Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika mata terasa perih ketika melihat cahaya terlalu terang atau silau, bisa jadi gejala fotofobia (photofobia). Walaupun kondisi itu dinamai fotofobia, namun bukan berarti fobia yang tergolong takut atau cemas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fotofobia dianggap sebagai kelainan kepekaan mata terhadap cahaya. Tapi, kecenderungan sensitivitas itu berbeda, salah satunya kecerahan cahaya yang menimbulkan rasa tidak nyaman, walaupun tak menyakitkan, dikutip dari National Center for Biotechnology Information. Fotofobia bukan penyakit, tapi gejala tertentu yang menandakan masalah kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fotofobia akibat kondisi medis seperti radang otak, gejalanya seperti sakit kepala, demam, kebingungan. Sedangkan kondisi fotofobia seperti meningitis, menunjukan gejala demam dan menggigil, sakit kepala, leher kaku, mual dan muntah.
Adapun fotofobia tersebab perdarahan subarachnoid memunculkan gejala seperti sakit kepala mendadak di bagian belakang. Kondisi lainnya juga mudah marah, kebingungan, kesadaran berkurang, mati rasa di beberapa bagian, seperti dikutip dari Healthline. Cara mengatasi fotofobia perlu sistemis merujuk riwayat kesehatan masing-masing. Sebab, menghilangkan masalah fotofobia, hal terutama mengobati kondisi medis penyebabnya.
Mengutip WebMD, ada beberapa gejala umum fotofobia, yaitu:
- Mata kering
- Peradangan lapisan mata (uveitis)
- Peradangan kornea (keratitis)
- Peradangan di sekitar pupil
- Penglihatan kabur seperti berkabut
- Mata merah akibat peradangan selaput permukaan bola mata (konjungtivis)
TIKA AYU