Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Kolera, Penyakit Kuno yang Masih Menjadi Ancaman Mematikan

Di zaman modern ini, kolera masih menjadi masalah di negara-negara terbelakang dan miskin. Pahami penyebab, pencegahan, dan pengoatan.

17 Februari 2025 | 12.08 WIB

Bakteri kolera. Foto : Harvard Medical School
Perbesar
Bakteri kolera. Foto : Harvard Medical School

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Mendengar kata kolera yang terbayang adalah penyakit yang terkesan kuno dan hanya ada di zaman dulu. Penyakit ini membunuh begitu banyak orang pada tahun 400 SM dan kembali menjadi sorotan saat menjadi pandemi di Amerika Serikat pada 1829. Kemudian muncul sejumlah wabah kolera yang membunuh ribuan orang, termasuk presiden AS ke -11 dan ke-12, James K. Polk dan Zachary Taylor. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Di zaman modern ini, kolera masih menjadi masalah di negara-negara terbelakang dan miskin, seperti yang baru saja terjadi wabah di Sudan Selatan. "Terutama di bagian dunia dengan infrastruktur dan kebersihan buruk, akses kesehatan terbatas, juga ada konflik internal," tutur Direktur Harvard Global Health Institute di Universitas Harvard, Louise Ivers. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Di negara-negara seperti itu, kolera dialami 1-4 juta orang setiap tahun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menyebabkan 21.000-143.000 kematian setiap tahun. Berikut penjelasan soal kolera, penyebab, pencegahan, dan pengobatan.

Apa itu kolera?

Kolera adalah infeksi bakteri di usus yang menyebabkan diare parah dan dehidrasi yang cepat yang bisa mengancam nyawa jika tidak diobati, kata Dr. Jason Nagata, dokter anak di UCSF Benioff Children’s Hospital di San Francisco. Gejala lain yang muncul termasuk mentah, rasa haus parah, lesu, kram otot, pusing, dan dehidrasi parah yang bisa menyebabkan kematian dalam beberapa jam tanpa pengobatan yang layak.

Tanpa pengobatan, riset menunjukkan kolera bisa menjadi kasus fatal sebesar 30-50 persen. "Orang muda yang sehat sempurna dan masih bekerja di ladang di pagi hari bisa meninggal dunia di sore hari," kata David Sack, pengajar di departemen kesehatan internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat John Hopkins, kepada USA Today 16 Februari 2025.

Penderita bisa kehilangan banyak cairan dan nutrisi lewat diare dan muntah yang membuat mereka dehidrasi parah dan mengalami gagal organ karena sistem tubuh yang mengalami syok.

Penyebab

Kolera disebabkan bakteri Vibrio Cholerae. yang terdapat di air dan makanan yang terkontaminasi, yang kemudian memproduksi toksin di usus kecil dan menyebabkan diare parah dan kehilangan cairan dengan cepat. Sumber bakteri lain adalah kerang mentah serta memasak makanan dengan air yang terkontaminasi. Kondisi ini lebih umum terjadi di negara miskin yang kurang akses untuk air bersih.

Pencegahan dan pengobatan

Cara terbaik mencegah kolera tentu saja dengan mengonsumsi air bersih dan makanan yang disiapkan dengan air yang juga bersih. "Dianjurkan juga untuk menghindari makan makanan mentah atau makanan laut yang kurang matang, diikuti dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik. Vaksin kolera juga tersedia buat yang akan bepergian ke daerah-daerah endemi kolera," jelas Nagata.

Sementara untuk mengatasi penyakit ini bisa dengan minum banyak cairan atau dengan bantuan infus. "Karena masalah utamanya adalah dehidrasi maka mengatasinya dengan rehidrasi," ujar Sack.

Pengobatan lain adalah antibiotik untuk membunuh bakteri dan emngurangi penularan penyakit ke depannya. Masalahnya, kebanyakan penderita berada di daerah dengan akses air bersih dan layanan kesehatan yang kurang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus