Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengganyang patek di serang

Penyakit frambusia menyerang enam kecamatan kabupaten serang. penyebabnya adalah kemiskinan dan buruknya pemeliharaan kesehatan. penyakit ini dapat menimbulkan cacat badan.

4 Februari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERANG patek masih berlangsung di enam kecamatan, Kabupaten Serang. Sudah sebulan lebih, petugas kesehatan berusaha membendung perambatan penyakit patek, yang muncul tiba-tiba. Angka penderita frambusia menanjak terus sejak akhir tahun lalu. Patek atau frambusia, menurut dr. Yayat, Wakil Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Jawa Barat, selama ini sudah sangat menurun insidensinya. "Di RS Hasan Sadikin saja, penyakit yang sejajar dengan kemiskinan ini, sudah hampir tidak ditemukan lagi," kata Yayat. Hanya beberapa daerah tercatat sebagai daerah endemis kadang-kadang muncul, tapi tidak sampai meledak. Kawasan endemis itu adalah, beberapa daerah di Sumetera Utara, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat. Jawa Barat sebenarnya tidak termasuk, walau tergolong daerah yang masih harus diamati. "Di tahun 1986, penyakit ini pernah muncul di Kabupaten Serang, tapi penderitanya cuma dua orang," kata dr. Haris Halim, Dokter Kabupaten (Dokabu) Kabupaten Serang. Karena itu, ketika Agustus lalu seorang dokter Puskesmas dari Kecamatan Carenang melaporkan ada infeksi yang tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik, Halim tak begitu peduli. Namun laporan demi laporan masuk, dan Halim akhirnya kaget ketika melihat tanda-tanda munculnya gejala frambusia. Awal Desember lalu, petugas kesehatan mulai menjelajahi seluruh kabupaten Serang yang berpenduduk sekitar 11 juta. Hasilnya: enam kecamatan -- dengan total penduduk sekitar 250.000 jiwa -- terserang frambusia. Penderita yang sudah terjaring berjumlah 437 orang. Kecamatan Carenang yang berpenduduk 43.363 jiwa, salah satu dari enam kecamatan yang terserang, dinyatakan sebagai daerah epidemi. Ada 248 orang dari semua golongan usia, terserang patek yang parah. "Frambusia bukan penyakit yang mematikan," kata dr. Tony Syafei Djayakusuma, kepala bagian penyakit kulit dan kelamin RS Hasan Sadikin, Bandung. "Tapi bukannya tidak berbahaya." Serangan frambusia pada tahap awal, menurut Tony, berupa borok di sekujur tubuh. Mirip dengan penyakit kotor syphilis. "Kuman penyebabnya, Treponema Prestenue tergolong bersaudara dengan penyebab syphilis yaitu Treponema Palidium," kata Tony lagi. Bila frambusia tak segera ditangani, kuman akan menyerang ke dalam dan merusak jaringan tubuh. Kalau toh bisa disembuhkan pada tingkat lanjut ini, akan meninggalkan berbagai cacat badan. Yang paling parah bila susunan saraf terkena. Bagian-bagian tubuh tertentu bisa mati rasa. "Bisa juga menyerang tulang," kata Tony. "Akibatnya tubuh bisa bengkok-bengkok." Menurut Tony, penyebab utama penyakit ini, adalah lingkungan yang tidak bersih. Desa Beberen, salah satu dari 17 desa Kecamatan Carenang, di mana hampir semua penduduknya terkena patek, memang jorok luar biasa. Sanitasi di desa itu sangat buruk. Riza Sofyat dari TEMPO mclaporkan, penduduk mandi di tanggul irigasi yang separuh macet. Air yang mengalir dari saluran irigasi yang kotor dan berbau itu, dimanfaatkan pula sebagai sumber air bersih penduduk. "Cuma sekali tahun 85, Desa Beberan dapat bantuan 6 pompa air dragon," ujar Abdull Latif, kepala desa Beberan. "api cuma setahun, pompa-pompa itu rusak." Latif mengakui, desa yang sudah 10 tahun dipimpinnya, termasuk miskin. Penghasilan penduduk dari bertani rata-rata cuma Rp 15.000 sebulan. "Saya akan memberikan perhatian khusus pada kesehatan dan kebersihan pada program mendatang, Februari nanti," kata H.M.A. Sampurna, Bupati Serang yang baru saja diangkat. Sejauh ini, ke daerah epidemi sudah dikirimkan 300 plaghon penisilin olie -- satu plaghon sama dengan 10 cc -- obat suntik untuk mengatasi patek. Selain menyebar petugas untuk penyuluhan, Sampurna berjanji akan mensubsidi pembangunan sarana air bersih dan sanitasi di enam kecamatan yang terserang patek "Penyakit frambusia itu akan saya perangi sampai ke pelosok-pelosok," katanya. JS (Jakarta) Riza Sofyat (Bandung).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum