko lain yang mengancam ibu hamil di atas usia 40 tahun adalah preeklamsia atau komplikasi kehamilan akibat peningkatan tekanan darah, serta diabetes melitus. "Kondisi fisik ibu juga tidak sebugar ibu di bawah usia 30 tahun," ujar Dinda.
INFO KESEHATAN 4.1.1-Plus-Minus Kehamilan 40+
Meski demikian, dokter lulusan Universitas Indonesia ini menyatakan hamil di usia 40 tahun ke atas tetap aman. Risiko-risiko tersebut dapat diminimalkan dengan observasi kehamilan yang intensif. “Dengan kontrol rutin, kalau terdeteksi kelainan, bisa langsung ditanggapi agar tidak terjadi komplikasi,” dia menjelaskan. Dinda juga menyarankan agar ibu yang hamil di atas usia 35 tahun lebih ketat menjaga asupan nutrisi dan mengkonsumsi suplemen.
Di balik semua risiko tersebut, terdapat banyak keuntungan ibu hamil di atas usia 40 tahun. Pertama, ibu lebih matang dan siap secara mental menghadapi kehamilan. “Karena dia sudah puas berkarier, puas mengejar pendidikan,” kata Dinda. Dia menampik anggapan hubungan ibu dan anak bakal renggang akibat jauhnya perbedaan usia. Sebaliknya, kesiapan mental ibu untuk membesarkan buah hari justru cenderung menciptakan hubungan ibu-anak yang jauh lebih berkualitas ketimbang ibu yang hamil di usia muda.
ANGGI ROPININTA (MAGANG)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo