Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat pada Sabtu 6 Februari 2021 karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya. Apakah vertigo bisa jadi penyebab kematian mendadak?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dekan FKUI, Ari Fahrial Syam, orang awam sering menyebut vertigo sebagai pusing tujuh keliling. Menurutnya, hampir semua orang pernah mengalami vertigo karena bisa terjadi atau muncul dengan berbagai sebab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Vertigo bisa ringan sampai berat. Vertigo ringan bisa pada perubahan posisi tertentu, misalnya saat menunduk atau sujud terlalu lama dan ketika bangun bisa jadi penyebab vertigo. Pada saat kurang tidur dan juga waktu tekanan darah rendah akan timbul pusing melayang.
Selain itu, ketika otak kekurangan darah dalam waktu singkat, misalnya karena masalah jantung, antara lain karena serangan jantung, gangguan irama jantung yang mendadak, terjadi vertigo.
"Dehidrasi, kurang minum bisa terjadi pada pagi hari, apalagi jika menggunakan AC dan tubuh terpapar langsung dengan suhu dingin, yang akan menyebabkan terjadinya dehidrasi di pagi hari," ujarnya.
Oleh karena itu selalu dianjurkan di pagi hari bangun secara perlahan dan segera minum 1-2 gelas air putih untuk rehidrasi tubuh. Kadar gula darah yang rendah atau hipoglikemia bisa menyebabkan timbulnya vertigo karena kesibukan bisa lupa makan dan minum, bisa menyebabkan terjadinya vertigo. Secara umum, vertigo bukan diagnosis penyakit tetapi gejala dari suatu penyakit.
Vertigo sebagai satu diagnosis yang tertulis pada klasifikasi internasional penyakit (ICD-10) adalah benign paroxysmal positional vertigo (BPPV). Pasien dengan BPPV mempunyai gejala utama vertigo.
Vertigo terjadi saat pasien berguling atau bangun tiba-tiba dan biasanya vertigo yang muncul juga disertai mual. Penyakit BPPV ini terjadi karena ada masalah di telinga.
Pasien-pasien ini biasanya mengalami vertigo secara kronis dan perlu dikonsultasikan ke dokter THT untuk evaluasi lebih lanjut. Berbagai penyakit lain yang bisa menyebabkan terjadinya vertigo antara lain gangguan pada otak.
Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya antidepresi, obat penenang, atau obat tidur bisa menyebabkan terjadinya vertigo. Pasien kadangkala mengeluh seperti melayang saat mengonsumi obat tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh masyarakat seputar vertigo, dan pasien harus segera berobat ke dokter apabila vertigo disertai dengan nyeri dada, sesak napas, sakit kepala hebat, mual muntah, denyut jantung cepat, bicara menjadi tidak jelas, bahkan sampai kejang-kejang. Pasien tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit karena bisa saja yang muncul adalah gejala serangan jantung atau stroke yang bisa berujung kematian pada pasien yang menderita vertigo mendadak.
Pasien dapat mengatasi vertigo dengan duduk diam saat gejala kambuh. Beberapa jenis obat juga bisa digunakan untuk meredakan gejala, namun harus dengan resep dokter. Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien dapat berbeda-beda, tergantung penyebab yang mendasarinya.
Vertigo bisa dicegah dengan beberapa cara, antara lain:
-Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi.
-Duduk diam sejenak saat bangun tidur.
-Gerakkan kepala secara perlahan.
-Hindari posisi membungkuk agar vertigo tidak kambuh.
Vertigo ringan dapat diatasi secara mandiri. Namun, kasus vertigo berulang atau cukup berat membutuhkan konsumsi obat, terapi, hingga operasi, yang mungkin membutuhkan biaya pengobatan cukup besar. Oleh karena itu, coba pertimbangkan untuk memiliki asuransi kesehatan mulai sekarang sehingga tidak perlu repot memikirkan biaya pengobatan di kemudian hari.